Lutfi tersenyum samar.
"Hesti hebat!! Semua pasiennya menyayanginya tulus, bahkan mereka seperti menganggap Hesti keluarga mereka. Lo hebat Hes, bisa bikin mereka nyaman dengan lo, sampai-sampai mereka ingin jenguk lo meskipun mereka juga sedang sakit. Wajar aja Lutfar bilang gak gampang buat dapetin cewek kayak lo Hes." Gumam Lutfi dalam hati.
"Anak-anak.... kita doain aja ya Dr. Hestinya supaya cepat sembuh, biar bisa periksa kalian lagi. Sekarang kalian berdoa ya... berdoa mulai." Ucap umi Aisyah memimpin anak-anak untuk berdoa buat Hesti.
Lutfi ikut serta dalam doa tersebut dan menundukkan kepalanya.
"Berdoa selesai... sekarang kalian harus mau diperiksa sama Dr. Lutfi ya... jangan ngecewain Dr. Hesti ok..." ucap umi Aisyah.
"Iya umi..." jawab anak-anak serempak.
"Silahkan Dokter!" Ucap umi Aisyah mempersilahkan Lutfi.
"Terima kasih bu." Jawab Lutfi dibalas anggukan oleh umi Aisyah.
"Sebelumnya terima kasih ya adik-adik... atas doanya untuk Dr. Hesti. Dr. Hesti pasti seneng banget kalian berdoa untuk dia. Sekali lagi terima kasih." Ucap Lutfi tersenyum.
"Sama-sama Dokter." Jawab anak-anak serempak membuat Lutfi tersenyum.
Lutfi mulai memeriksa satu persatu anak di ruangan itu.
Dia tidak meminta bantuan Rani karna dia pikir langsung saja memeriksa anak-anak Sp. Kanker setelah antar Putri ke ruangannya supaya gak bolak-balik.
R. VVIP 220 Sp. Kanker.
Putri kumpul dengan tiga sahabatnya, sedangkan Fadil duduk di sofa dengan Shinta yang bermanja di lengan Fadil.
Fadil risih karna Shinta memeluk lengannya di depan sahabat Putri.
"Shin! Lepasin!" Pinta Fadil berusaha melepaskan tangan Shinta.
"Gak mau! Emang kenapa sih?" Jawab Shinta manja pada Fadil membuat Putri sedikit melirik ke arah Fadil dan Shinta.
"Kak Fadil gak boleh tunangan sama kak Shinta!" Gumam Putri dalam hati.
"Gak enak tau!! Dilihat sama sahabatnya Putri. Kamu gak malu apa?" Ucap Fadil membuat Shinta melepaskan tangannya dari lengan Fadil.
"Emang kenapa sih?? Namanya juga orang pacaran ya pasti gini lah... masaa mereka gak ngerti." Jawab Shinya kembali memeluk lengan Fadil.
"Yaaa tapi kan mereka masih kecil Shin..." ucap Fadil.
"Emang sekecil apa?? Mereka sudah remaja, pasti mereka ngerti lah." Jawab Shinta membuat Fadil menghela nafasnya.
"Guys!! Gue keluar dulu ya..." ijin Rara membuat sahabatnya penasaran.
"Mau kemana Ra?" Tanya Nabila.
"Mau beli sesuatu di luar." Jawab Rara.
"Beli apa Ra?" Tanya Rafly.
"Haduhh... udah deh gak usah banyak tanya, nanti juga kalian tahu gue beli apa." Jawab Rara mulai capek menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Yaudah sana!!" Sahut Putri tersenyum. Rara langsung keluar ruangan Putri.
"Mau kemana dia?" Tanya Fadil pada tiga sahabat yang ada di depannya.
"Mau beli sesuatu kak." Jawab Rafly yang dijawab dengan berohh ria.
Saat Rara berjalan ke pintu keluar sekaligus pintu masuk rumah sakit tiba-tiba...
Bruukkk...
Rara terjatuh di lantai karna tertabrak seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Ficção AdolescenteSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...