Milad Si Kembar (18)

973 70 4
                                    

"Saya berdoa semoga Bu Khafa nggak galak-galak lagi."

~Rafa Dwindra Athaya~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***

Rafa berpisah kepada Ayra dan lelaki itu kembali ketiganya. Rafa duduk di tengah bersama Bimaseno. Rafa yang baru saja membuka ponselnya membulatkan mata menarik atensi Bimaseno.

"Kenapa lo?"

"Ini gue baru liat list film horor. Lo mau nonton nggak?" tanya Rafa membuat Bimaseno langsung menatap ponsel Rafa penasaran.

Mendadak ekspresi wajah Bimaseno langsung datar. Bagaimana tidak datar. Ternyata, film yang dikatakan horor oleh Rafa itu tidak sesuai ekspektasi. Foto tersebut adalah foto seekor kucing dengan sorot mata tajam dan pencahayaan yang gelap serta ada tulisan di fotonya berupa 'Beranak Dalam Kardus'. Rafa yang melihat ekspresi dari Bimaseno langsung meledakkan tawanya.

 Rafa yang melihat ekspresi dari Bimaseno langsung meledakkan tawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asli. Horor banget, Bim. Merinding sampai bulu hidung," ujar Rafa terkekeh kecil membuat Bimaseno mendorong jidat sahabatnya dengan jari telunjuk.

"Raf, lo kalau ada masalah cerita aja. Gausah gini."

"Lah, gue nggak punya masalah kali."

Bimaseno memutar bola mata malas. "Masih siang ini, Raf jangan ngajak gelud."

"Gue ngajak nonton, Bim bukan gelud."

Wandi yang berada di depan langsung menoleh ke arah keduanya. Penasaran juga lelaki itu apa yang tengah dibahas oleh Rafa dan Bimaseno. Seketika jiwa keponya meronta-ronta.

"Kenapa sih gais? Kalian lagi bahagia nggak bagi-bagi."

Bimaseno langsung memberikan ponsel Rafa yang masih menampilkan foto kucing yang dikatakan horor oleh Rafa.

"Eh, buset. BWAHAHAHAHA."

Tawa Wandi menguar sambil memegang kedua perutnya yang terasa keram karena terlalu ngakak. Haydar yang sedang menyetir pun menjadi penasaran apa penyebab sahabatnya tersebut tertawa.

"Liat apa sih lo?" tanya Haydar. Wandi berusaha menghentikan tawanya kemudian memperlihatkan foto kucing tersebut.

"Serem banget, 'kan, Dar?" tanya Wandi sambil memberikan ponsel tersebut kepada Rafa.

"Biasa aja. Menurut gue, malah lebih serem muka lo," ujar Haydar dengan tawa yang menyebalkan. Wandi langsung mayun mendengar ucapan dari sahabatnya.

"Wajah ganteng begini, lo bilang serem? Periksa deh tuh mata!" sungut Wandi kesal.

"Kita ke supermarket dulu, ya, gais," ujar Bimaseno mengalihkan topik pembicaraan yang tidak memiliki timbangan amal baik tersebut.

"Ngapain?" tanya Rafa dengan alis saling bertautan.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang