2. Bertemu Masa Lalu (Revisi)

2.6K 134 5
                                    

"Masa lalu ada untuk dijadikan pelajaran di masa yang akan datang supaya kita tidak melakukan kesalahan dengan pola yang sama."

~Kepingan Hati~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***
Khafa Aseanda Zayn, perempuan pemilik nama indah itu menatap rintik hujan yang telah membasahi kota selama setengah jam. Ia menghela napas berat, padahal ada janji yang harus ia tepati. Sayangnya, hujan yang belum reda membuat Khafa terjebak di rumah, tidak diizinkan meninggalkan rumah oleh saudara kembarnya, Khafi Darleando Zayn.

"Natap hujan terus ngelamun mulu lo. Saat hujan, harus banyak berdoa."

"Terus-terusan melamun kayak ayam yang akan bertelur," tambah Khafi.

"Jangan berisik!" seru Khafa sambil mendelik kesal.

Khafi mengambil napas dalam-dalam sejenak sebelum mengembuskannya perlahan. "Gue ngasih tahu lo. Coba jangan ngelamun terus, lebih baik banyak berdoa," kata Khafi sambil mengelus kepala saudari kembarnya dengan lembut.

"Oke-oke, gue bakalan berdoa," ujar Khafa sambil menengadahkan tangannya.

"Allahumma shoyyiban nafi'an."

Melihat hujan yang masih lama reda, Khafa memilih bersantai di kasur sambil menatap langit-langit kamar, ditemani oleh Khafi yang juga berbaring di sampingnya.

"Sepenting apa si brengsek itu sampai lo pengen banget ketemu sama dia?" tanya Khafi sambil menatap ke arah sang kakak.

"Gue cuma mau tahu alasan dia mau ketemu gue lagi, Fi. Gue juga mau tegasin sama dia, kalau hubungan kami benar-benar usai."

"Oke, kalau gitu gue ikut juga!"

"Enggak bisa, Khafi. Biarin gue nyelesaikan semuanya sendiri, ya."

"Oke, kalau itu mau lo. Gue bakalan biarin lo menyelesaikan masalah ini sendiri, tapi gue mohon kalau lo udah nggak sanggup tolong berbagi sama gue, Fa. Gue sayang sama lo lebih dari apapun."

Khafa memandang adik lelakinya dengan senyuman tulus, hatinya tergerak mendengar cerita Khafi, benar-benar menunjukkan kasih sayang yang mendalam terhadap saudara kembarnya.

"Makasih udah percaya sama gue. Gue nggak bakal lupa kalau lo sayang sama gue. Sama halnya gue yang sayang banget sama lo, Fi" ucap Khafa membuat Khafi tersenyum.

"Peluk, Fa," rengek Khafi sambil menoel lengan sang kakak.

"Kak Khafa," ralat Khafa karena adiknya itu tidak menggunakan embel-embel kakak.

"Elah, cuma beda 5 menit doang. Peluk dong, gue kangen berat sama pelukan lo," kata Khafi dengan nada manja.

"Sini-sini.

Khafa merentangkan tangannya, dengan cepat Khafi langsung memeluk tubuh sang kakak. Khafi merasakan kehangatan ketika memeluk saudari kembarnya tersebut.

"Gue janji bakal membahagiakan lo, Fa," batin Khafi berjanji.

"Hujannya udah reda, Fi! Akhirnya, gue bisa pergi juga," pekik Khafa sambil berlari heboh ke depan jendela.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang