Sebelum kecelakaan
Delia dan Ivona masih saling menjambak, perkelahian antar keduanya tak terelakkan lagi, baik Ivona dan Delia tidak ada yang mau mengalah. Pintu kamar Ivona terbuka dengan paksa, Niko masuk ke dalam tanpa permisi.
"Apa-apaan kalian berdua," bentak Niko.
Di belakang lelaki itu ada Erlan dan orang tua Ivona, mereka semua mencoba melerai keduanya. Ivona ditarik mundur oleh Erlan, pria itu membawa Ivona menjauh dari Delia, tak lupa Erlan memberi tatapan tajam pada Delia yang sudah berani membuat Ivona seperti ini.
"Ivona, Delia! Apa yang kalian lakukan?" bentak ayahnya, ia benar-benar malu dengan kelakuan kedua anaknya, bisa-bisanya berkelahi ketika ada Erlan di sini.
Ivona melengos, ia membuang wajahnya tidak peduli, rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dari sini. Apalagi ada Erlan yang sudah pasti akan menahannya lagi.
"Delia yang memulai, dia terus saja membuatku muak dengan segala tingkah lakunya," tukas Ivona, dia mencebikkan bibirnya kesal, matanya mendelik menatap Delia penuh permusuhan, tidak ada kata damai untuk wanita ular itu.
"Bohong! Ayah, Ivona selalu menghinaku, aku tidak bisa terima ini," sela Delia, jika tidak ada Erlan, sudah dapat dipastikan dia akan menerjang Ivona kembali, bila perlu dia akan mencakar wajah menjengkelkan milik wanita itu.
Pras menatap kedua putrinya geram, bisa-bisanya mereka berdua membuatnya malu, apalagi disaksikan oleh Erlan, mau ditaruh mana wajahnya.
Ia takut jika Erlan tidak menaruh kepercayaan lagi untuknya. Kalau sampai itu terjadi bisa kacau, karena kini perusahaannya sangat bergantung pada Erlan.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Erlan pada Ivona.
Ivona hanya memalingkan wajahnya, ia tidak ingin menjawab apalagi melihat wajah Erlan. Lalu atensinya kini beralih pada ayahnya, menatap pria paruh baya itu dengan serius.
"Ayah, ada yang ingin aku bicarakan," ujar Ivona.
Kini semua mata melirik ke arahnya, begitupun dengan Erlan, perasaannya mulai tak tenang, ia gelisah menunggu ucapan Ivona selanjutnya, Erlan hanya berharap bahwa apa yang akan Ivona ucapkan tidak membuatnya sakit hati.
"Ada apa?"
"Aku akan menikah dengan Dante," tukas Ivona.
Semua orang yang berada di sekitarnya terdiam membisu, Erlan mengepalkan tangannya marah, bukan kah dia yang akan menikah dengan Ivona, kenapa malah Dante yang akan menikahi wanitanya. Erlan berang, matanya menatap Ivona dengan tajam, mencoba memperingati.
"Apa yang kamu katakan, Ivona?" Pras bertanya hati-hati, ada Erlan yang mengawasi segala gerak-geriknya, membuatnya harus memilih kata-kata agar tidak menyinggung pria itu.
"Bukan kah sudah aku katakan dengan jelas, aku akan menikah dengan Dante. Terserah Ayah akan setuju atau tidak. Jika Ayah ingin mendapatkan maafku, atas segala rasa sakit hati yang pernah Ayah berikan, maka restui aku dengan Dante," ujar Ivona panjang lebar.
Pras bimbang, di satu sisi, dia ingin sekali memperbaiki hubungan ayah-anak yang terlanjur renggang. Ivona menjauh semenjak ia menikah lagi, putrinya tak lagi sama, Ivona lebih senang menyendiri, tak pernah mau datang ke acara keluarga, membuat keluarga Pras marah besar kepadanya, menuduh kalau Pras tak bisa mengajari putrinya.
"Apa-apaan ini, Dante milikku, dia tidak akan menikah dengan siapa pun kecuali aku," raung Delia.
Wanita itu menggila, mendengar kalau lelaki pujaannya akan menikah membuatnya sesak dan merasa sakit hati. Dia mencoba melepaskan tangan Niko yang kini berusaha menahannya. Delia benar-benar ingin memberi Ivona pelajaran agar tidak bertindak sesuka hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You 21+ [END]
RomansaDipaksa menikah dengan mantan pacarnya, bukan salah satu tujuan di dalam hidup seorang Ivona, dia benar-benar tidak menyukai lelaki yang berstatus sebagai mantannya itu. Pantang baginya mengulang kisah cinta dengan orang yang sama, karena pada akhi...