Keesokkan harinya.
Hari kedua Hesti berada di Bandung, meninggalkan semua teman dan cinta dalam diamnya di Jakarta.
Hesti berangkat ke RS. Jaya Abadi Cabang Bandung seperti biasa namun bedanya Hesti berangkat lebih awal.
RS. Jaya Abadi Cabang Bandung.
"Pagiii... Dr. Hesti!" Sapa suster resepsionis dengan senyum.
"Pagiii juga sus!" Jawab Hesti tersenyum gingsul.
Saat Hesti hendak menuju ke ruangannya, dia melihat dua orang tua yang dikenalnya sedang memasuki salah satu ruangan dokter di rumah sakit itu.
"Bunda? Ayah? Kenapa bunda sama ayah masuk ke ruangan Dr. Adit?" Tanya Hesti penasaran. Karna Dr. Adit adalah salah satu Dr. Sp. Kanker di rumah sakit itu.
"Nanti saja aku tanya ke Dr. Adit." Gumam Hesti sambil menuju ke ruangannya.
RS. Jaya Abadi Pusat.
Hari ini adalah hari dimana Putri akan melakukan kemoterapi untuk mencegah berkembangnya kanker di tubuh Putri. Kemoterapi akan dilakukan oleh Reza, Lutfi, Aulia, dan Rani.
R. Kemoterapi.
Reza, Lutfi, dan Aulia menyiapkan obat-obat kemoterapi yang akan disuntikkan pada tubuh Putri.
Sedangkan Rani membawa Putri untuk tes darah agar memastikan tubuh Putri siap untuk melakukan kemoterapi hari ini.
"Putri bersyukur bukan kak Hesti yang akan melakukan kemoterapi pada Putri!" Ucap Putri masih kecewa dengan Hesti.
Rani yang mendengar itu sangat menyesal karna sudah menuduh Hesti yang tidak-tidak.
"Kak Hesti gak pernah bohong pada siapapun Put! Kalaupun dia bohong, itu untuk menutupi kebaikannya pada seseorang." Jawab Rani membuat Putri mendongak melihat Rani karna Putri sedang duduk di kursi roda yang sedang didorong oleh Rani.
"Maksud kak Rani?" Tanya Putri bingung.
"Nanti setelah Putri kemo akan kak Rani ceritakan semuanya." Jawab Rani membuat Putri semakin bingung.
Kemoterapi tahap 1 Putri berlangsung 4 jam.an dengan lancar. Setelah kemo, Putri dipindahkan pada ruang rawatnya yang awal (R. VVIP 220 Sp. Kanker).
R. VVIP 220 Sp. Kanker.
Semua berkumpul di ruangan itu termasuk Fadil yang memaksa untuk menemani adiknya meskipun kesehatannya belum pulih sepenuhnya.
Efek samping kemoterapi membuat Putri mual. Dan itu adalah suatu yang wajar dan bahkan harus dialami Putri selama seminggu setelah kemoterapi.
Lutfi berada di samping ranjang Putri dengan membawa kantong plastik hitam.
"Muntahin di sini aja Put!" Pinta Lutfi membuka kantong plastik hitamnya dan Putri mendekatkan wajahnya pada kantong plastik kecil itu.
"Aduuhhh kak... gak enak banget perutku...." rintih Putri membuat Fadil khawatir.
"Kamu gak apa-apa kan dek?" Tanya Fadil dengan wajah khawatir.
"Perutku gak enak kak..." jawab Putri sangking gak enaknya perutnya membuat Putri menangis.
"Iyaa... kamu harus tahan ya Put!" Ucap Fadil menggenggam tangan adiknya dengan erat memberikan kekuatan.
"Itu masih efek awal Put, dalam seminggu ini kamu akan mengalami beberapa efek samping dari kemoterapi ini." Jelas Aulia.
"Putri harus kuat ya... kamu harus mau berkorban, kalo kamu ingin sembuh." Sahut Lutfi di samping Putri membuat semua orang yang ada di ruangan itu menatap Lutfi dengan senyum termasuk Fadil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU
JugendliteraturSetelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad orang lain tidak akan merasakan apa yang aku rasakan - Hesti Andryana. Semua masih berjalan baik-baik saja, tapi seketika kebahagiaanku hila...