Rumah Sakit.
Rani dan Aulia menuju ke pintu keluar sekaligus pintu masuk rumah sakit hendak membeli sesuatu.
"Dr. Rani! Dr. Aulia!" Panggil Jihan tersenyum membuat Rani dan Aulia menoleh ke arahnya.
"Hay Jihan!" Sapa mereka pada Jihan.
"Mau kemana dokter?" Tanya Jihan.
"Mau keluar beli sesuatu. Lo mau titip sesuatu?" Jawab Aulia.
"Gak. Terima kasih Dr. Aulia... Tadi saya lihat Dr. Hesti keluar dari RS jam... jam 12.an lah..." Ucap Jihan membuat kedua sahabat itu mengerutkan kening.
"Emang keluar mau kemana?" Tanya Aulia penasaran.
"Entah. Bilangnya sih ada urusan yang harus diselesaiin." Jawab Jihan.
"Halah biarin lah. Kita pergi aja yuk Aul!!" Ajak Rani menarik tangan Aulia membuat Jihan mengerutkan keningnya.
"Kok mereka kayak gak peduli gitu ya sama Dr. Hesti..." duga Jihan.
"Apa mereka lagi berantem?" Tanya Jihan dalam hati lalu melanjutkan pekerjaannya.
Di tempat lain, Hesti berhenti di sebuah butik yang terparkir mobil-mobil mewah.
"Sepertinya butik profesional... Parkirannya aja penuh dengan mobil." Gumam Hesti melihat butik yang lumayan besar.
Hesti masuk ke dalam butik itu dan bertanya dengan salah satu karyawan di sana.
"Apakah pemilik butik ini seorang perempuan?" Tanya Hesti dan dijawab anggukan oleh karyawan itu.
"Namanya Sari?" Tanya Hesti lagi.
"Betul sekali mbak." Jawab karyawan itu.
"Boleh saya bertemu dengannya sekarang?" Tanya Hesti lagi sedikit ragu karna siapa tahu di suruh buat janji dulu seperti sebelumnya.
"Boleh. Mari saya antar ke ruangan Bos Sari!" Jawab karyawan itu membuat Hesti lega.
Karyawan itu mengetuk pintu dan terdengar suara perempuan yang menyuruhnya untuk masuk.
"Permisi bu... Ini ada seseorang yang ingin bertemu dengan ibu" Ucap karyawan itu menunduk menghormati orang yang ada di depannya.
"Ohh iya... silahkan duduk mbak! Kamu kembalilah bekerja ya!" Jawab Sari terlihat ramah sekali pada karyawannya.
"Ada yang bisa saya bantu mbak?" Tanya Sari melihat Hesti dengan tersenyum. Lesti membalas senyum itu, wajah Sari sangat mirip dengan nenek Halimah.
"Saya ingin memesan baju langsung dari desaignernya." Jawab Hesti membuat Sari tersenyum lebar.
"Memesan baju dengan model seperti apa mbak?" Tanya Sari mengambil kertas dan pensil.
"Modelnya dress panjang dengan motif batik mega mendung dan warnanya hitam putih." Jawab Hesti membuat Sari teringat seseorang.
"Nanti kalo Sari sudah jadi desaigner handal, buatin ibu satu baju ya... dress panjang, motif batik mega mendung dan warnanya hitam putih."
"Ibu..." gumam Sari lirih.
"Boleh saya tahu, mbak memesan baju ini untuk siapa?" Tanya Sari.
"Saya memesan baju ini untuk seseorang yang sedang berjuang hidup melawan penyakitnya, seorang ibu yang mengharapkan kedatangan anak-anaknya di sampingnya, seorang ibu yang selalu mendoakan anak-anaknya meskipun anak-anaknya sudah melupakannya." Jawab Hesti dengan suara bergetar.
"Boleh saya tahu namanya?" Tanya Sari lagi memastikan.
"Namanya nenek Halimah." Jawab Hesti membuat hati Sari sakit mendengar nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Novela JuvenilSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...