"Berarti kamu harus ke Jakarta dong Hes? Kan rumah sakit pusat adanya di Jakarta." Tanya ayah Irfan.
" iya yah, bun. Hesti harus ke Jakarta dan rencananya Hesti bakal berangkat besok dengan penerbangan awal. Ayah sama Bunda ngizininkan?" Jelas Hesti.
"Gimana ya??? Sebenarnya Bunda tidak ingin jauh-jauh dari kamu. Tapi kalo memang kamu harus ke sana, Bunda tidak bisa melarang kamu untuk pergi sayang..." Ucap Bunda Sarah yang tak bersemangat karna harus merelakan anak bungsunya itu untuk pergi.
"Bunda dan ayah mengizinkan kamu untuk pergi nak. Karna itu kan sudah tuntutan pekerjaan kamu." Ucap ayah Irfan sambil tersenyum.
"Makasih yah, bun. Hesti gak lama kok di sana, perkiraan sih cuman satu bulan." Ucap Lesti sambil memeluk kedua orang yang sangat disayangnya itu, yang dibalas dengan anggukan oleh kedua orang tuanya.
Di sisi lain,
Di rumah yang berbeda.Paling tepatnya adalah rumah keluarga Gilang dan Kia.
"Fadil!" Panggil papa Gilang.
Fadil yang awalnya santai menonton TV di ruang keluarga, beranjak dari duduknya untuk menemui papanya yang ada di ambang pintu bersama mamanya.
"Iya pa?" Jawab Fadil
"Papa sama mama malam ini harus pergi ke luar negeri." Jelas papa Gilang
"Kok mendadak sih pa? Putri udah tau?" Tanya Fadil."Belum sayang... Perusahaan mama sama papa yang ada di sana tiba-tiba ada masalah. Karna itu mama sama papa ambil penerbangan malam supaya bisa sempet ketemu Putri. Maafin mama sama papa ya harus ninggalin kalian..." Jelas mama Kia panjang lebar.
"Iya ma, pa. Nanti Fadil sama Putri yang nganterin papa dan mama ke bandara..." Jawab Fadil.
"Makasih ya sayang.. Yaudah mama siapin barang bawaan dulu." Ucap mama Kia yang dijawab anggukan oleh Fadil.Tersisa Fadil dan papa Gilang yang ada di ruang keluarga.
"Kok kamu malah nyantai di sini? Kamu tidak kerja?" Tanya papa Gilang penasaran, karena biasanya setelah mengantar Putri sang adik ke sekolah, Fadil langsung ke kantor keluarganya untuk bekerja.
Ya Putri masih berumur 17 th dan dia masih bersekolah di jenjang SMA. Sedangkan sang kakak sudah bekerja sebagai manager di perusahaan milik papanya.
Dia mendapatkan jabatan itu karna memang otaknya yang encer (cerdas) turun temurun dari sang papa.
"Fadil lagi tidak enak badan makanya ijin dulu hari ini." Terang Fadil
"Ohh... yaudah gih istirahat sana!" pinta sang papa
"Yaudah pa, Fadil ke kamar dulu." Ucap Fadil yang dibalas anggukan oleh papa Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Novela JuvenilSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...