Saat Rani membuka pintu kamar Aulia, dia melihat Aulia terbaring di atas ranjang dengan wajah yang lumayan pucat.
"Aul..." panggil Rani pelan karna melihat sahabatnya sedang sakit tak ingin mengganggunya.
"Hhmm.." Jawab Aulia lemah menoleh ke Rani dengan tatapan sayu.
"Lo sakit?" Tanya Rani khawatir.
"Menurut lo??" Tanya Aulia balik.
"Kok lo gak ngabari gue sih kalo lo sakit!!" Ucap Rani cemberut.
"Gue gak apa-apa lagi. Cuman demam, ngapain harus ngabarin lo!" Jawab Aulia membuat Rani kesal namun dia tidak bisa marah dengan sahabatnya sekarang.
"Gue kasih tahu Aulia gak ya.. gue takut dia bakal drop kalo tahu Hesti pulang tanpa pamit." Gumam Rani dalam hati.
"Woy!! Napa lo ngelamun? Mikirin apa lo?" Tanya Aulia membuat Rani tersadar dari lamunannya.
"Hhmm... gak apa-apa. Lo mau tahu tentang Hesti gak?" Ucap Rani ragu-ragu. Benar saja, Aulia langsung mengubah posisinya menjadi duduk.
"Emang Hesti kenapa?" Tanya Aulia penasaran.
"Hesti udah balik ke Bandung.... dan dia cuman nitip salam buat gue ke bu kos..." ucap Rani dengan wajah cemberut karna Hesti tidak pamit dengannya.
"Apa?? Hesti udah balik?? Serius lo???" Tanya Aulia dengan terkejut dan dijawab anggukan oleh Rani.
Aulia memegangi kepalanya yang mulai pusing. Rani yang melihat itu langsung berdiri dan mendekati Aulia.
"Aul! Lo gak apa-apa kan? Haduhh tahu gini, gue gak kasih tahu lo tadi!" Sesal Rani.
"Gue gak apa-apa cuman pusing dikit. Istirahat semalam juga udah sembuh nanti." Jawab Aulia menenangkan Rani.
"Yaudah lo istirahat dulu aja ya..besok baru kita omongin tentang Hesti. Gue balik dulu ke RS, pasien kanker gue titipin ke dokter kembar soalnya kasihan nanti kalo ditinggal lama-lama." Pamit Rani diangguki oleh Aulia.
"Iya... salamin ke mereka ya.. si dokter kembar dan anak-anak hebat itu serta Putri dan kak Fadil." Ucap Aulia.
"Cepat sembuh ya my bestie..." ucap Rani dibalas senyuman lemah oleh Aulia.
RS. Jaya Abadi Pusat.
Fadil masih dianjurkan untuk istirahat oleh dokter. Putri pun juga harus istirahat untuk mempersiapkan tubuhnya menerima obat kemo beberapa hari lagi.
"Kak Fadil mau sarapan?" Tanya Putri pada kakaknya.
"Kakak belum lapar dek. Kamu aja makan dulu!" Jawab Fadil tidak mood untuk makan.
"Yaudah nanti kakak bilang Putri ya kalo udah lapar." Ucap Putri diangguki oleh Fadil.
Tokkk...tokkk...tokkk
Pintu ruang rawat Fadil dan Putri terbuka memperlihatkan dokter kembar dengan senyum di bibir mereka.
"Pagi semua..." sapa Lutfi dengan ceria dan diikuti Lutfar di belakang sambil tersenyum. Lutfi memeriksa Putri sedangkan Lutfar menghampiri Fadil.
"Pagi cantikk!" Sapa Lutfi pada Putri membuatnya tersipu malu.
"Ciiieee pipinya merah.... lucu bangett sihh!" Lanjut Lutfi mencolek hidung Putri.
"Hari ini kamu harus istirahat total karna dua hari lagi kamu harus kemo. Jadi harus siap fisik yang kuat untuk menerima obat kemo nanti." Pesan Lutfi pada Putri dijawab anggukan olehnya.
Lutfi memang sudah tahu tentang kemoterapi yang akan dilakukan pada Putri, karna Hesti sudah memberitahunya sebelum Hesti balik ke Bandung, tanpa memberitahu ke Lutfi tentang kepulangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
Ficção AdolescenteSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...