Keseriusan (10)

1K 73 2
                                    


"Sekeras apapun, Ibu menyuruh saya berhenti. Jika para malaikat mengaminkan kita untuk berjodoh, maka Ibu tidak bisa mengelak."

~Rafa Dwindra Athaya~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

****
Khafa menjelaskan materi tentang membuat premis sebuah cerita. Guru muda itu menjelaskan secara seksama dan sangat detail membuat para murid memerhatikan, terutama Rafa yang tidak hentinya mengukir senyuman ketika Khafa menjelaskan.

"Premis merupakan dasar pemikiran yang digunakan sebagai Langkah awal dalam mewujudkan ide atau gagasan cerita dalam satu kalimat," ucap Khafa seraya menatap seluruh muridnya.

"Elegan banget, ya, calon istri gue," gumam Rafa.

Wandi yang duduk di samping Rafa pun mendengar gumaman tersebut. Tentu saja lelaki itu langsung mencibir Rafa.

"Calon istri gigi lo jajargenjang."

"Area dilarang julid," ujar Rafa melirik sinis Wandi.

Khafa berhenti bicara ketika obrolan Rafa dan Wandi terdengar di telinganya. Khafa merotasikan bola mata malas karena kedua lelaki itu sering sekali mengganggu ketenangan.

"Rafa dan Wandi. Tolong, perhatikan penjelasan saya."

"Baik, Bu," ucap keduanya berbarengan.

Melihat Wandi dan Rafa sudah diam. Khafa melanjutkan penjelasannya.

"Premis juga diperlukan untuk memudahkan komunikasi dengan target yang sesuai, misalnya editor penerbit. Premis juga digunakan untuk menjaga tulisan tetap fokus di jalurnya. Selain itu, premis juga digunakan sebagai panduan dalam menyusun kerangka tulisan."

"Unsur-unsur premis ada 4 yaitu; Pertama karakter, memuat tentang siapa tokoh yang berperan penting dalam cerita. Kedua, tujuan tokoh yang memuat tentang keinginan tokoh utama dalam cerita. Ketiga, hambatan atau rintangan yang memuat hambatan maupun rintangan atau konflik yang dihadapi. Keempat, Resolusi yang memuat akhir dari cerita yang ditulis."

Rafa menyenggol lengan Wandi membuat lelaki itu menoleh ke arah Rafa dengan alis terangkat satu.

"Nanti istirahat kedua beli apa yang enak, ya, Wan?" tanya Rafa dengan suara pelan.

"Kita istirahat pertama aja belum, Ege," sahut Wandi kesal.

Rafa hanya menyengir mendengar sahutan sahabatnya tersebut. Meskipun ia naksir berat kepada Khafa, tetapi jika lama-lama otaknya diberikan asupan materi membuat Rafa ingin segera istirahat.

"Baik, anak-anak semuanya. Berhubung lima menit lagi istirahat. Saya berikan PR saja kepada kalian, ya."

"Tuliskan 3 tema yang bisa dikembangkan menjadi sebuah cerpen. Setelah menuliskan 3 tema tersebut. Kemudian, tuliskan masing-masing premisnya. Dikumpulkan Minggu depan."

"Baik, Bu!"

"Bu Khafa seperti biasa dong, Bu. Qoute of the day."

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang