🌿 7. Tidak ada salahnya mencintaimu

10.1K 426 0
                                    

Ivona menatap dapur barunya dengan senang, dia bisa menghabiskan waktunya untuk memasak di sini. apartemen pemberian Dante benar-benar sesuai dengan seleranya.

Dia akan memasak makanan untuk Dante sebagai rasa terima kasih.

"Sayang," suara Dante terdengar dari belakangnya.

Ivona yang sedang sibuk memasak membalikkan badannya, dia melihat penampilan Dante yang baru saja bangun tidur, rambutnya yang acak-acakan semakin menambah ketampanan pria itu.

"Sudah bangun?" tanya Ivona, dia mendekati Dante dan memberikan kecupan singkat di sudut bibir prianya.

Dante tersenyum melihat kelakuan Ivona, wanitanya semakin manis saja, membuat Dante semakin tergila-gila.

"Kamu sedang masak?" Dante berjalan mengekori Ivona, pagi ini benar-benar sangat indah, dapat melihat Ivona di dekatnya membuat perasaannya menjadi tenang.

"Iya, kamu duduk saja di sana," tunjuk Ivona ke arah meja makan. Dante hanya perlu melihat Ivona memasak tanpa harus membantu.

Usai mengatakan hal tersebut, kini Ivona kembali melihat masakannya, dia bahkan tidak menyadari kalau Dante mengikutinya.

"Hm, tetapi, aku ingin melihatmu memasak, Sayang," kata Dante, dia memeluk Ivona dari belakang.

Ivona tersentak, dia benar-benar tidak dapat menebak jalan pikiran Dante. Kalau pria itu terus saja memperlakukan dirinya seperti ini, bisa-bisa Ivona akan luluh juga.

"Jangan ganggu," kata Ivona pada Dante, namun, pria itu tidak memedulikan larangan wanitanya.

"Dante!" seru Ivona saat Dante dengan nakalnya menggigit leher putihnya.

Bukannya merasa bersalah, pria itu malah semakin menjadi-jadi, menghisap leher Ivona dan memberikan tanda kepemilikan di sana.

"Dante, jangan nakal, deh," kata Ivona dengan kesal, dia mematikan kompor lalu membalikkan badannya.

Ivona berkacak pinggang, dia menatap Dante tajam. Dante yang merasa gemas dengan kelakuan Ivona, sontak saja langsung mendaratkan bibirnya di pipi wanita itu, membuat mata Ivona semakin melotot.

"Mending kamu duduk aja," ujar Ivona dengan galak, dia mendorong Dante untuk duduk dengan tenang.

"Oke-oke, aku akan duduk," balas Dante akhirnya.

Dia sudah puas bermain-main dengan Ivona, kalau dirinya masih melanjutkan aksinya, sudah pasti Ivona akan menendang dirinya keluar dari dapur.

"Baunya sangat harum," celetuk Dante.

Ivona tertawa kecil, padahal dia hanya membuat nasi goreng sederhana. Mungkin lain kali dirinya akan mencoba belajar masak dengan giat lagi.

Seketika Ivona termenung, untuk apa dirinya melakukan semua ini, apa dia benar-benar menikmati perannya sebagai pacar Dante. Ivona menggeleng mencoba mengusir keraguan di hatinya.

"Kenapa geleng-geleng? kepala kamu sakit, Sayang?" tanya Dante khawatir.

Ivona gelagapan, dia tidak tahu kalau kelakuannya dilihat Dante.

"Hm, nggak, kok," balas Ivona dengan cepat.

"Kamu yakin?"

"Iya." Ivona mencoba meyakinkan Dante dengan senyumannya.

Ivona mengumpat dalam hati, dia merasa malu karena kelakuannya dilihat Dante.

Dengan cepat Ivona menyelesaikan nasi goreng spesial untuk Dante, setelah menata nasi goreng buatannya, Ivona beralih pada Dante yang sudah menunggunya.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang