Part 31

70 10 0
                                    

Skip

Ilham, Rani, dan ibunda Ilham sudah berada di depan ruang rawat Hesti.

Tokkk...tokkk...tokk...

Beberapa saat akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan Aulia yang tersenyum melihat siapa yang datang.

Aulia menyamakan tubuhnya dengan kursi roda Ilham.

"Hallo Ilham!" Sapa Aulia tersenyum.

"Hai Dr. Aulia!" Jawab Ilham tersenyum bahagia.

"Ilham sepertinya bahagia sekali... kenapa?" Tanya Aulia setelah melihat senyum Ilham.

"Ilham kangeeeennn banget sama Dr. Cantik, dan sekarang akhirnya Ilham bisa ketemu Dr. Cantik. Makanya Ilham bahagia" Jawab Ilham antusias.

Aulia tersenyum mendengar jawaban Ilham dan mempersilahkan mereka masuk.

Hesti menutup matanya karna berniat untuk istirahat, tapi tiba-tiba ada kalimat yang membuatnya membuka matanya.

"Ada Ilham Hes." Ucapan Aulia yang membuat Hesti menghilangkan niatnya untuk istirahat.

Hesti menoleh ke arah kursi roda Ilham yang ada di samping ranjangnya dan tersenyum.

"Assalamualaikum Dr. Cantik" sapa Ilham tersenyum bahagia.

"Wa'alaikumussalam Ilham." Jawab Hesti memperlihatkan senyumnya.

"Dr. Cantik gak apa-apa kan?" Tanya Ilham dengan tatapan khawatir.

"Dr. Cantik gak apa-apa kok. Ilham doain ya... supaya Dr. Cantik cepat sembuh." Jawab Hesti sembari memegang tangan mungil Ilham.

Ilham mengangguk menjawab ucapan Hesti.

"Ilham gimana keadaannya? Masih suka mual-mual gak?" Tanya Hesti mengingat Ilham beberapa hari lalu sempat melakukan kemoterapi.

"Iya Dr. Cantik." Jawab Ilham tetap menatap Hesti.

"Ilham harus semangat ya... Dr. Cantik support Ilham dari sini... ok?" Ucap Hesti seperti orang yang tidak sedang sakit.

"Iya dong!! Dr. Cantik aja semangat, masaa Ilham kalah sama Dr. Cantik." Jawab Ilham membuat semuanya yang ada di ruangan itu tersenyum.

"Ilham gak istirahat? Kok kesini?" Tanya Hesti.

"Ilham gak bisa tidur karna kangen sama Dr. Cantik. Jadi, Ilham kesini deh." Jawab Ilham membuat Hesti menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Ilham gak boleh gitu... Ilham harus teratur istirahatnya biar cepat sembuh!" Ucap Hesti.

"Iya Dr. Cantiknya Ilham." Jawaban Ilham membuat Hesti tersenyum.

"Suatu saat nanti, aku akan merindukan saat-saat seperti ini bersama pria kecil hebat ini." Gumam Hesti dalam hati membuat matanya berkaca-kaca.

Ilham melihat mata Hesti yang mulai memperlihatkan air mata Hesti yang siap untuk jatuh.

Ilham mengulurkan tangannya mengelus pipi Hesti agar Hesti tidak menangis. Bagi Hesti elusan tangan Ilham pada pipinya justru semakin membuat dia menangis.

Hesti tersenyum lalu memalingkan wajahnya dari Ilham ketika air matanya jatuh dan langsung menghapusnya cepat.

Rani melihat adegan itu membuat dia sadar bahwa Hesti memang berharga bagi pasiennya.

"Gue tahu Hes... kenapa pasien lo sangat takut kehilangan lo, itu karna lo selalu melayani mereka dari hati. Bukan karna ingin mendapat materi atas hasil kerja lo di sini." Gumam Rani dalam hati dan tersenyum.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang