two

47.1K 3K 26
                                    

Jika nasib berkata lain, apa yang bisa kamu lakukan? Diam dan duduk lah. Kau tidak bisa mengubah takdir.

Jika yang kuasa mengatakan 'tidak' maka apa yang bisa kau perbuat?

Sama halnya dengan lelaki berkulit putih itu, duduk di depan jendela, termenung dengan fikiran kacau.

Uang.. uang.. uang.. itulah yang ada di otaknya. Ia pencinta uang, tapi uang seperti tidak mencintainya. Haruskah dia menjual dirinya dan mengatakan kepada ibu nya bahwa ia tidak se jelek itu? Bodoh, kepada siapa dia akan menjual dirinya?

"Aku butuh uang, dari mana aku bisa mendapatkannya?"

Tidak lama kemudian, ia mendengar suara benda yang terjatuh dari samping kamar nya, yah suara itu berasal dari kamar ibu nya.

Noah bangun dari duduk nya, ia berjalan menuju kamar yang ada di sebelah kamar tidur milik nya itu.

"Aku mendengar ada yang jatuh, mommy, kau tidak apa apa kan?"

Disana Noah melihat Cate yang tengah berjongkok memunguti riasan wajahnya. Noah menatap wanita itu dengan wajah tanpa ekspresi.

Cate mengenakan mini dress berwarna hitam, dengan bagian dada dan punggung terbuka, sangat sulit di deskripsikan tetapi dress itu terlihat tidak layak di gunakan. Seperti kekurangan bahan, hingga tidak bisa menutupi bagian tubuh wanita itu.

Tapi Noah tidak bodoh, ia tau apa tujuan ibu nya menggunakan pakaian terbuka seperti itu.

Noah menghela nafas, ia kembali ke kamar nya tanpa mengatakan apapun.

Sampai di kamar, ia langsung menidurkan tubuhnya di atas ranjang. Noah bukan anak yang alim, tapi taukah kalian bagaimana perasaannya ketika melihat ibu nya mengenakan pakaian seperti itu? Hancur.

Menyakitkan hati, Noah merasa batinnya sesak dan menangis, ia tidak pernah menunjukan kepada orang lain, tapi ketahuilah, hati dari anak mana yang tidak teriris ketika melihat ibu nya seperti itu.

Berangkat di malam hari, lalu pulang dengan keadaan kacau, lipstik berantakan, aroma alkohol dan aroma sisa sisa malam yang panas menyeruak dari tubuh ibunya.

Seolah mengabaikan ketika sang supir menatap wanita itu dengan wajah jijik nya. Membawa sejumlah uang lalu pulang dan menggunakan uang tersebut untuk membeli makan dan kebutuhan sehari hari.

Rendah. Sangat rendah dan menjijikan. Itulah yang orang lain pikirkan terhadap Noah dan Cate.

Tetapi, Noah sudah hidup seperti ini selama bertahun tahun, menahan sesak di dadanya, menahan sakit hati ketika orang di luar sana menghina dirinya dan ibunya.

Perlu di tekankan, mungkin Noah terbiasa bila orang lain menghinanya, tapi menghina ibu nya? Tidak Noah tidak memberikan toleransi untuk itu.

Noah mungkin lahir dari rahim seorang jalang, tapi apakah dia malu? Apakah dia malu dengan pekerjaan ibu nya? Apakah dia malu karena ibu nya bahkan tidak lulus pendidikan karena tidak memiliki biaya? Apakah dia malu karena ibu nya tidak bisa memberinya kemewahan?

Jawabannya tidak. Ia tidak malu.

Mungkin mereka melihatnya sebagai seorang jalang yang hina, tapi dimata Noah ibu nya adalah dunia nya, ibu nya adalah malaikat nya, wanita paling ia hormati di muka bumi ini.

Kenapa? Dia adalah wanita yang sama yang mengandungnya, wanita yang sama yang rela menahan lapar demi dirinya, yang menahan hinaan dari semua orang demi menghidupinya, yang rela di pandang rendah demi memenuhi kebutuhannya.

Apa yang harus di malukan? Cate wanita yang kuat. Tidak kah kalian menyadarinya?

Tidak semua wanita yang mungkin tahan dengan kehidupan seperti Cate. Dimana ia selalu di pandang sebagai wanita miskin, bodoh, dan hina. Luar biasa.

"Noah, aku akan berangkat, jagalah rumah jangan keluar di malam hari. Aku sudah masak beberapa makanan disana. Makan lah sebelum dingin," itulah yang Cate katakan sebelum akhirnya ia pergi dari rumah.

Noah tidak menjawab, tenggorokannya sakit, ia tidak bisa berbicara karena ia tau suaranya pasti akan bergetar jika ia berbicara.

Noah terdiam, membiarkan air mata mengalir membasahi pipinya, membiarkan rasa sakit menghujam hati nya, memendam semua dengan menggigit bibir bawahnya agar tidak ada isakan yang lolos dari bibirnya.

Menyakitkan.

Jika ada yang harus malu, maka itu adalah aku. Aku yang seharusnya menjadi malaikat kecil mu, aku yang seharusnya membahagiakan mu dan membersihkan nama mu. Tapi hingga detik ini aku tidak bisa melakukan itu. Maaf kan aku, sungguh demi Tuhan ini menyakiti hati ku. Batin Noah sambil menangis.

"Hiks.. mommy.."

Ia merasa ibu nya telah pergi, maka dari itu ia akan menangis sesuka hatinya, melepaskan semua yang ada di dadanya.

Sementara itu.

Sebuah club malam, dimana orang akan berkunjung untuk mencari kebahagiaan duniawi, disinilah Cate berada, meliukan tubuhnya mengikut alunan musik, menggoda setiap pria yang berdompet tebal.

Heran. Dia adalah seorang kekasih dari Damian Morgan. Pria kaya yang terkenal akan ketampanan dan kekayaannya, lantas mengapa kekasih nya menjadi seorang jalang? Wajarkah?

Tentu saja.

Selama sang kekasih tidak mengetahuinya, maka itu adalah hal yang wajar.

Meskipun sebagai sepasangan kekasih, Damian mengenal Cate hanya sebagai ibu rumah tangga yang bekerja di sebuah restoran.

Janda anak satu, dengan paras yang menawan.

Tidak ada hal lain, Cate tidak pernah meminta uang kepada Damian, itu karena ia tidak ingin tampak lebih rendah lagi.

Sudah cukup ia membanting harga dirinya di depan pria pria hidung belang, tidak di hadapan pria yang ia cintai.

Cate tampak terlalu larut dalam dunianya, hingga ia tidak menyadari seorang pria datang memasuki area club itu.

Pria tampan dengan sorot mata tenang namun mengancam, tampak seperti singa yang mengintai mangsanya.

Banyak wanita yang mulai mendekatinya, namun ia bahkan enggan hanya untuk menyentuh wanita wanita itu.

Cate yang tiba tiba merasa tidak beres menghentikan gerakan tubuhnya, ia melihat banyak kerumunan orang, Cate penasaran dan bertanya kepada seseorang disana.

"Ada apa ini kenapa sangat ramai disana?" Tanya Cate dengan suara yang di tinggikan agar lawan bicara bisa mendengar perkataannya.

"Tentu saja, pangeran tampan itu telah datang setelah sekian lama."

Tidak paham, Cate mengkerutkan alisnya.

"Pangeran? Siapa?"

"Tuan muda Damian Morgan!"

Deg.

Damian? Damian Morgan? Oh God. Itu berarti, Kekasihnya? KEKASIHNYA ADA DISINI.

Tanpa berfikir panjang lagi, Cate langsung lari mencari tempat tersembunyi. Ia berharap semoga pria itu tidak menemukannya.

Sementara itu Damian tengah asik berbincang dengan temannya.

"Ku dengar kau akan menikah, itu benar?" Tanya James dengan menepuk bahu Damian.

"Hm.. itu benar," jawabnya.

"Ku pikir kau adalah pria yang tidak menyukai wanita, ternyata kau juga akan menikah. Katakan siapa wanita yang beruntung itu?"

Damian terdiam, ia menegang minumannya, "hanya seorang pelayan di restoran."

"Wow.. benarkah? Wanita itu sangat beruntung."

Damian menyeringai, "aku lebih beruntung karena mendapatkannya."


______

 OH DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang