Koridor ruangan Sp. Kanker.
Hesti berjalan bersama Reza di depan Lutfi. Sedangkan Lutfi berjalan di belakang mereka dengan wajah cemberut "tau gini, gue ke ruangan pasien sendiri aje..." gumam Lutfi dalam hati.
Reza menjelaskan riwayat pasien yang akan ditangani Hesti. Lutfi menyamakan langkahnya dengan Reza & Hesti karna dia juga ingin tau riwayat pasien yang akan ditanganinya.
"Pasien yang akan kalian tangani adalah adik dari sahabat saya. Saya berharap kalian melakukan yang terbaik untuk kesembuhannya, karena dia sudah saya anggap adik saya sendiri." Ucap Reza.
"Siapp Dr. Reza!" Jawab Lutfi & Hesti serempak."Ok. Namanya Putri, bulan depan dia berumur 18th. Dan dia didiagnosa terkena penyakit Ependymomas. Dalam menangani pasien, Dr. Hesti akan dibantu oleh assistent dokter Sp. Kanker, dokter Sp. Anastesi, dan Dr. Lutfi Sp. Syaraf." Jelas Reza yang dibalas anggukan oleh Hesti.
R. VVIP 220 Sp. Kanker
Fadil duduk di depan ruangan Putri, karna dia tidak ingin mengganggu tidur adiknya.
"Assalamualaikum dil." Salam Reza.
"Wa'alaikumussalam za." Jawab Fadil sambil menatap kedua dokter yang ada di belakang Reza dengan bingung."Ohh iya dil.... dokter-dokter ini yang akan menangani adik lo selama proses penyembuhan. Yang di sebelah kanan gue ini namanya Dr. Hesti Sp. Kanker (Hesti tersenyum pada Fadil) dan yang sebelah kiri gue ini Dr. Lutfi Sp. Syaraf." Reza memperkenalkan pada Fadil.
"Fadil, Kakak Putri." Fadil mengulurkan tangan pada Hesti.
"Hesti Andryana. Salam kenal kak..." Hesti membalas uluran tangan Fadil sambil tersenyum, sedangkan Fadil tidak membalas senyumnya."Fadil." Tatapan Fadil beralih ke Lutfi.
"Lutfi Syarafuddin. Kak Fadil panggil Lutfi aja, gak perlu dengan embel-embel dokter." Ucap Lutfi yang dijawab anggukan oleh Fadil."Gue periksa adik lo dulu ya dan. Dr. Lutfi ikut saya ke dalam, sedangkan Dr. Hesti bisa tunggu di sini." Ucap Reza sambil memasuki ruangan yang diikuti Lutfi di belakangnya.
Di dalam ruang rawat Putri.
"Assalamualaikum put. Udah bangun? Katanya kakakmu kamu masih tidur." Salam Reza sembari memeriksa Putri dengan stetoskopnya.
"Wa'alaikumussalam kak Reza. Iya Putri baru bangun. Kak Reza kok di sini?? Putri kan gak kenapa-napa, sedangkan kak Reza Dr. Sp. Kanker di rumah sakit ini." Jawab Putri sambil menanyakan kenapa Reza di sini.Apa yang Reza lakukan terhenti saat mendengar perkataan Putri. "Fadil belum kasih tau Putri tentang penyakitnya?" Gumam Reza dalam hati.
"Lohh kamu kan sakittt.... awww" ucapan Lutfi terpotong karna Reza menginjak kakinya. Lutfi menatap Reza yang menggelengkan kepala padanya. Lutfi mengerti maksud Reza.
Reza selesai memeriksa Putri.
"Emang kak Reza gak boleh ya mastiin keadaan adik sahabat kak Reza sendiri?" Tanya Reza sambil tersenyum.
"Gak apa-apa sih (Putri tersenyum). Oh iya, itu yang di belakang kak Reza siapa?" Tanya Putri sambil melihat pria yang ada di belakang Reza, maksudnya Lutfi."Ohhh.... ini Dr. Lutfi, dia sahabat kak Reza.
Dia juga pengen jengukin kamu. Ya kan Fi??" Lutfi mengerti maksud Reza. Dan mengangguk sambil memperkenalkan diri pada Putri."Lutfi, panggil aja Kak Lutfi ya!" Lutfi tersenyum sambil mengulurkan tangannya pada Putri. Putri membalas senyum dan uluran tangan Lutfi.
"Putri, adik dari kak Fadil. Sahabatnya Kak Reza."Di luar ruang rawat Putri.
Hesti POV.
Aku memandang kak Fadil yang sedang melamun entah memikirkan apa.
"Ternyata kemarin dia buru-buru karena adiknya yang dilarikan ke rumah sakit ini." Gumamku dalam hati.Aku duduk di seberang kak Fadil, dia sedang menunduk.
"Hhmmm.... kak Fadil kalo boleh saya tanya, apakah Putri sudah tau tentang penyakitnya?" Tanyaku pada kak Fadil.Kak Fadil yang awalnya menunduk mengangkat wajahnya sejenak lalu menggelengkan kepala, dan kembali menunduk.
"Kalo orang tuanya kak Fadil sudah tau tentang kondisi Putri?" Tanyaku lagi.
Dan lagi-lagi kak Fadil menjawab dengan gelengan kepala.Aku beranjak dari dudukku untuk memasuki ruangan Putri. Tapi tiba-tiba kak Fadil bersuara....
"Jangan pernah lo bilang ke adik gue tentang penyakitnya. Itu bukan hak lo buat kasih tau dia, meskipun lo dokter yang akan nanganin dia." Ucap kak Fadil tanpa melihatku.Kak Fadil beranjak dari duduknya.
"Kalo Putri cari gue, bilang aja gue lagi cari makanan." Kata kak Fadil sambil meninggalkan ruangan Putri."Aku tau apa yang kakak rasain saat ini." Gumamku dalam hati.
Aku masuk ke ruangan Putri. Mereka (Dr. Reza, Dr. Lutfi, dan Putri) yang awalnya mengobrol hangat harus terhenti karnaku.
"Permisi.... maaf mengganggu." Ucapku tak enak.
"Tidak apa-apa Dr. Hesti... Kemarilah saya kenalkan dengan adik sahabat saya." Ucap Dr. Reza.Aku melihat Putri yang terbaring lemah di atas ranjang dengan senyuman yang masih setia di bibir. Putri terlihat bingung menatap kedatanganku.
"Hallo Putri.... aku Hesti Andryana pindahan dari Bandung. Putri panggil Kak Hesti aja ya!" Kuulurkan tanganku pada Putri.
Dia membalas uluran tanganku dengan tersenyum sambil berkata "iya kak Hesti... salam kenal. Apakah kak Hesti dokter di sini?" Tanya Putri. Aku hanya membalas dengan senyuman.
"Dr. Hesti ini yang akan nanganin kamu Putri." Sahut Lutfi yang membuat Putri mengalihkan pandangan pada Lutfi.
Author POV.
"Apa kak Hesti tadi liat kak Fadil di luar?" Tanya Putri.
"Kakakmu lagi cari makanan di kantin rumah sakit." Jawab Hesti."Ohhh...waahhh Putri seneng hari ini dijengukin dokter-dokter hebat dari rumah sakit ini." Ucap Putri sambil tersenyum dan
Reza, Lutfi, dan Hesti hanya tersenyum.Terdengar suara pintu terbuka, yang menampakkan Fadil dan sahabat-sahabat Putri.
"Yaudah kalo gitu kak Reza permisi dulu ya... Ada temen-temen kamu mau jengukin kamu tuh." Ucap Reza sambil menunjuk sahabat-sahabat Putri. Sedangkan Putri tersenyum memandang sahabatnya.
"Daahhh Putri... sampai jumpa lagi." Ucap Lutfi sambil melambaikan tangan dan tersenyum menatap Putri.
"Kak Hesti permisi dulu ya put... besok kak Hesti ke sini lagi." Bisik Hesti di telinga Putri sambil tersenyum, Putri tersenyum melihat tingkah Hesti. Fadil yang melihat adegan itu tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Fiksi RemajaSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...