🌿55. END

10.9K 201 11
                                    

"Sayang, bangun," panggil Dante dengan pelan.

Ivona membuka matanya perlahan, ia melirik Dante sekilas sebelum pandangannya jatuh pada tempat asing yang kini didatanginya. Namun, ia tetap menutup mulutnya walau rasa penasarannya tinggi, dia akan menunggu penjelasan dari Dante saja.

Ivona hanya diam saja saat Dante menggandeng tangannya untuk keluar dari mobil, pandangannya langsung tertuju pada rumah mewah di depannya.

"Ini rumah siapa?" tanya Ivona pada akhirnya.

"Ini rumah kita, Sayang? Gimana kamu suka 'kan?" Dante tersenyum manis pada wanita yang kini berdiri di sebelahnya.

Meski Ivona tahu bahwa Dante adalah pria yang kaya raya, ia tetap saja masih terkejut apabila diberi kejutan seperti ini. Apalagi, rumah Dante yang sebelumnya juga bisa dibilang mewah.

"Maksud kamu? Bukannya kamu udah punya rumah sendiri ya? Kenapa harus beli lagi?" tanya Ivona tak habis pikir dengan jalan pikiran Dante.

"Rumah aku yang dulu sudah tidak aman, bahkan mantan kamu tau alamatnya. Aku hanya takut orang yang berniat jahat padamu akan datang, disaat aku tidak ada di rumah," kata Dante.

Ivona hanya terdiam, apa yang dikatakan Dante ada benarnya juga. Tetapi, dia tidak menyangka kalau pria itu akan membeli rumah baru tanpa pikir panjang lagi.

"Jadi kamu beli rumah ini untuk aku?" tanya Ivona, ia merasa terharu.

"Tentu saja, Sayang. Tidak ada yang tahu tentang rumah ini, kamu akan aman berada di sini. Erlan tidak akan mengganggumu lagi."

Ivona mengangguk senang, tanpa pikir panjang dia segera memeluk Dante dengan erat. Seketika rasa kesalnya menghilang digantikan dengan rasa haru. Dante balas memeluk Ivona tak kalah eratnya, dia merasa senang karena Ivona menyukai rumah pilihannya.

"Sekarang kita masuk," ajak Dante.

Ivona segera melepaskan pelukannya dan menggandeng lengan Dante dengan antusias. Mereka berdua berjalan beriringan menuju pintu rumah mewah yang didominasi oleh warna putih.

Cklek.

Saat pintu terbuka, Ivona sudah bisa menebak kalau di dalamnya berisi perabotan mewah. Jangan pernah meragukan selera Dante, karena pria itu sudah terlahir dengan kekayaan yang berlimpah, tak heran jika seleranya memang tinggi.

"Wow," gumam Ivona takjub.

Walaupun keluarganya juga mampu, namun, kekayaan keluarga Dante memang melebihi keluarganya. Ivona tidak tahu kebaikan apa yang pernah dia lakukan sampai bisa mendapatkan pria baik hati seperti Dante, bonusnya pria tersebut kaya raya dan sangat mencintai Ivona.

"Dante, kamar kita di mana?" tanya Ivona, ia berhenti berbicara ketika tidak merasakan Dante di sebelahnya.

Dengan bingung, ia menoleh ke belakang. Namun, alangkah terkejutnya ketika dia mendapati Dante tengah berlutut di belakangnya seraya membuka sebuah kotak beludru yang di dalamnya terdapat cincin yang tampak sangat indah. Ivona mundur selangkah, ia menutup mulutnya tak percaya.

Tubuh Ivona kaku, tampak jelas terkejut dengan kejutan yang Dante berikan. Dante yang melihat wanitanya hanya terdiam, kini ia mulai cemas. Padahal dia tahu bahwa Ivona tidak akan menolaknya, tetapi, tetap saja Dante merasa gugup layaknya remaja yang kasmaran.

"Hehehe, pasti kamu terkejut, ya?" ujar Dante yang sedetik kemudian ia menyesali perkataan bodohnya.

Melihat Dante yang tampak salah tingkah, Ivona yang tadinya terkejut kini malah tertawa melihat tingkah konyol pria yang kini masih berlutut di depannya. Tak terasa air matanya menetes.

"Loh kok kamu nangis, kamu tidak suka ya?" Dante segera bangkit, ia berjalan mendekati Ivona dan memeluknya.

Ivona malah semakin terisak melihat Dante yang malah bertanya kepadanya. Apa pria itu tidak mengerti kalau Ivona merasa sangat bahagia sekarang. Sebelumnya Ivona tidak pernah berharap kalau hubungannya akan berjalan sampai jenjang pernikahan.

"Aku terharu, Dante," ujar Ivona disela isak tangisnya, ia memukul dada Dante pelan karena kesal.

"Aku kira kamu tidak suka, aku sudah sangat takut kalau kamu menolakku," kata Dante pelan.

Ivona hanya terkekeh geli, dengan status Dante sebagai pengusaha muda yang tampan, Ivona tidak pernah berpikir kalau Dante juga bisa merasakan takut ditolak wanita.
Dante kembali berlutut di depan Ivona, kali ini tatapannya lebih percaya diri, begitu pun dengan Ivona yang menyambutnya dengan senyum bahagia, ia sudah menetapkan pilihannya sekarang.

"Kalau begitu, Ivona, wanitaku. Calon ibu dari anak-anakku, maukah kamu menikah denganku, dengan seseorang yang penuh dengan kekurangan. Aku harap kamu mau menerima segala hal yang ada di dalam diriku, baik itu segala kekurangan maupun kelebihanku. Tetapi, satu hal yang harus kamu tahu, aku akan tetap menjadi lelaki yang mencintaimu dengan tulus," ujar Dante panjang lebar.

Ivona kini kembali meneteskan air mata, Dante memang romantis, tetapi kali ini pria itu kelewat romantis hingga mampu membuat Ivona merasa terharu. Setelah banyak melewati rasa sakit, akhirnya Ivona dapat merasakan apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya.

"Tentu saja aku mau," jawab Ivona tanpa pikir panjang.

Dante tersenyum lebar, dia segera menyematkan cincin di jari Ivona lalu segera bangkit berdiri. Dante mendekatkan wajahnya ke arah Ivona lalu melumat bibir wanitanya. Keduanya hanyut dalam ciuman yang memabukkan. Ivona semakin mengeratkan pelukannya saat Dante memperdalam ciumannya. 

***

END

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang