Skip sesampainya di R. CT scan
Fadil hendak membawa Putri masuk ke R. CT scan tapi dicegah Lutfi.
"Maaf kak Fadil, R. CT scan ini khusus untuk pasien dan dokter saja. Kak Fadil bisa tunggu di sini." Cegah Lutfi sambil mengambil alih kursi roda Putri.
"Ohh gitu... yaudah gak apa-apa. Putri, kak Fadil tunggu di sini ya..." Ucap Fadil sambil menyamakan tubuhnya dengan Putri. Sedangkan Putri masih tetap diam dengan tatapan kosong.
"Yaudah kak, kita masuk dulu ya... tenang adiknya dijagain kok!" Ucap Lutfi dengan menepuk bahu Fadil. Fadil hanya mengangguk dan menduduki kursi yang ada di depan R. CT scan.
Di dalam R. CT scan
Terdengar suara pintu terbuka membuat Hesti dan Lutfar memandang ke arah pintu yang memperlihatkan Lutfi dan Putri.
Hesti meletakkan kertas yang ada di tangannya dan menghampiri Putri dengan tersenyum. Hesti menyamakan tubuhnya dengan kursi roda yang diduduki Putri.
"Sekarang Putri ikut kak Hesti ya..." ucap Hesti dengan menatap Putri sambil tersenyum.
Tatapan Putri yang awalnya kosong beralih membalas tatapan Hesti dengan lemah. Hesti terkejut melihat Putri membalas tatapannya.
"Fi, far.... aku siapin Putri dulu ya buat melakukan CT scan." Ucap Hesti yang dibalas anggukan oleh kedua dokter kembar itu.
Kamar ganti
Hesti membantu Putri melepaskan logam-logam yang ada di tubuh Putri, karna sudah ketentuan saat akan melakukan CT scan pasien harus melepas semua logam-logam yang ada di tubuhnya seperti anting, jam tangan, dan semacamnya.
"Maaf ya... kak Hesti lepas dulu anting kamu." Hesti melepas anting Putri dengan hati-hati karna tidak ingin menyakiti Putri.
Posisi Hesti membuat Putri memandang wajah Hesti yang meneduhkan dan membuat hati Putri tenang.
"Kak Hesti..." panggil Putri lirih membuat Hesti memandangnya.
"Iya?" Jawab Hesti sambil menyimpan anting-anting yang Hesti lepaskan dari telinga Putri.
"Apa kak Hesti punya adik?" Tanya Putri sambil melihat Hesti yang menyiapkan baju RS untuk Putri.
"Tidak. Kenapa?" Jawab Hesti sambil menyamakan tubuhnya dengan Putri dan menatapnya teduh.
"Apa Putri boleh menganggap kak Hesti kakak Putri?" Pertanyaan Putri membuat Hesti terkejut.
"Boleh... tapi ada syaratnya!" Jawab Hesti.
"Apa kak?" Tanya Putri sambil memegang tangan Hesti.
"Putri harus bisa mencoba menerima penyakit Putri... Putri harus berusaha untuk sembuh.. gimana?" Ucap Hesti sambil membalas pegangan tangan Putri, membuat Putri berpikir apakah dia bisa menerima penyakitnya ini?
"Hhmm..." pikir Putri.
"Yaudah gini aja.... besok kak Hesti jemput kamu, tapi kamu harus sudah makan." Sahut Hesti.
"Emang mau kemana kak?" Tanya Putri yang dibalas dengan angkatan bahu oleh Hesti.
"Makasih ya kak... kak Hesti sudah mau nganggap Putri adik kakak." Ucap Putri dengan tersenyum tipis membuat Hesti tersenyum bahagia melihatnya. "Akhirnya kamu tersenyum lagi put... kakakmu merindukan senyummu itu." Ucap Hesti.
"Maaf kak, sepertinya Putri hanya bisa tersenyum bersama kak Hesti." Jawab Putri.
"Terserah kamu..." Ucap Hesti dengan tersenyum sambil mengacak rambut Putri lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Підліткова літератураSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...