Hesti semakin meringis karna rambutnya ditarik cukup kuat.
"Mbak gak malu apa?? Dilihatin orang-orang tuh!! Kalo mbak gak ngelepasin, saya panggilin satpam biar mbak diusir dari rumah sakit ini!!" Ancam Jihan. Shinta langsung melepaskan tangannya dari rambut Hesti.
"Tuh udah gue lepasin!! Ikut campur aja lo!! Hee Dr. Ganjen!! (Menunjuk Hesti) Urusan kita belum selesai!! Kalo lo masih deketin calon tunangan gue!! Awas lo!!" Ancam Shinta dan langsung meninggalkan Hesti dan Jihan. Hesti masih memegangi kulit kepalanya yang sakit karna tarikan Shinta tadi.
"Dr. Hesti gak apa-apa??" Tanya Jihan.
"Gak apa-apa Jihan.... makasih ya." Jawab Hesti sedikit meringis.
"Ke resepsionis dulu yuk dokter?? Istirahat sebentar..." ajak Jihan pada Hesti, Namun Hesti menolak.
"Gak usah Jihan... saya masih ada pasien. Sekali lagi makasih ya... saya permisi dulu." Tolak Hesti dan langsung ke R. Anak Sp. Kanker.
Depan R. Anak Sp. Kanker.
Aulia menunggu Hesti di depan R. Anak Sp. Kanker, karna kalo misalkan dia masuk duluan tanpa Hesti maka anak-anak hebat itu akan menanyakan dimana Hesti.
Kalo Rani, dia sedang menenangkan diri di ruangan Ilham. Karna untuk saat ini penenang dia adalah Ilham.
Aulia melihat Hesti menghampirinya dengan membawa tas, karna Hesti gak sempet ke ruangannya dulu.
"Baru dateng Hes? Kok lo masih bawa tas?" Tanya Aulia. Hesti memaksakan senyum di depan Aulia.
"Iya Aul!! Aku gak sempet ke ruangan tadi.... jadi langsung kesini aja... takutnya kamu sama Rani nunggu lama." Jawab Hesti bohong.
Hesti mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang.
"Rani mana?" Tanya Hesti membuat Aulia bingung harus jawab apa. Karna gak mungkin dia harus menjawab habis berantem sama Rani gara-gara Hesti.
"Hhmm dia lagi ke kantin sebentar karna dia belum sarapan. Jadi dia gak bisa ikut kita periksa anak-anak." Bohong Aulia.
"Oohhh... yaudah ayok kita periksa anak-anak!" Ajak Hesti sambil menarik tangan Aulia. Aulia lega karna Hesti mempercayainya.
"Hufftt... untung Hesti percaya sama gue." Gumam Aulia dalam hati.
Skip
Hesti dan Aulia keluar dari R. Anak Sp. Kanker, kepala Hesti berdenyut kencang. Hesti memegangi kepalanya membuat Aulia khawatir.
"Kenapa Hes?" Tanya Aulia khawatir. Hesti menggelengkan kepalanya.
"Gak apa-apa kok.... cuman pusing sedikit." Jawab Hesti.
"Yaudah gue anter ke ruangan lo ya..." ucap Aulia dan dijawab anggukan oleh Hesti.
Aulia memapah Hesti menuju ruangannya melewati bagian resepsionis. Jihan melihat Aulia memapah Hesti dan menghampiri mereka.
"Kenapa Dr. Hesti?" Tanya Jihan pada Aulia.
"Pusing kepalanya." Jawab Aulia.
"Yaudah sini Jihan bantu." Ucap Jihan hendak mengambil alih tangan Hesti, namun Hesti menolak.
"Gak usah Jihan... kamu jaga resepsionis aja. Nanti kalo ada yang tanya gak ada kamunya gimana." Tolak Hesti lemah karna kepalanya sangat sakit.
"Gampang dokter... kan cuman nganter Dr. Hesti aja ke ruangannya... nanti setelah itu langsung balik kesini kok." Ucap Jihan.
"Udah Jihan gak apa-apa... lo kerja aja sana... kan ada gue yang bisa anter Hesti ke ruangannya." Tambah Aulia membuat Jihan pasrah.
"Yaudah deh... cepet sembuh ya Dr. Hesti." Ucap Jihan mengelus lengan Hesti yang dibalas anggukan dan senyum lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Teen FictionSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...