Part 34

77 12 0
                                    

"Udah Put... jangan diterusin nanti pipi kakak kamu matang lagi!" Sahut Hesti disela-sela omongan kakak beradik itu.

"Tau tuh Putri... kalo lagi sehat Hes, dia bahkan lebih jahil daripada ini." Ucapan Fadil membuat senyum Putri hilang karna Fadil membahas dia yang sedang sakit.

Hesti melihat Putri yang wajahnya berubah.

"Kak!" Panggil Hesti membuat Fadil menoleh dan mengalihkan pandangannya ke Putri.

"Put! Maksud kakak bukan gitu... Put, kakak minta maaf, kakak gak maksud nyinggung perasaan kamu.... pliss jangan murung Put, gak apa-apa deh Putri jahilin kakak tapi jangan murung ya... itu akan membuat kakak lebih tersiksa. Pliss Put!!" Ucap Fadil minta maaf sambil menyamakan tubuhnya pada kursi roda Putri karna dia takut adiknya akan kembali murung.

Hesti mengerutkan kening saat melihat Putri seperti menahan tawanya dan Hesti mulai mengerti maksud Putri.

Putri tertawa sangat keras membuat Fadil mengangkat wajahnya dan menatapnya tajam, sedangkan Hesti ikut tertawa kecil.

"Tuh kan!! Dikerjain lagi. Kakak gak suka kamu jahil kayak gini. Terserah kamulah. Kakak pergi aja." Ucap Fadil hendak meninggalkan ruang rawat Hesti, sedangkan Putri kaget kakaknya benar-benar marah padanya.

"Kak jangan marah!! Putri cuman bercanda..." jawab Putri memegangi pergelangan tangan Fadil, sedangkan Hesti hanya melihat adegan itu bingung antara serius ataupun bercanda.

Fadil tertawa keras membuat Putri cemberut dan memalingkan wajahnya dari kakaknya.

"Jangan marah!! Kakak cuman bercanda..." ucap Fadil menirukan gaya bicara Putri membuat Putri semakin cemberut.

"Iihhh kak Fadil!!" Runtuk Putri, sedangkan Hesti hanya tersenyum melihat kakak beradik itu.

"Suatu saat aku akan merindukan moment berantem kakak beradik ini." Gumam Hesti dalam hati.

Di luar R. VVIP 5 Umum.

Lutfi memegang pundak Lutfar yang melihat Fadil dan Hesti begitu dekat dan akrab.

Ya, seseorang yang memperhatikan Fadil, Hesti, dan Putri itu adalah Lutfar.

"Sampai kapan lo akan memendam perasaan lo ke Hesti Far?" Tanya Lutfi.

"Sampai perasaan ini benar-benar musnah dari hati gue Fi." Jawab Lutfar tetap melihat Fadil dan Hesti yang tertawa.

"Maksud lo?? Lo gak bakal ngasih tahu Hesti tentang perasaan lo??" Tanya Lutfi.

"Buat apa gue bilang ke dia, kalo dia aja udah tahu semuanya." Jawab Lutfar membuat Lutfi kaget.

"Ha?? Hesti udah tahu tentang perasaan lo ke dia?" Tanya Lutfi memastikan dan menjawab anggukan dari Lutfar.

"Darimana dia tahu?" Tanya Lutfar lagi.

"Yang tahu perasaan gue ke Hesti cuman lo." Jawab Lutfar membuat lutfy mengerutkan keningnya.

"Maksud lo gue yang bilang ke Hesti... gue gak pernah bilang ke Hesti!" Ucap Lutfi sedikit emosi dan Lutfar hanya diam.

"Yaudah kita masuk aja... lupakan masalah itu sebentar dan bersikaplah normal bukan seperti orang yang patah hati." Ucap Lutfi sambil mengetuk pintu ruang rawat Hesti dan memasukinya.

"Hay semua!!" Sapa lutfi pada Fadil, Putri, dan Hesti.

"Hay kak Lutfi." Jawab Putri sedangkan yang lainnya tersenyum menjawab sapaan Lutfi.

"Hay kak Fadil, Putri." Sapa Lutfar tersenyum dan mereka menjawab dengan senyuman.

"Hay Hes, gimana keadaan lo?? Sorry gue baru bisa kesini sekarang karna emang gue baru tahu tadi dari Lutfi kalo lo sakit" Ucap Lutfar mendekati ranjang Hesti. Hesti tersenyum.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang