Part 5

2.8K 223 4
                                    

Resepsionis

"Permisi sus...." omongan Hesti terpotong, karna ada lelaki yang tiba-tiba datang dengan terburu-buru sampai tidak sadar ada orang yang lebih dulu datang daripada dia.

"Permisi sus, apakah ada pasien yang bernama...." ucap lelaki tersebut belum selesai.

"Maaf mas, mas harus tunggu dulu! Mbak ini yang lebih dulu datang." Potong resepsionis sambil menatap Hesti.
"Tidak apa-apa sus. Biarkan mas ini dulu, Sepertinya dia sedang terburu-buru..." Ucap Hesti sambil tersenyum.

"Tuh kan sus, tidak apa-apa. Terima kasih mbak (tanpa menoleh ke arah Hesti) apakah ada pasien yang bernama Putri Dwi Rahayu yang baru saja dilarikan ke rumah sakit ini dari SMAN 1 Jakarta?" Ternyata lelaki itu adalah Fadil dengan wajah cemas.

"Sebentar mas, saya cek dulu.... ada mas. Dia sekarang di ruang UGD." jawab resepsionis.
"Terima kasih sus." Ucap Fadil sambil meninggalkan tempat menuju ke ruang UGD dengan tergesa-gesa.

Hesti menatap kepergian Fadil.
"Sepertinya yang sakit keluarganya atau mungkin pacarnya, sampai terburu-buru seperti itu."

Hesti mengedikkan bahu dan mengalihkan pandangan ke arah resepsionis.
"Oh iya, apa Dr. Reza ada di ruangannya?" Tanya Hesti
"Maaf kalo boleh tau dengan mbak siapa ya?" Resepsionis justru bertanya balik ke Hesti.
"Nama saya Hesti sus." Jawab Hesti.

"Ohh Dr. Hesti Andryana pindahan dari rumah sakit cabang Bandung itu ya?" Tanya resepsionis bernama Jihan itu yang dibalas anggukan oleh Hesti.
"Perkenalkan dokter nama saya Jihan... Oh iya, tadi Dr. Reza menitipkan pesan ke saya kalo Dr. Hesti sudah datang disuruh langsung ke ruangan Dr. Reza saja." Jawab Jihan sambil memperkenalkan dirinya.

"Iya suster Jihan, salam kenal. Boleh tau ruangan Dr. Reza di sebelah mana?" Tanya Hesti

"Dari sini dokter lurus aja, nanti ada belokan pertama belok kanan. Nah ruangan itu khusus untuk dokter Sp. Kanker, Sedangkan ruangan Dr. Reza ada di ruangan ke tiga sebelah kanan." Terang S. Jihan panjang lebar.

"Terima kasih suster Jihan. Boleh saya titip koper saya di sini? Dari bandara saya langsung kesini soalnya." Tanya Hesti sambil menunjukkan kopernya.
"Sama-sama. Dengan senang hati dokter..." Jawab s. Jihan sambil menyimpan koper milik Hesti. Hesti pamit untuk pergi ke ruangan Reza.

UGD
Fadil POV.

Aku menunggu di depan ruang UGD sendiri, karena tadi wali kelas yang sudah mengantar Putri kesini harus pamit. Dokter yang memeriksa Putri keluar dari ruang UGD.

"Kok lo yang keluar dari ruangan adik gue? Seharusnya kan Dr. Umum." Tanyaku penasaran, karena dokter yang keluar dari UGD itu sangat aku kenal. Dia sahabat karibku, bekerja sebagai seorang dokter Sp. Kanker di Rumah sakit ini.

"Gini dil, tadi emang dokter umum sempet periksa adik lo. Tapi gak tau kenapa tiba-tiba dia nyuruh gue buat periksa adik lo. Dan ternyata adik lo..." Reza menggantungkan omongannya.

"Adik gue kenapa??? Dia gak apa-apa kan??? (Reza masih tetap diam) bilang za!!! Adikk guee kenapa???" Tanyaku tak sabar sambil mencengkram kedua bahu sohibku itu.

"Adik lo terkena penyakit Ependymomas." Jawab Reza.

( Ependymomas :Tumor otak ini berasal dari sel ependymal, yang garis ventrikel. Ependymomas biasanya tidak tumbuh menyusup ke jaringan otak normal. Akibatnya, beberapa (tetapi tidak semua) ependymomas dapat benar-benar diangkat dan disembuhkan dengan operasi.)

Author POV.

Seketika Fadil tidak dapat menompang berat badannya. Dia terduduk di lantai dengan mata berkaca-kaca. Fadil masih belum percaya, adik yang dia sayangi harus menahan sakit seberat itu.

Reza duduk sambil memegang pundak sohibnya yang terlihat syok.

"Gue tau ini kenyataan yang buruk buat lo. Tapi lo harus kuat dil, adik lo butuh lo di sampingnya. Dia gak butuh apa-apa, dia hanya butuh doa dan semangat dari lo." Reza memberikan semangat pada Fadil.

Fadil bangkit dan menatap Reza yang sudah berdiri.
"Lakukan yang terbaik buat kesembuhan adik gue za!" Pinta Fadil.
"Pasti. Gue pasti ngelakuin yang terbaik buat adik lo. Adik lo itu udah gue anggep adik gue sendiri dil." Jawab Reza.

Ruangan Dr. Reza

Reza membuka pintu ruangannya setelah tadi memindahkan Putri ke ruang rawat inap VVIP 220 Sp. Kanker.

Reza melihat punggung seseorang yang ada diruangannya dan tersenyum.
"Assalamualaikum Dr. Hesti Andryana." Salam Reza.
"Wa'alaikumussalam Dr. Reza." Jawab Hesti sambil menyambut uluran tangan Reza.

"Selamat datang di RS. Jaya Abadi Jakarta semoga Dr. Hesti betah di sini!" Sambut Reza.
"Terima kasih Dr. Reza sudah menyambut saya dengan hangat di sini. Saya sepertinya akan betah di sini, karna karyawan di sini terlihat ramah." Jelas Hesti sambil tersenyum.

"Ohh iya, mari saya antar ke ruangan Dr. Hesti. Nanti setelah itu, Dr. Hesti bisa langsung mencari tempat tinggal di sekitar rumah sakit, supaya tidak bingung bisa minta tolong Pak Darman dan Dr. Hesti bisa bekerja mulai besok." Jelas Reza sambil menunjukkan ruangan Hesti yang berada di depan ruangan Reza.

Setelah Hesti tau di mana ruangannya, Hesti langsung pamit untuk mencari tempat tinggal bersama Pak Darman.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang