Menikah? (11)

1.3K 92 2
                                    

"Dipersatukan denganmu, tidak masuk ke dalam list hidupku."

~Khafa Aseanda Zayn~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi.
Tetap jaga iman dan imun.

Happy Reading!

***
Khafa masih menenangkan dirinya di depan pintu dapur. Sesekali terdengar gerutuan dari bibir gadis itu. Ia benar-benar tak menyangka dengan ucapan sang ibu perihal perjodohan.

"Apa maksud ibu bilang gitu?"

"Gue mulai dijodohkan lagi sama anak temen-temennya. Ya Allah, Bu ... Khafa bisa nyari sendiri."

Khafa mengembuskan napas berulang kali kemudian mengambil ponsel dari saku bajunya lalu menunduk melihat layar ponsel tersebut, ia akan mengabari saudara kembarnya itu supaya segera pulang.

Namun, di luar dugaan. Tiba-tiba ada yang menabrak tubuh Khafa hingga gadis itu kehilangan keseimbangan dan tanpa sengaja dia menarik baju seseorang yang menabraknya tersebut. Kemudian, Khafa memekik ketika punggungnya terkena langsung ke lantai karena terjatuh dan seseorang itu menindihnya sebab baju lelaki itu ditarik oleh Khafa.

Mata Khafa membulat sempurna sama halnya lelaki itu juga terkejut hingga suara Sary terdengar.

"KALIAN NGAPAIN?!"

Khafa masih terpaku dengan keterkejutan sedangkan Rafa mencoba berdiri. Namun, lelaki itu malah kehilangan keseimbangan sebab kakinya tersangkut di gamis Khafa membuat Rafa kembali menindih Khafa. Khafa bisa merasakan bibir Rafa menempel di bibirnya. Dengan spontan, Khafa langsung mendorong kuat tubuh Rafa secara kasar.

"Ya Allah, Rafa!"

Sary langsung menarik tangan putranya membuat Rafa meringis.

"Kamu ngapain anak gadis orang, hah?" pekik Sary syok.

Khafa menunduk sembari melafazkan istighfar dengan kejadian barusan. Bahkan, tubuh Khafa sudah bergetar dengan hebat dan air mata sudah mengalir dari pelupuk mata. Khafa merasa berdosa karena bibirnya tanpa sengaja tersentuh oleh lelaki bukan mahramnya.

"Kenapa ini?"

Semua orang datang ke dapur karena teriakan dari Sary. Khafa masih menunduk bahkan ia masih sangat syok dengan kejadian barusan.

"Ra-rafa ba-baru aja nindih sama nyium Khafa," ujar Sary dengan terbata-bata.

Mendengar hal tersebut membuat amarah Khafi memuncak. Lelaki itu langsung meninju wajah Rafa membuat Rafa terhuyung ke belakang. Tentu saja, Sary dan Melza langsung memekik.

"Kalau lo suka sama Kakak gue. Enggak kayak gini caranya, Brengsek!"

"Ini salah paham!"

Rafa berteriak, tetapi senyuman sinis diberikan oleh Khafi.

"Salah paham lo bilang?"

Ketika Khafi akan memukul wajah Rafa lagi. Khafa langsung bangkit dan memeluk tubuh adiknya dari belakang. Dengan samar-samar, Khafi dapat mendengar suara dari Khafa.

"U-udah, F-fi."

Sary langsung menarik tangan putranya untuk segera pulang.

"Masalah ini akan kita bahas sama ayahnya Rafa juga, ya, Mel. Maafin anak aku," ujar Sary sebelum beranjak pergi.

Khafi menghela napas kemudian membalikkan badan. Lelaki itu langsung memeluk tubuh Khafa yang masih bergetar akibat menangis sedangkan Melza masih terdiam mencerna kejadian barusan.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang