Di sisi lain, ada seseorang yang menyaksikan kedekatan mereka. Seseorang yang memendam cintanya cukup lama pada Putri.
"Siapa pemuda yang bersama Putri?? Sepertinya dia seorang dokter... tapi Putri terlihat bahagia di dekatnya." Gumam seseorang yang sedari tadi memperhatikan Lutfi dan Putri, seseorang itu adalah Rafli.
Putri tak sengaja melihat Rafli berdiri memandangnya dengan tatapan sedih.
"Rafli!!" Panggil Putri membuat Rafli tersenyum dengan paksa dan menghampiri Putri dan Lutfi.
"Haii Put!!" Sapa Rafli.
"Oh iya Raf, kenalin ini kak Lutfi, Dokter Sp. Syaraf di rumah sakit ini.... Kak Lutfi ini Rafli sahabat aku." Putri memperkenalkan Rafli dan Lutfi. Rafli dan Lutfi berjabat tangan.
"Lutfi."
"Rafli."
"Panggil kak Lutfi aja!" Tambah Lutfi yang dibalas anggukan oleh Rafli.
"Kalian Friendzone?" Tanya Lutfi hati-hati.
"Gak lah kak. Aku punya 3 sahabat, namanya Rara, Nabila, dan Rafli ini." Jawab Putri cepat. Rafli hanya tersenyum pada Lutfi.
"Kok Rafli sendiri?" Tanya Lutfi pada Rafli.
"Yang lain nungguin di ruangan Putri, tadi kak Fadil bilang Putri diajak sama kak Lutfi di taman jadi ya aku aja yang nyusul." Jelas Rafli yang dijawab anggukan oleh Lutfi.
"Berarti ada Rara sama Nabila dong di ruanganku??" Tanya Putri antusias pada Rafli dengan memegang tangan Rafli. Karna Putri kangen banget dengan ketiga sahabatnya ini.
Rafli sempat terdiam sejenak melihat tangan Putri yang menggenggamnya. Rafli hanya menjawab dengan anggukan. Lutfi memperhatikan perubahan wajah Rafli dan sedikit berpikir.
"Rafli suka sama Putri?" Gumam Lutfi dalam hati.
"Ayo kita balik ke ruangan!! Aku kangen sama mereka." Ajak Putri antusias pada kedua pria yang ada di depannya saat ini.
"I-iya ayo!!" Jawab Lutfi dan mendorong kursi roda Putri, sedangkan Rafli mendorong infus yang menggunakan tiang infus.
Di depan R. Kemoterapi
Rani sudah selesai mengambil darah Ilham dan sudah mendapatkan hasil dari tes darah. Sekarang dia sudah berada di depan R. Kemoterapi bersama Ilham.
"Dr. Rani, Ilham takut...." ucap Ilham dengan wajah ketakutan memeluk Rani. Rani sangat bahagia mendapatkan pelukan dari pria kecil ini. Rani mengelus lengan Ilham mencoba menenangkannya.
"Ilham gak usah takut ya... kan yang melakukan kemoterapi Dr. Cantik, Dr. Aulia, sama Dr. Rani. Jadi gak usah takut ok??" Jawab Rani menenangkan Ilham yang masih setia memeluk Rani.
"Bu... saya bawa Ilham ke dalam ya... ibu cukup berdoa supaya berjalan lancar dan hasilnya juga memuaskan." Ijin Rani pada ibunda Ilham yang ada di sampingnya.
"Iya Dr. Rani.... saya selalu berdoa untuk Ilham. Untuk kesembuhan Ilham." Jawab ibunda Ilham.
"Lebih baik ibu menunggu di R. Anak saja... soalnya kemoterapinya berjalan 4 jam dan itu gak sebentar bu. Nanti kalo sudah selesai kita pasti akan membawa Ilham di ruangan khusus setelah kemoterapi. Nanti kita kabarin ibu." Jelas Rani dijawab anggukan oleh ibunda Ilham.
Ibunda Ilham menyamakan tubuhnya dengan anaknya.
"Ilham.... ibu tunggu di ruang rawat kamu ya... Ilham gak boleh takut. Ilham pasti bisa!! Ilham pasti kuat kayak batman yang dikasih Dr. Cantik kamu. Ya kan??" Ucap Ibunda Ilham memberikan semangat. Ilham tersenyum meskipun masih terlihat ada rasa takut di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Novela JuvenilSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...