6. Meresahkan (Revisi)

1.1K 87 7
                                    

"Mungkin saya seperti makhluk halus, tapi kepedulian saya nyata. Kehadiran ini bukan untuk mengganggu, melainkan untuk memastikan keamanan Ibu."

¬Kepingan Hati¬

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***

"Khafa!"

Gadis itu menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. Khafa mempercepat langkah untuk menghindari sosok mantan yang berlari ke arahnya.

"Kamu kenapa sih malah menghindar, Dek?" tanya Fathan yang kini sudah mencekal tangan Khafa.

"Lepasin!"

"Nggak mau! Kamu ngapain sih, Fa, terus-menerus pakai hijab begini? Abang itu rindu lihat rambut panjang kamu," kata Fathan sambil tersenyum menggoda.

Mendengar ucapan tersebut membuat Khafa langsung menyentak tangan Fathan. Khafa baru belajar mengenakan hijab lima bulan terakhir ini. Ia masih berusaha memperbaiki diri dengan menjaga salat dan menutup aurat. Namun, ucapan dari Fathan membuatnya kesal.

"Jaga omongan kamu, ya!"

Tangan Fathan terulur ingin mengusap kepala Khafa, tetapi gadis itu langsung menghindar. Tatapan tajam Khafa layangkan pada Fathan membuat lelaki itu menghela napas panjang.

"Abang menyesal menyia-nyiakan kamu, Dek. Menikahlah dengan abang dan menjadi ibu sambung untuk Dito."

"AKU SAMA SEKALI NGGAK SUDI!"

Ketika Khafa ingin berbalik, Fathan malah kembali menarik tangan Khafa. Lelaki itu mengambil kesempatan untuk memeluk tubuh Khafa. Khafa memberontak di dalam dekapan Fathan. Namun, lelaki itu tak peduli malah tangannya mengusap kepala Khafa yang terbalut hijab dengan lembut.

"Lepasin gue, Brengsek!"

"Abang rindu kamu."

"Najis, gue benci sama lo! Lepasin gue!"

"Jangan ubah gaya bicara kamu sama abang, Dek," ucap Fathan geram.

Khafa segera menginjak kaki Fathan dengan kuat. Berhasil, gadis tersebut bisa terlepas dari pelukan Fathan. Melihat Khafa yang melarikan diri membuat Fathan mendesis geram kemudian lelaki itu mengejar Khafa.

"Kamu nggak bisa lari dari abang, Dek."

Tangan Khafa lagi-lagi dicekal oleh Fathan. Khafa heran karena Fathan begitu mudah mengejar dirinya. Khafa juga merutuki dirinya yang lari tidak sekencang Usain Bolt yang merupakan pelari tercepat di dunia. Ingatkan Khafa untuk berguru kepada Usain Bolt tersebut.

"Mau lo apa sih?"

"Mau cium kamu," jawab Fathan enteng.

"GILA LO, YA!" teriak Khafa sambil melotot horor kepada Fathan.

"Iya, abang tergila-gila sama kamu."

Ketika Fathan ingin mendekati wajah Khafa, gadis itu segera berpaling. Sungguh, Khafa sangat jijik kepada Fathan saat ini. Fathan yang dahulu dikenal sangat menghormati dirinya sekarang berbanding terbalik.

"Jangan kurang ajar lo! Jauhkan wajah menjijikkan lo dari muka gue!"

Ketika Khafa ingin menendang Fathan, lelaki itu lebih dulu terhuyung ke belakang karena tarikan dari seseorang. Khafa langsung membulatkan matanya ketika Rafa menarik kerah baju Fathan.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang