Bonus hari ini karena kalian udah setia menunggu, heheh(◍•ᴗ•◍)❤
___Beberapa bulan kemudian
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, semua berjalan sangat cepat dan tidak terasa hari ini adalah hari yang paling mereka tunggu tunggu sekaligus hari yang paling mendebarkan untuk pasangan Morgan ini.
Mereka berada di sebuah rumah sakit untuk melakukan persalinan Noah, seharusnya semua baik baik saja karena yang menangani lelaki manis itu adalah dokter terbaik yang ada di kota ini.
Fasilitas yang lengkap, dokter terbaik, serta kondisi Noah yang sehat ternyata tidak cukup untuk membuat hati Damian merasa tenang, ia terus merasa gelisah sejak awal Noah berkontraksi hingga saat ini, mungkin sudah sekitar satu jam lama nya ia berdiri di depan ruangan Noah di oprasi.
Awal nya ia merasa sangat canggung karena Cate dan teman Noah yaitu Ben ada disana, tapi semakin lama banyak hal hal yang bermunculan dari otaknya. Terlebih saat itu ia pernah mendengar informasi bahwa masih sangat jarang kasus Noah terjadi, kemungkinannya untuk selamat juga tidak terlalu banyak.
Sejak saat itu ia menjadi tidak tenang, ia tidak tau harus berbuat apa sementara bayi dalam kandungan Noah sudah membesar, tidak mungkin ia menyuruh Noah menggugurkan kandungan nya.
Cate melihat betapa Damian sangat frustasi, Cate mengenal Damian sebagai seseorang yang tenang di semua kondisi hanya saja saat ini ia terlihat seperti seseorang yang akan di hukum mati.
Ia ingin menenangkan Damian dan mengatakan bahwa semua akan baik baik saja, namun ia terlalu canggung untuk melakukannya. Ben menyadari itu, ia tersenyum dan mengusap bahu wanita itu.
"Bibi, kau juga harus tenang.. Noah akan baik baik saja, dia anak yang kuat dan aku percaya dia akan selamat."
Damian mendengar percakapan mereka dan menatap mereka sekilas lalu kembali menatap pintu ruangan itu, Nathan tidak tahan melihat bos nya seperti ini, ia lelah melihat Damian mondar mandir di depan sana selama satu jam.
"Tuan, duduk lah, oprasi tidak akan selesai jika anda berdiri disana terus."
Perkataan Nathan berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Damian, ia sedang tidak ingin diajak bicara atau di tenangkan, ia sedang kalut dengan pikirannya sendiri.
"Apakah Noah akan baik baik saja? Bagaimana jika hanya ada satu diantara mereka yang selamat atau.. bagaimana jika hanya ada satu diantara mereka yang bisa diselamatkannya?"
Damian kembali teringat dengan kejadian beberapa jam yang lalu saat Noah masih sadar dan suara rintihannya terdengar sangat jelas.
Mata nya yang biasanya berbinar penuh kebahagiaan, kini berkaca kaca menahan rasa sakit di perutnya, Damian tidak tau seberapa sakit yang ia rasakan namun ia tetap tersenyum.
"Noah... Ini pasti menyakitkan kan?" Damian tidak bisa menahan rasa khawatir dan ketakutannya, ia duduk sambil menggenggam tangan Noah dengan wajah pucat.
"Noah, aku takut jika.."
"Shhh.. Damian, jangan katakan itu hmm.. kami akan baik baik saja, anak mu sangat kuat." Noah mengarahkan tangan Damian keatas perutnya, membiarkan ia merasakan bagaimana janin itu tersu bergerak di dalam sana.
"Ahh...shh.." Noah meringis kesakitan sambil meremas lengan Damian, keringat dingin membasahi seluruhnya tubuhnya.
"Noah, kau harus bertahan dan kau tidak boleh meninggalkan ku, kau sudah berjanji akan menjaga anak kita bersama kan?" Noah memahami apa yang Damian rasakan, di balik rasa sakitnya ia juga merasakan rasa takut yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...