Part 54

72 10 0
                                    

"Makasih." Jawab seseorang membuat Fadil menoleh ke sumber suara.

"Makasih buat apa?" Tanya Fadil heran melihat seseorang itu.

"Tadi kan kak Fadil bilang cantik. Ya Rani jawab makasih." Jawab seseorang itu yang ternyata Rani.

"Yeee... pede banget lo! Gue bilang cantik bukan buat lo lagi!" Ucap Fadil menatap Hpnya dan Rani mengikuti arah pandang Fadil.

Fadil langsung mematikan Hpnya saat Rani mulai melihat ke arah Hpnya. Rani mengurungkan niatnya untuk melihat Hp Fadil.

"Buseeeettt kak Fadil pelit banget!! Lihatin apasih kak?" Tanya Rani penasaran.

"Gak lihat apa-apa... udah lupain! Darimana lo? Kenapa yang meriksa Putri malah si Lutfi?" Jawab Fadil mengalihkan pembicaraan.

"Tadi dari rumah Aulia. Jadi Rani titipin pasien ke dokter kembar dulu." Jawab Rani membuat Fadil mengernyitkan dahi.

"Ngapain ke rumah Aulia? Mau jemput Aulia?" Tanya Fadil dijawab gelengan oleh Rani.

"Terus ngapain?" Tanya Fadil lagi.

"Dia lagi sakit kak. Dan tadi nitip salam ke kakak dan Putri." Jawab Rani sambil melihat ranjang sebelah yang terlihat kosong.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Fadil.

"Putri mana kak?" Tanya Rani melihat ranjang Putri.

"Dia lagi ke taman sama si lutfi, sama si Rafli juga. Kasihan takutnya dia bosen di sini mulu." Jawab Fadil membuat Rani manggut-manggut.

Taman RS.

Lutfi, Rafli, dan Putri sudah sampai di taman RS.

"Put, mau duduk di bangku taman atau di kursi roda aja?" Tanya lutfi pada Putri, sedangkan Rafli tetap memegangi infus Putri sambil menatap lutfi malas.

"Di bangku taman kak." Jawab Putri dengan senyum lemah.

Lutfi mengangguk dan memindahkan Putri ke bangku taman.

Lutfi hendak duduk di sebelah Putri namun Rafli mencegahnya.

"Maaf, kak lutfi. Gantian dong, kak lutfi yang pegang infus. Ya kali Rafli kesini cuman megangin infus Putri." Cegah Rafli membuat lutfi mulai emosi.

"Siapa suruh lo ikut tadi!" Jawab lutfi sewot. Sedangkan Putri hanya memandang kedua pria di hadapannya itu.

"Ya kan Rafli pengen nemenin Putri." Ucap Rafli.

"Ngapain? Kan ada gue yang nemenin Putri." Jawab lutfi tak mau kalah. Putri semakin bingung melihat kedua pria itu bertengkar karna masalah sepeleh.

"Udah udah!! Kalian kenapa sih??" Tanya Putri menatap mereka satu persatu.

"kamu mau tahu kita kenapa?" Tanya lutfi balik dijawab anggukan oleh Putri.

"Kita ini jatuh hati sama kamu Put" sahut Rafli membuat Putri melongo.

"Kita mau kamu pilih diantara kita Put." Sambung Rafli.

"Milih kakak kan Put?" Sahut Lutfar menaikturunkan alisnya dijawab dengan gelengan oleh Putri.

Rafli sudah bahagia sekali melihat Putri menggeleng menjawab pertanyaan Lutfi.

"Berarti gue dong..." ucap Rafli pede dijawab gelengan juga oleh Putri.

"Terus siapa dong?" Tanya lutfi dan Rafli serempak.

"Someone special." Jawab Putri singkat membuat Rafli dan Lutfi patah hati.

"Kita balik yuk!" Ajak Lutfi memindahkan Putri kembali ke kursi roda dan Putri menatap Lutfi dengan senyum tak dapat diartikan.

