Persoalan Umur (41)

839 62 21
                                    

"Persoalan umur itu bukan menjadi tolak ukur kebahagiaan seseorang."

~Rafa Dwindra Athaya~

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi❤️
Tetap jaga iman dan imun❤️

Happy Reading!

***
Kali ini, Rafa akan mengantar Khafa. Biasanya, Khafa selalu menolak, tapi kali ini wanita 23 tahun tersebut terlihat sangat antusias. Tiba di gerbang sekolah, Khafa segera turun sedangkan Rafa langsung membuka maskernya untuk memperlihatkan senyuman kepada istrinya tersebut. Rafa mengelus kepala Khafa dengan lembut membuat hati wanita itu berdesir hangat.

"Kamu yang semangat ngajarnya, ya. Gausah keseringan marah-marah," ucap Rafa dengan tersenyum kecil.

"Ish, kamu tuh, ya. Aku tuh marah, kalau mereka ngeyel, susah diatur."

"Iya deh," ucap Rafa mengalah. Lalu, Khafa meraih tangan suaminya untuk disalami.

"Aku pergi dulu, ya."

"Mas," panggil Khafa ketika suaminya tersebut akan mengenakan helm.

"Apa, Sayangku?" tanya Rafa dengan senyuman.

"Maskernya dipakai lho, Mas. Gausah tebar pesona dong," gerutu Khafa ketika Rafa belum mengenakan maskernya kembali.

"Maaf, ya, aku lupa," ucap Rafa sambil memasang masker untuk menutupi wajahnya yang tampan.

"Lain kali jangan lupa."

"Iya, Sayangku. Udah jangan cemberut gitu. Kalau kamu cemberut begini, aku bawaannya pengen cium kamu tahu," kata Rafa dibalas Khafa dengan mendelik sebal.

"Gausah aneh-aneh, ini di sekolah."

"Iya, enggak aneh-aneh," ujar Rafa dengan terkekeh geli.

"Ya udah, Mas Rafa, tulus, ya."

"Tulus? Maksudnya, judul lagu Tulus yang hati-hati di jalan?" tanya Rafa dengan alis saling bertautan.

Khafa terkekeh pelan. "Bener, Mas. Kamu pinter deh!" seru Khafa sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Iya dong pinter, 'kan suami kamu," ucap Rafa sambil mencubit pipi Khafa dengan pelan.

"Iya deh. Udah sana pergi, nanti dosennya keburu masuk lagi. Lagian, malu dilihat sama anak murid."

"Eh, jangan senyum gitu dong," ucap Rafa sambil menggeleng ketika istrinya tersebut berbicara dengan bibir terlukis senyuman.

"Emangnya kenapa?"

"Bahaya. Nanti, ada yang naksir," ucap Rafa dengan serius.

"Kan udah ada yang naksir."

"Siapa?" tanya Rafa dengan wajah penasaran.

"Kamu lah," jawab Khafa disertai tawa yang menghiasi wajahnya.

"Kalau itu emang iya sih, tapi maksudnya aku tuh orang lain. Ingat, kamu udah jadi istri aku."

"Iya-iya istrinya Mas Rafa," kata Khafa mengalah.

"Ya udah sana buruan berangkat."

Rafa mengangguk lalu mengucapkan salam. Setelah mendengar balasan salam dari istrinya. Rafa langsung melajukan motornya. Khafa melanjutkan perjalanan untuk masuk ke dalam sekolah. Namun, ada murid lelaki yang memanggil dirinya.

"Bu Khafa!" Khafa memutar bola mata malas ketika mengenali suara tersebut.

"Bu Khafa munduran dikit deh," lanjutnya membuat Khafa mendengkus kesal.

Kepingan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang