Asing (50)

750 58 14
                                    

"Kita sekarang adalah dua orang yang asing."

~Rafa Dwindra Athaya~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Ooiya, cuma mau bilang, supaya aku rajin up. Tolong dong, vote dan komennya diramekan :) Inimah sepi banget kek hati akuu, eh. Plak😡

Janji, ya, diramein lapaknya.

Happy Reading!

***
Raga dan Revan menyerahkan rekaman cctv tersebut kepada Abin lalu mereka yang melihat rekaman tersebut langsung berkumpul. Khafi yang baru saja keluar dari ruang rawat inap Khafa pun langsung mendekat. Revan sedari tadi sudah mengumpat Nadhira sedari tadi.

"Memang Nadhira yang buat Khafa sampai begini," ucap Khafi membuat semua orang yang berada di sana menoleh ke arah lelaki 24 tahun tersebut.

"Sebelum Khafa tidur, dia sempat bilang kalau Nadhira bawa dia ke toilet terus mendorong tubuh Khafa sampai terkena wastafel setelah itu Nadhira juga nampar Khafa. Dan, yang paling fatal, Nadhira banting tubuh Khafa," jelas Khafi.

Mendengar hal tersebut membuat mereka syok apalagi Rafa langsung mengepalkan tangannya ketika fakta yang telah didapatkan olehnya.

"Ya Allah, mama nggak nyangka Nadhira akan setega ini," ujar Sary syok.

"Kenapa Nadhira melakukan ini semua, Khafi? Apakah Khafa ada cerita?" tanya Abin sambil menatap saudar kembar Khafa tersebut.

"Khafa cuma bilang, kalau Nadhira nggak suka lihat Rafa menikah dengan Khafa."

"Udah ketebak sih, ini berakar dari Ayra yang cinta sama Bang Rafa," celetuk Revan.

"Ayra cinta sama Rafa?" tanya Sary sambil putra sambungnya tersebut dibalas anggukan oleh Revan.

"Kenapa kalian nggak cerita sama mama?"

"Maaf, Ma."

"Karena cinta adiknya ke Rafa, Nadhira sampai setega itu mencelakai putriku," ujar Melza menggeleng tak percaya sedangkan Zayno tak berkomentar, ia memilih menenangkan istrinya.

"Rafa, lo mau ke mana?" tanya Raga sambil menarik baju adiknya yang akan beranjak pergi.

"Mau ke ruang rawat inap Ayra."

"Percuma, Rafa. Ayra udah pulang sehabis Maghrib tadi. Abang sama Revan udah ke sana duluan," ucap Raga.

"Nadhira sama Ayra enggak bisa dihubungi juga, Bang," timpal Revan.

"Biar mama yang hubungi tante kalian. Permasalahan ini harus diselesaikan," ucap Sary sambil mengambil ponselnya.

Sary bersama Zayno memilih masuk ke dalam ruangan putrinya tersebut sedangkan Rafa duduk kembali dengan pandangan kosong menatap lantai. Khafi yang melihat itu pun duduk di samping Rafa sambil menepuk bahu lelaki 19 tahun tersebut.

"Udah gausah cengeng," ucap Khafi ketika Rafa meneteskan air mata.

"Gue gagal, Bang jaga Khafa. Gue pikir rasa cinta Ayra ke gue, nggak bakalan sefatal ini akibatnya. Gue tahu Nadhira sayang banget sama Ayra, tapi gue nggak tahu kalau Nadhira senekat itu," kata Rafa sambil menyeka air matanya.

"Pasti Nadhira melakukan hal tersebut karena nggak mau Ayra terus-menerus patah hati dan larut dalam kesedihan. Namun, hal yang dilakukan Nadhira salah dan nggak bisa dibenarkan. Seharusnya, Nadhira bisa lebih bijak lagi menyikapi permasalahan adiknya yang cinta sama lo, tapi nyatanya Nadhira nggak bisa berpikir secara jernih," kata Khafi sambil menatap lurus ke depan.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang