Rafa Bimbang (33)

853 64 11
                                    

"Jika kamu memang merasa tertekan hidup denganku. Hubungan ini bisa berakhir."

~Rafa Dwindra Athaya~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***
Rafa mendatangi kedua sepupunya karena kedua perempuan itu akan membicarakan tentang suatu hal yang membuat lelaki 19 tahun itu penasaran. Kini, Rafa sudah duduk di hadapan keduanya.

"Jam gue mana, Raf?"

"Nih! Bawel lo," kata Rafa sambil meletakkan kotak berisikan jam tangan keinginan sepupunya.

"Ulang tahun gue udah telat dua hari dan lo baru ngasih hadiahnya sekarang. Kenapa malah lo yang sewot sih?" tanyanya dengan wajah kesal.

"Nggak sabaran sih."

"Udahlah Kak Nadhira jangan disalahin terus Abang," ucap Ayra menengahi perdebatan keduanya.

Ya, Nadhira merupakan sepupu dari Rafa dan kakak dari Ayra. Nadhira berusia sama dengan Rafa. Itu makanya, Nadhira sering sekali memanggil Rafa tanpa embel-embel abang seperti Ayra. Rafa juga tak mempersoalkan hal tersebut.

"Kalian berdua mau ngomongin soal apa?" tanya Rafa ketika hening menyelimuti mereka dalam beberapa saat.

"Soal hubungan lo sama Mbak Khafa," ucap Nadhira membuat Rafa menyorot serius kedua perempuan tersebut.

"Lo ngerasa nggak sih kalau Mbak Khafa itu tertekan nikah sama lo, Raf? Kita flashback deh. Dulu, dia mati-matian nolak lo dan sekarang gue yakin dia sebenarnya nerima lo masih setengah hati. Gue tahu, lo cinta sama Mbak Khafa, tapi jangan bego, Raf! Lo cuma mikirin perasaan lo aja, tapi perasaan Mbak Khafa nggak," ucap Nadhira membuat Rafa menatap protes.

"Khafa udah mau buka hati buat gue, Nadhira!" tegas Rafa membuat Nadhira tersenyum sinis sedangkan Ayra masih menjadi pendengar yang baik.

"Bodoh! Nggak semudah itu dia buka hati buat lo, Rafa! Gue tanya deh sama lo. Lo udah pernah belum nanya perasaan dia ke lo itu gimana?"

Rafa diam mendengar penuturan dari Nadhira membuat gadis tersebut semakin tersenyum sinis. "Tebakan gue bener nih! Lo belum pernah nanya perasaan Mbak Khafa tentang posisi lo di hatinya dan gue tebak juga ... Mbak Khafa nggak terbuka soal perasaan dia sekarang buat lo," ucap Nadhira tepat sasaran.

"Gausah ikut campur rumah tangga gue, Nadhira!"

"Gue bukan ikut campur, Rafa! Tapi, gue cuma mau buat lo buka mata hati. Kalau Mbak Khafa nggak pernah menaruh hati sama lo! Gue nggak mau liat lo tersiksa dalam cinta sendirian, Raf. Lo itu abang sepupu gue. Gue peduli sama lo."

Rafa tersenyum miring. "Peduli? Peduli dengan cara nggak langsung buat gue pisah sama Khafa?" tanyanya dibalas anggukan oleh Nadhira.

"Kalau pernikahan ini nggak buat lo bahagia dan membuat Mbak Khafa tersiksa lebih baik lo akhiri aja semua ini. Masih ada cewek tulus yang mencintai lo!" Nadhira melirik sekilas adiknya membuat Ayra tertunduk dengan meremas kedua tangannya.

"Jangan berlagak sok tahu, Nadhira!" seru Rafa lalu bangkit dari duduknya. Lelaki itu malas memperpanjang perdebatan dengan Nadhira. Jadi, Rafa memilih pergi dari sana meninggalkan keduanya.

"Kakak seharusnya nggak usah sampai segitunya, Kak," ucap Ayra gusar.

"Ha ha ha, biar Rafa sadar, Ay. Jelas-jelas lo yang cinta sama Rafa. Eh, Rafa malah milih nikah sama si Khafa itu," ujar Nadhira dengan tangan terkepal.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang