🌿 22. Hati yang beku mulai mencair

5K 185 4
                                    

"Biar aku saja yang mencuci," kata Dante saat melihat Ivona yang membawa piring bekas makanan.

Ivona menggeleng dengan cepat. "Tadi kamu sudah memasak, biarkan aku yang mencuci piring," balas Ivona yang disambut dengan tatapan tidak suka Dante.

"Aku tidak mau kamu lelah, sebentar lagi pelayan akan datang membersihkan semua ini," tukas Dante lagi, dia masih saja membujuk Ivona untuk tidak menyentuh dapurnya.

"Tapi—–"

"Lebih baik kita renang saja, bagaimana?" tawar Dante yang disetujui oleh Ivona.

"Baiklah," kata Ivona pada akhirnya menurut pada Dante.

Ivona kembali ke dalam kamarnya dan segera mengganti bajunya dengan bikini, dia kini tengah mengoleskan sunblock di tubuhnya, matanya tak sengaja menatap ponsel miliknya yang tergeletak.

"Sayang aku tunggu di kolam renang, ya," seru Dante dari luar kamar.

"Iya," balas Ivona, dia kini melihat lagi ponsel miliknya yang sejak kemarin belum dia sentuh sama sekali.

Saat Ivona akan membuka ponselnya, ternyata baterainya habis dan alhasil dia harus mengisi daya baterainya terlebih dahulu.

Ivona keluar dari kamarnya dan menyusul Dante menuju kolam renang.

Sesampainya di kolam, dia melihat Dante yang tengah berenang, pria itu tidak memakai bajunya sehingga memperlihatkan tubuhnya yang seksi, dia nyaris tersandung karena matanya tidak fokus.

"Sangat tampan," gumam Ivona, dia bisa melihat pelayan muda disekitarnya menatap Dante tanpa berkedip.

Ivona berdecak kesal melihatnya, lelaki itu miliknya dan dia tidak suka orang lain menatapnya seperti itu.

"Dante!" seru Ivona, wanita itu berdiri di pinggir kolam renang, dia melihat Dante yang berenang menuju ke arahnya.

"Sayang, apa yang kamu pakai?" Dante bertanya dengan kesal.

Masalahnya Ivona memakai bikini yang mampu membuat pria salah fokus. Dan di rumah ini ada beberapa pengawal laki-laki yang bisa saja melihat Ivona.

"Memangnya kenapa denganku? Aku pikir tidak ada yang salah," tukas Ivona dengan santai.

"Ganti sekarang," tukas Dante tanpa mau dibantah.

"Aku tidak mau!" seru Ivona.

Dante menarik napas panjang, dia tidak boleh membentak Ivona, karena wanita itu tidak suka dibentak. Alhasil, ia menekan amarahnya dalam-dalam.

"Sayang, jangan seperti itu, kamu tau aku cemburu kalau ada pria lain melihat tubuhmu," kata Dante dengan lembut.

Ivona merengut kesal, dia sebenarnya sedikit tersentuh dengan perkataan Dante, lelaki itu terlalu peduli padanya.

"Baiklah," kata Ivona mengalah, jarang sekali dia mengalah pada orang lain, namun, Ivona akan menjadi wanita yang penurut jika Dante yang memberi perintah.

Dante melihat kepergian Ivona, dia tersenyum kecil karena wanita itu kini sudah mau menuruti segala perkataannya.

Saat Ivona sudah sampai di kamar, bukannya segera berganti baju, dia malah berjalan menuju ponselnya yang sedang di charger. Ivona membuka ponselnya saat melihat baterainya sudah setengah terisi.

Ivona mengernyit heran saat melihat banyak sekali panggilan dari Erlan, dan juga tidak biasanya sang ayah menelepon dirinya.

"Sayang, kenapa lama?" Dante masuk ke dalam kamar hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang