🌿 3. Mereka yang membenci

13K 534 0
                                    

Ivona terbangun dengan kepala yang pening luar biasa. Dia melirik sekitarnya lalu setelahnya menghela napas lega. Setelah tadi malam minum dengan begitu gilanya, dia harus bersyukur karena sampai di apartemennya dengan selamat.
Untung saja Naila membawa supir yang bisa mengantar Ivona pulang, kalau tidak, sudah dipastikan pagi ini dirinya malah terdampar di rumah sakit.

“Sial.” Ivona mengumpat kesal, tatkala melihat banyak panggilan tak terjawab dari Dante.

Pria menyebalkan itu sudah meneror dirinya di pagi buta seperti ini.
Ivona segera bergegas ke dalam kamar mandi, dia harus berangkat ke kantor. Kalau tidak, dirinya bisa saja terkena amukan dari bos sekaligus pacarnya itu.

Selang beberapa menit, Ivona keluar dari kamar mandi, dia tersentak kaget kala melihat Dante yang sudah rebahan di ranjangnya.

“Kenapa kamu di sini?” tanya Ivona dengan heran, dia tidak pernah memberikan kode apartemennya pada siapa pun, tetapi, Dante dengan santainya masuk ke dalam apartemennya.

“Apa salah bertemu dengan pacar sendiri? Aku merindukanmu,” Dante berkata dengan manisnya.

Ivona tak menghiraukan perkataan pria itu, dia berjalan menuju lemari pakaian. Ivona dengan cepat mengambil baju karena sekarang dirinya hanya menggunakan handuk saja untuk menutupi tubuhnya.

“Sayang,” suara Dante terdengar di belakangnya, tangan pria itu melingkar dengan begitu pas di perutnya.

“Jangan macam-macam,” peringat Ivona, dia memegang erat handuknya agar tidak terlepas.

Dante tentu saja tidak memedulikan perkataan Ivona, mulut panas pria itu mengecupi pundak mulus wanitanya.
Ivona berdecak kesal, dia mencoba mendorong kepala Dante agar menjauh darinya.

Percuma saja, bukannya menjauh, Dante semakin berani dengan menggigit kulit leher Ivona, meninggalkan tanda merah di leher putih wanita itu.

“Aku mau pakai baju, udah telat kerja. Kamu jangan ganggu, dong!” Ivona bersungut-sungut.

Terdengar kekehan dari Dante, entah apa yang membuat pria menyebalkan itu tertawa.

“Kamu nggak perlu masuk kantor hari ini, sebagai gantinya bagaimana kalau kita menghabiskan waktu berdua?” tawaran Dante terdegar sangat menggiurkan.

“Aku harus kerja, aku butuh uang buat bertahan hidup,” kilah Ivona, dia hanya mencari alasan saja sebenarnya.

“Aku, ‘kan bosnya, aku akan membayar mahal buat kamu,” kata Dante dengan sombong.

“Memangnya aku wanita bayaran? Aku mau kerja secara profesional,” ujar Ivona membalas dengan ketus.

Ivona memutar bola matanya malas, dia mencoba menyingkirkan tangan Dante. Namun, bukannya lepas, tangan pria itu semakin erat melilit perut Ivona.

Dante membawa tubuh Ivona dalam gendongannya, membuat wanita yang berada dalam gendongannya itu menjerit kaget.

“Dante turunkan aku,” seru Ivona kesal. Dante tidak memedulikan teriakan Ivona, dia membawa tubuh wanitanya menuju ranjang.

Morning kiss,” kata Dante dengan semangat yang menggebu, dia mendekatkan wajahnya, melumat bibir milik Ivona dengan rakus.

Ivona membalas ciuman Dante, tak dapat dipungkiri, Dante memang ahli dalam menaklukan wanita. Saat merasakan udara mulai menipis, mereka berdua melepas lumatannya dan menghirup udara sebanyak-banyaknya.

“Masih mau ke kantor, atau kamu sudah berubah pikiran sekarang?” Dante berkata menggoda pada Ivona.

Ivona yang berada di bawah tubuh Dante hanya menggeleng, dia bisa merasakan kalau bibirnya bengkak.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang