🌿 39. Dia wanita terbaik setelah Mama

3.3K 166 7
                                    

Ivona terlelap cukup lama setelah berjam-jam melakukan kegiatan panas dengan pria yang kini tertidur di sebelahnya. Langit di luar sana sudah terlihat gelap, menandakan bahwa hari sudah malam.

Dengan mata yang masih mengantuk, Ivona mencoba bangun dari tidurnya, dia merasa lapar sekarang. Mungkin memasak nasi goreng akan menjadi pilihan yang tepat saat ini.

"Mau ke mana?"

Merasakan pergerakan di sebelahnya, membuat Dante ikut membuka matanya. Dia memang mudah bangun kalau ada yang mengusik tidurnya.

"Tunggu saja di sini, aku akan memasak sebentar," kata Ivona, usai mengatakan itu dia beralih meminum air putih yang berada di nakas, meneguknya sampai tandas.

"Aku mau ikut," gumam Dante, namun mata pria itu kembali terpejam.

Ivona terkekeh, ia mengelus kepala Dante pelan, membuat Dante semakin susah untuk membuka matanya.

"Kamu masih mengantuk, lebih baik tunggu di sini," katanya menyuruh agar Dante tidak beranjak dari tempat tidur.

Ivona memberikan kecupan singkat sebelum keluar dari kamar, namun sebelum keluar dia terlebih dahulu mengambil ponsel miliknya yang belum dirinya sentuh sejak tadi.

Sesampainya di dapur, Ivona meletakan ponselnya di meja, kemudian ia segera mengambil bahan-bahan yang akan dia gunakan untuk membuat nasi goreng.

"Sayang," panggil Dante dengan suara khas bangun tidur. Pria itu masuk ke dapur hanya dengan menggunakan celana pendek.

Dante tidak bisa terlelap lagi, jika Ivona tidak ada di sebelahnya. Jadi dia lebih memilih untuk mengikuti wanitanya ke dapur.

Ivona menoleh ke belakang, dia melihat Dante yang sedang menuangkan air ke dalam gelasnya, rambut acak-acakan dan wajah bangun tidurnya, membuat penampilan seseorang Dante tidak berubah, masih tetap tampan.

"Masak apa?" tanya Dante yang kini sudah berdiri di belakang Ivona. Pria itu memeluk tubuh ramping wanitanya.

"Nasi goreng," jawab Ivona singkat karena perhatian wanita itu masih fokus pada masakannya.

"Lebih baik kamu tunggu di meja makan saja Dante," lanjut Ivona yang merasa tidak fokus kalau Dante berada di dekatnya, pasalnya pria itu terus saja mengecupi pipi Ivona dari samping.

"Kenapa memangnya? Aku ingin berada di dekatmu," tukas Dante tanpa merasa bersalah telah membuat Ivona kehilangan fokus karena dirinya.

Ivona hampir saja menjerit saat Dante meremas kedua bukit kembar miliknya dengan gemas, membuat Ivona semakin hilang kendali, alhasil dengan garangnya Ivona mendorong Dante agar duduk saja.

"Akan lebih baik kalau kamu duduk, jangan menggangguku," ucap Ivona yang merasa terusik akan kehadiran Dante.

"Baiklah," kata Dante pada akhirnya mengalah saat melihat wajah jutek Ivona.

Dante berjalan ke arah meja makan, dia mendengar kalau ponsel Ivona berbunyi nyaring.

"Sayang ada yang meneleponmu," seru Dante pada Ivona, pria itu mengerutkan keningnya saat melihat sang penelepon.

"Siapa?" tanya Ivona tanpa mengalihkan pandangannya, wanita itu masih saja sibuk memasak.

"Orang galak," kata Dante tidak yakin, dia bahkan menaikan sebelah alisnya heran melihat nama sang penelepon yang terpampang di layar ponsel.

Lain halnya dengan Ivona yang membulatkan matanya, dia segera mematikan kompornya lalu berjalan ke arah Dante.

"Mana ponselku?" tanya Ivona dengan tergesa-gesa, dia segera merebut ponselnya yang berada di tangan Dante.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang