Kamu Cantik! (20)

1.4K 78 7
                                    

"Jadikan aku tempat bersandar ketika kamu rapuh dan jadikan aku penopang ketika kamu lelah menghadapi kehidupan ini. Sama-sama kita berjalan menuju ridha-Nya. Ingatkan aku jika aku salah melangkah."

~Rafa Dwindra Athaya~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***

Sekarang pasangan halal tersebut sudah berada di rumah yang baru saja Rafa beli dua bulan yang lalu. Rumah ini lebih minimalis daripada rumah orang tua dari Rafa. Sekarang, Khafa berada di kamar mandi sedangkan Rafa duduk di sofa yang berada di kamarnya.

"Buset, ini nggak ada gayung sejuta umat? Cupu banget nih kamar mandi punya Rafa nggak ada gayung love."

Khafa lama di dalam kamar mandi karena meneliti setiap sudut kamar mandi. Bahkan, gadis itu berdecak kagum ketika semua peralatan mandi yang berjejer rapi.

"Ini Rafa pernah nggak sih kalau shampo habis diisi air dulu baru dibuang?" tanya Khafa pada dirinya sendiri. Dia heran melihat ada lima botol shampo berjejer dan masih penuh.

"Rafa pasti juga nggak pernah boker pake WC jongkok," ujar Khafa terkekeh geli.

Di sisi lain, Rafa berdecak ketika Khafa sudah satu jam lamanya di dalam kamar mandi dan tak kunjung keluar. Sebenarnya Khafa itu lagi apa? Itulah yang terlintas di pikiran Rafa.

Clek ...

Pintu kamar mandi terbuka menarik atensi Rafa. Dilihatnya Khafa yang berbalut piyama lengkap hijab instan yang menghiasi kepala gadis itu.

"Kok lama?"

"Bangun istana sih tadi," jawab Khafa santai kemudian gadis itu duduk di kasur.

"Serius?" tanya Rafa antusias.

"Serius, tapi udah saya robohkan lagi."

Rafa tertawa kecil kemudian berjalan mendekat ke arah istrinya. Lelaki itu mengacak hijab Khafa membuat sang empu berdecak kesal.

"Ih, Rafa!"

"Kenapa masih pakai hijab di depan aku?" tanya Rafa membuat alis Khafa bertautan.

"Aku mau lihat rambut kamu," sambung Rafa.

"Bukankah kamu sering melihat rambut perempuan lain? Rambut saya dengan rambut mereka sama kok," jawab Khafa dengan santai.

"Tapikan, tetap beda. Halal kalau aku yang liat rambut istri sendiri." Rafa tersenyum manis sembari menarik pelan hijab istrinya.

Sadar tidak memakai hijab lagi. Khafa menarik ikatan rambutnya. Kini, rambut Khafa terurai membuat Rafa mengerjap berulang kali.

"Cantik."

"Dari lahir," sahut Khafa cuek.

Rafa mengusap lembut rambut Khafa dengan tangan gemetar. Rasanya, ada aliran listrik di dalam rambut Khafa hingga membuat jantung Rafa berdetak dengan cepat bahkan lelaki itu salah tingkah melihat rambut lurus berwarna kecokelatan tersebut.

"Rambut saya ada ketombenya Rafa."

"Masa iya? Coba Rafa liat."

Rafa langsung mengecek rambut Khafa. Khafa tidak menolak ketika kini jemari Rafa menyibak rambutnya. "Bohong, ya? Rambut kamu bersih sama emm- wangi."

"Saya ngantuk. Kamu mau sampai kapan megang rambut saya?" tanya Khafa ketika Rafa masih belum melepaskan rambutnya.

"Hehehe ... oke udah siap kok."

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang