Halal (19)

1.4K 87 11
                                    

"Dan dari segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kalian mengingat kebesaran Allah."

(Az-Zariyat: 49)

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍

Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***

Tanpa terasa, waktu terus berjalan. Kini, Rafa sudah menyelesaikan masa SMA-nya. Sekarang, dia sedang disibukkan mencari informasi tentang jurusan Arsitektur. Sary tersenyum melihat Rafa yang semakin beranjak dewasa. Sary duduk di samping Rafa membuat lelaki itu menoleh ke arah ibunya.

"Mama nggak sabar deh liat kamu nikah sama Khafa."

Ucapan dari Sary membuat Rafa langsung tersedak ludahnya sendiri. Padahal, Rafa sudah melupakan perjanjian tersebut dan sekarang sang ibu mengingatkannya lagi. Mendadak telinga lelaki itu memerah lantaran memikirkan menikah dengan Khafa. Rasanya, Rafa ingin terbang saja menggunakan capung. Bukan maen.

Sary menepuk bahu Rafa lalu bangkit dari posisi duduknya. Rafa tak sadar jika sang ibu sudah keluar dari kamarnya.

"Benar kah, Bu Khafa jodoh gue?"

***

Seminggu kemudian ....

Khafa sedang dirias oleh MUA pilihan Sary. Sekarang, Khafa berusaha ikhlas menerima takdirnya untuk menikah dengan Rafa. Khafa juga berpikir sejauh apapun kakinya melangkah, pasti akan kembali lagi kepada Rafa. Jika, Rafa benar-benar jodohnya. Khafa sempat meminta waktu untuk diundur sampai Rafa merayakan kelulusannya, tetapi keluarga dari pihak Rafa menolak.

"Masya Allah, Dek Khafa makin cantik aja."

Khafa menatap wajah di cermin tersebut. Cantik. Itu pujian Khafa untuk dirinya sendiri di dalam hati. Tak menyangka, wajahnya bisa secantik ini.

"Makasih, Mbak. Ini juga berkat Mbak Ci kok."

Cilla tersenyum mendengar ucapan Khafa. Tak lama, pintu terbuka menampilkan sosok ibu dari Khafa. Melza menatap kagum sang putri sambil menyuarakan kalimat 'Masya Allah'

"Anak ibu udah sold out aja," tutur Melza sambil tertawa.

"Dek Khafa dan Bu Melza saya permisi dulu kalau gitu." Mereka mengangguk untuk menanggapi ucapan dari Cilla.

"Bu, ini beneran Khafa nikah sama Rafa?"

"Lah, beneran lah. Kamu jangan bertingkah, ya, Khafa."

Khafa mencebik mendengar ucapan dari sang ibu. Khafa hanya bertanya. Tidak juga berniat kabur. Kabur juga percuma, mereka pasti akan mudah menemukannya mengingat koneksi ayah dari Rafa itu luas.

"Ayo duduk di kasur. Rafa bentar lagi ngucapin ijab kabulnya." Melza langsung menggandeng putrinya untuk di kasur. Mereka sama-sama melihat ke layar tersebut di mana Rafa sudah berjabat tangan dengan Zayno.

"Ibu, aku deg-degan."

Khafa mengeratkan genggamannya membuat Melza tersenyum menenangkan sambil mengelus punggung tangan putrinya.

"Bismillahirrahmanirrahim."

***
Rafa menetralkan napasnya kemudian menjabat tangan Zayno. Lafaz basmalah pun sudah terucap dari bibir lelaki itu. Bismillah, Rafa sudah siap!

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Rafa Dwindra Athaya bin Darlen Atmaja dengan putri kandung saya Khafa Aseanda Zayn binti Bambang Zayno dengan mas kawin berupa uang 5 juta, emas 10 gram dan seperangkat alat salat dibayar tunai."

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang