Damian terdiam, telinganya seolah berdengung mendengar pernyataan dari dokter itu. Ia menatapnya tajam dan meremas ujung meja dengan kuat.
Dokter itu tampak menyadari perubahan wajah kedua orang yang ada dihadapannya, Damian ingin mengatakan sesuatu namun Cate sudah lebih dulu berbicara.
"Aku memang bodoh dokter, bukan berarti kau bisa membodohiku begitu saja, anak ku itu lelaki, tidak kah kau bisa melihatnya?" Suasana menegang, dokter itu tampak menyandarkan tubuhnya di kursi dan menghela nafas.
"Aku sudah mengatakan, aku bukan dokter kandungan. Ini hanya hasil pemeriksaan ku sementara, aku menemukan gejala yang sama kepada pasien. Untuk pemeriksaan lebih lanjut anda bisa menghubungi dokter nya langsung," jelas dokter itu.
Damian masih terdiam, pikirannya tampak kosong meskipun wajah nya tertekan, "mengandung? Bagaimana bisa..."
Damian memikirkan kemungkinan yang terjadi, ia memang pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa pria yang mengandung itu benar benar ada, hanya saja itu adalah kasus langka yang hanya ada beberapa di dunia.
Bahkan beberapa diantara mereka tidak berhasil mempertahankan kandungannya, namun Damian tidak percaya.
Ia tidak percaya dengan hal yang sangat aneh seperti itu, bagaimana bisa? Dimana rahim itu terletak? Bagaimana bisa mereka menghasilkan sperma dan sel telur? Tapi, sekarang ia mendengar langsung dari seorang dokter yang mengatakan bahwa Noah tengah hamil, dan kebetulan mereka memang pernah berhubungan, Damian pun kerap mengeluarkannya di dalam.
'apakah itu benar benar nyata? Bagaimana jika itu hanyalah penyakit yang bersarang di perut Noah? Atau.. apa yang akan aku lakukan jika Noah benar benar hamil?'
Cate melirik kearah Damian, ia menarik tangan pria itu dan membawanya ke tempat yang tampan sepi lalu menamparnya dengan keras.
Damian mendelik dan menatap tajam kearah Cate yang berani menamparnya, ia memegang pipinya dan berkata, "bisakah kau berbicara saja tanpa harus menampar? Aku juga sama terkejutnya!"
"Hanya terkejut Damian? Lalu apa yang akan anak ku rasakan jika dia mengetahui hal ini? Dia sudah cukup merasa direndahkan karena kau melecehkannya berulang kali, dan sekarang.. sekarang dia harus menerima berita bahwa dia tengah mengandung? Anak ku itu lelaki Damian! Dia adalah lelaki!"
Cate mendadak lemas, ia tak sanggup berdiri dan terduduk di lantai, Damian pun hanya bisa diam. Itu benar, ia juga seorang pria. Bagaimana dia bisa menerima keadaan jika ternyata ia bisa mengandung?
"Cate.."
"Jangan katakan apapun Damian.. anak ku.. Noah.. apa yang akan terjadi dengannya? Hiks.. anak itu sudah sangat tersiksa.. dia hidup menderita dan sekarang ia kembali mendapatkan cobaan."
Cate menggeleng dan menangis, "bagaimana bisa dokter itu mengatakan hal itu? Jika dia tidak hamil lalu apa yang terjadi kepada Noah hingga ia tampak seperti hamil? Apakah dia mengidap penyakit? Dia telah sakit selama ini.. oh Tuhan, cobaan macam apa ini?"
"Dia masih muda.. anak ku ingin bahagia.. dia pun mau seperti anak muda seusianya hiks.. sudah cukup.. biarkan aku.. biarkan wanita rendah ini yang menanggung semua deritanya, jangan berikan kepada anak ku.. jangan berikan, aku mohon.. Damian sudah cukup, jangan lukai Noah.. aku yang salah.. aku lah yang membuat mu marah.. jangan siksa dia Damian... Hiks... Cukup sudah.."
Hati Damian teriris melihat Cate yang menangis histeris, ia berusaha untuk tidak terusulut dengan apapun yang Cate katakan, Damian tau, ia juga bersalah atas keadaan mereka saat ini.
Ia melihat Cate sedikit tenang meskipun luka yang mendalam tersirat dari tatapan matanya, tubuhnya masih bergetar dan nafasnya masih tersengal.
Damian berjongkok, ia membantu Cate untuk duduk di kuris dan mengelus bahunya.
"Tidak ada gunanya aku mengatakan betapa aku mencintai putramu, tidak ada gunanya aku menjelaskan betapa berharganya Noah dalam hati ku. Kau tidak akan percaya.. yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah tetap berada disisi Noah dan.. dan jika Noah mengidap penyakit, aku akan membiayai pengobatan nya sebesar apapun itu, dan jika..." Damian terdiam, seolah ia tidak sanggup untuk mengatakan ini.
Tidak bisa di pungkiri, ada terbersit rasa bahagia di dalam hatinya, entah mengapa ia mendadak menjadi sangat egois dan berharap kehamilan ini benar benar nyata adanya.
Bagaimana tidak? Siapa yang tidak menginginkan anak dari seseorang yang ia cintai? Terlebih Damian sangat menginginkan seorang anak sejak dulu, hanya saja kini ia mencintai laki laki.
Hampir mustahil untuknya kembali memiliki anak, tapi sekarang kemustahilan itu berubah. Jika Noah benar benar mengandung, ia berjanji kepada dirinya sendiri, bahkan jika Noah membencinya ia akan tetap memaksa remaja itu untuk menikah dengannya.
Damian mengangguk, "aku akan bertanggung jawab, aku akan menjaga Noah dan anak itu!"
Reaksi Cate menggambarkan bahwa ia tidak menyukai kalimat terakhir Damian, "mudah untuk mu bertanggung jawab, hanya menikahi putra ku lalu membiarkannya uang sebagai bentuk pertanggungjawaban. Lalu bagaimana dengan Noah? Mau kau simpan dimana wajah anak ku itu? Apa yang dunia katakan mengenai lelaki yang hamil? Lalu semua orang akan berbondong-bondong untuk meneliti putra ku seolah dia adalah barang langka!"
Cate melanjutkan perkataannya.
"Jika itu terjadi, aku lebih baik menusuk Noah dengan belati lalu kita akan mati bersama. Itu terasa lebih baik daripada hidup di dunia yang kejam ini. Aku hanya makhluk rendah, siapa yang akan peduli?!"
Cate meluapkan semua perkataannya, Damian sedikit bingung untuk menghadapinya, di satu sisi Damian benar benar tulus kepada Noah, disisi lain Cate sama sekali tidak percaya dengan apa yang ia katakan, Damian frustasi tapi masih berusaha memahami keadaan Cate.
Meskipun membahagiakan untuk nya, tapi ini sangat berat untuk mereka berdua, Damian hanya diam dan menyandarkan tubuhnya.
"Lalu, apa yang bisa aku lakukan? Hanya ini yang dapat aku lakukan untuk kalian.."
Tidak ada percakapan setelah Damian mengatakannya, wanita itu hanya diam dan terisak, sedangkan Damian hanya memandangi Cate yang sedang menangis, hingga akhirnya Cate kembali membuka suaranya.
"Aku hanya wanita miskin, tidak memiliki apapun selain nyawa anaknya yang berharga, juga tidak memiliki uang yang melimpah. Aku akui aku sangat membenci mu Damian, aku sangat membencimu dan malu menatap mu karena aku pun memiliki kesalahan kepada mu," katanya sambil menatap Damian sekilas lalu kembali memalingkan wajahnya.
"Tapi kini aku tengah terdesak, jika memang Noah mengalami penyakit aku tidak akan mampu untuk membiayainya. Jangankan untuk biaya berobat, aku bahkan tidak mampu untuk membeli makanan setiap hari. Jadi, jika seandainya kau mau berbaik hati aku ingin kau membantuku untuk mengobati Noah. Aku akan melakukan apapun untuk mu setelah itu. Aku akan menjadi budak mu seumur hidup demi Noah!"
Damian tertegun.
"Cate.. apa yang kau katakan? Aku sudah mengatakan itu sebelumnya. Cate, aku akan membantu mu untuk membiayai Noah, jangan khawatir kan apapun.."
Cate mengangguk, "dan.. jika Noah benar benar hamil.."
"Aku ingin kau membiayainya untuk proses aborsi."
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...