Skip R. Rawat Fadil dan Putri.

"Assalamualaikum." Salam mereka bertiga.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Rani dan Fadil.

Ya, Rani masih di sini karna menunggu Lutfi untuk menanyakan sesuatu.

Lutfi dan Rafli membantu Putri kembali ke ranjangnya dengan wajah yang tak bersemangat. Setelah selesai, Lutfi langsung ijin untuk kembali ke ruangannya.

"Gue pamit dulu. Lagi ada pasien." Pamit Lutfi langsung meninggalkan ruang rawat itu.

Rani dan Fadil heran kenapa Lutfi tidak seceriah biasanya.

"Aku pulang dulu ya kak. Ada janji sama mama." Pamit Rafli juga tak bersemangat. Rafli meninggalkan ruang rawat Fadil dan Putri.

Rani dan Fadil menatap Putri meminta penjelasan. Putri hanya menjawab dengan angkatan bahu dan tersenyum. Rani berdiri dari duduknya dan pamit untuk menyusul Lutfi.

R. VVIP 315 Sp. Jantung

Rafa sudah memeriksa nenek Halimah dan hendak membicarakan sesuatu pada anak nenek Halimah.

"Nenek harus istirahat yang cukup ya... harus makan yang banyak, supaya saat operasi tubuh nenek kuat." Pesan Rafa pada nenek Halimah dan dijawab anggukan serta senyum.

"Yasudah kalo begitu saya permisi dulu... pak Rendra tolong ke ruangan saya ya karna ada yang ingin saya sampaikan pada bapak." Pamit Rafa sambil meminta Rendra untuk ke ruangannya.

"Iya dokter." Jawab Rendra sambil mengikuti Rafa dan assistentnya ke ruangannya.

R. Rafa.

"Silahkan duduk pak Rendra!" Ucap Rafa mempersilahkan Rendra untuk duduk di depan meja kerjanya.

"Terima kasih dokter." Jawab Rendra sambil mendudukkan tubuhnya.

"Jadi, pak Rendra ingin nenek Halimah dioperasi kan? Dan pak Rendra bertanya operasi apa yang akan dilakukan pada nenek Halimah? (Rendra mengangguk)... saya akan menjawabnya, operasi yang akan dilakukan pada nenek Halimah yaitu operasi bypass atau angioplasty, operasi ini dilakukan untuk mengatasi gagal jantung yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner (kondisi ketika sejumlah pembuluh darah jantung tersumbat). Melalui operasi bypass, darah dapat mengalir kembali melalui jalur baru yang dibuat mengitari pembuluh darah yang tersumbat secara lancar. Pada beberapa kasus, operasi bypass dapat memperbaiki fungsi otot jantung." Ucap Rafa menjawab pertanyaan Rendra yang lalu.

"Lakukan apapun yang terbaik untuk ibu saya dokter!" Jawab Rendra membuat Rafa tersenyum dan mengangguk.

"Saya pasti akan melakukan yang terbaik, dan tugas pak Rendra hanya berdoa dan memberikan semangat kepada ibu pak Rendra." Ucap Rafa berdiri dari duduknya dan menyalami Rendra.

"Terima kasih dokter." Jawab Rendra.

"Beliau hanya ingin anak-anaknya berada di sampingnya dalam keadaan apapun." Ucap Rafa menepuk bahu Rendra yang dijawab senyuman oleh Rendra.

"Oh iya pak Rendra, soal jadwal operasinya nanti akan saya informasikan." Lanjut Rafa dijawab anggukan oleh Rendra.

"Terima kasih dan permisi Dr. Rafa." Pamit Rendra membuat Rafa tersenyum dan mengarahkan tangan kanannya pada pintu ruangannya.

Rafa keluar dari ruangannya mengantarkan Rendra. Setelah Rendra sudah pergi, tiba-tiba ada seseorang yang menarik kerah jas dokter Rafa dan membawanya keluar divisi jantung.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang