🌿 40. Seperti musuh dalam selimut

3.2K 161 14
                                    

Ivona memandangi bintang di langit malam ini, hatinya seketika menjadi tenang saat berada di dekat Dante. Setelah makan malam romantis di halaman rumah, dirinya dan Dante masih duduk dengan tenang.

"Sayang, bagaimana kalau aku melamar kamu lagi?" tanya Dante, pria itu menoleh pada Ivona yang tampak serius melihat bintang-bintang.

"Tidak tau."

Jawaban dari Ivona membuat Dante seketika merengut, karena bukan itu jawaban yang ingin dia dengar.

"Aku ingin mendengar pendapatmu, bagaimana kalau aku bertemu dengan keluargamu?"

Ivona menghela napas, bukannya dia tidak memperbolehkan Dante bertemu dengan keluarganya. Akan tetapi, melihat semua kelakuan keluarganya, Ivona yakin itu bukanlah hal yang mudah bagi Dante.

"Jangan sekarang," kata Ivona.

"Terus kapan, Sayang?" Dante menatap Ivona dengan berharap.

"Hm setelah semuanya sudah membaik," sahut Ivona mencoba memberi Dante pengertian.

"Tidak perlu terburu-buru, kita masih bisa menikmati kebersamaan ini," lanjut perkataan Ivona.

Ivona memang pandai mengembalikan suasana hati Dante, terbukti dari wajah pria itu yang kembali terlihat sumringah.

"Kamu janji, 'kan, akan selalu bersama denganku?" tanya Dante.

"Aku janji."

Seketika itu Dante memeluk Ivona, dia sangat senang mendengar jawaban dari wanitanya ini.

"Kamu sudah berjanji, jadi saat kamu berani pergi aku akan tetap mengejarmu," kata Dante bersungguh-sungguh.

"Mungkin kamu yang akan pergi."

"Aku? Tidak mungkin aku pergi, Sayang," sahut Dante dengan sangat yakin.

"Apa aku bisa memegang kata-katamu Dante?" Ivona jelas saja tidak dapat percaya dengan Dante sepenuhnya. Karena pengalaman yang sangat buruk di kehidupannya dulu, membuat Ivona tidak bisa percaya dengan orang lain begitu cepat.

"Kamu bisa memegang kata-kataku," balas Dante, pria itu beralih menyatukan bibirnya dengan bibir Ivona.

Malam semakin dingin, dan mereka berdua butuh kehangatan.

"Sudah malam, Sayang. Bagaimana kalau kita masuk saja? Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu," kata Dante.

"Aku masih ingin di sini," balas Ivona merengut kesal.

"Sayang, tolong dengarkan aku."

Ivona merengut kesal, dia segera berdiri dari duduknya dan menghentakkan kakinya dengan kesal, persis seperti anak kecil. Ivona segera melenggang pergi masuk ke dalam rumah.

Dante yang melihat kelakuan wanitanya itu hanya terkekeh kecil, pria itu segera membawa piring bekas makanannya, lalu segera menyusul Ivona masuk.

Saat memasuki dapur, Dante melihat Ivona yang sedang duduk sembari menikmati es krim.

"Masih lapar?" tanya Dante yang melihat Ivona makan dengan lahap.

Ivona menggendikan bahu, dia memalingkan wajahnya dari Dante.

Dante menggelengkan kepalanya melihat Ivona yang merajuk padanya, dia segera mencuci piring, sesekali matanya mencuri pandang ke arah Ivona.

"Aku akan ke kamar," ujar Ivona. Wanita itu tidak menghabiskan es krimnya dan malah berlalu naik ke lantai dua.

"Baiklah, Sayang."

Setelah selesai mencuci piring, Dante segera menyusul Ivona masuk kamar. Saat sudah sampai di dalam kamarnya, bisa dilihatnya kalau Ivona tengah menatap ponselnya dengan serius.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang