Part 60

86 11 0
                                    

Sebelum Fadil menutup pintu ruang rawat Putri, dia melihat seseorang yang ingin ditemuinya sekarang.

Fadil langsung masuk ke ruang rawat Putri hanya untuk meletakkan makanan dan langsung keluar lagi mendekati seorang yang ingin ditemuinya itu.

"Assalamualaikum Pak Budi." Salam Fadil pada seorang yang sedang menyapu dan ternyata orang itu adalah pak Budi.

"Wa'alaikumussalam. Ada yang bisa saya bantu mas?" Jawab pak Budi sambil menanyakan apakah Fadil perlu bantuan.

Pak Budi lupa kalo beliau pernah bertemu dengan Fadil karna saat bertemu itupun hanya sebentar.

"Pak Budi lupa ya dengan saya?" Tanya Fadil membuat pak Budi mengerutkan kening mengingat wajah Fadil.

"Maaf mas. Saya lupa, maklum sudah tua." Jawab Pak Budi dengan logat sundanya.

"Tidak apa-apa pak. Perkenalkan nama saya Fadil, saya temannya Dr. Hesti." Ucap Fadil memperkenalkan diri.

"Ohh. Mas Fadil... iya saya ingat. Perlu bantuan mas?" Tanya pak Budi.

"Begini pak... Saya pernah dengar, bapak asalnya dari Bandung. Sama seperti kota asal Dr. Hesti. Apa benar?" Tanya Fadil balik.

"Benar sekali mas Fildan. Memangnya kenapa ya?" Jawab Pak Budi bingung.

"Pak Budi tahu tidak alamatnya Dr. Hesti di Bandung?" Tanya Fadil balik berharap Pak Budi tahu alamat Hesti.

"Kalo alamatnya sih bapak tidak tahu. Tapi Dr. Hesti pernah bilang kalau dia tinggal di daerah Cianjur. Yang bapak tahu cuman itu saja." Jawab Pak Budi.

"Oohh yasudah kalo begitu pak. Maaf jika saya mengganggu pekerjaan pak Budi." Ucap Fadil.

"Tidak apa-apa mas... Justru bapak senang ada teman ngobrol." Jawab pak Budi dengan tertawa kecil.

"Yasudah kalo begitu pak... Saya permisi. Sekali lagi terima kasih. Assalamualaikum..." Pamit Fadil.

"Wa'alaikumussalam." Jawab pak Budi langsung melanjutkan pekerjaannya.

R. Lutfar.

Lutfar terlihat lelah dan menyandarkan badannya pada kursi kerjanya. Lalu memejamkan mata sejenak, baru beberapa detik memejamkan mata tiba-tiba..

Tokkk....tokkk...tokkk

Lutfar menghela nafas kasar dan sedikit berteriak "masukk!!".

Lutfar menyipitkan matanya untuk memperjelas pandangan bahwa yang dilihatnya tidak salah.

"Siang bang!" Sapa seorang itu yang ternyata Lutfi dengan cengiran khasnya.

"Tumben lo pake ketuk pintu segala? Biasanya nyelonong aja lo!" Ucap Lutfar masih dengan mata terpejam.

"Yeee... sopan salah, gak sopan malah salah lagi. Mau lo apa sih bang??" Jawab Lutfi melihat abangnya yang sangat lelah.

"Gue pengen lo diem! Gue pusing, jangan banyak ngomong lo!" Ucap Lutfar memijat pelipisnya.

"Capek ya bang??" Tanya Lutfi.

"Menurut lo!!" Jawab Lutfar singkat.

"Udah tahu tentang Hesti belum?" Tanya Lutfi membuat Lutfar yang awalnya menutup mata lalu membuka matanya cepat.

"Kenapa Hesti?" Tanya Lutfar dengan wajah khawatir.

"Yyeee... giliran Hesti langsung bangun!" Runtuk Lutfi memalingkan wajahnya dari Lutfar.

"Emang Hesti kenapa?" Tanya Lutfar lagi.

"Hesti udah balik ke Bandung." Ucap Lutfi membuat Lutfar tercengang. Lutfar masih terdiam dengan pikirannya sendiri.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang