Noah menatap pria dihadapannya itu dengan tatapan tak percaya, suasana mendadak menjadi sangat mencekam.
"Noah.."
Tanpa menoleh sedikitpun anak remaja itu langsung berlari keluar ruangan, karena emosinya Damian tidak mengejar Noah atau menghentikannya.
Damian masih menjadi pusat perhatian di ruangan itu, bahkan para klien tidak ada yang berani membuka suara.
Tiba tiba Damian kembali berjalan kearah sana, dan berkata "meeting nya kita akhiri dulu, setelah melihat presentasi nya aku akan mempertimbangkan segalanya dan akan memberikan informasi nya secepat mungkin."
Tanpa mengatakan hal lain, pria itu langsung keluar dari ruangan itu, belum beberapa langkah, ia sudah mendapati Nathan yang berdiri di depannya sambil menunduk.
Pria itu tampak sedikit ketakutan, "tuan, aku minta maaf--"
"Lupakan, lanjutkan saja pekerjaanmu!"
Nathan tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, ia meringis lalu mengangguk, "baik tuan."
---
Jam sepuluh malam, Damian pulang dari kantornya, pikirannya berkecamuk, rasa bersalah menyelimutinya hatinya, sekarang ia merasa sangat khawatir, ia tidak tau bagaimana keadaan Noah saat ia pergi tadi.
Terlebih kaki nya yang terluka, ia benar benar takut terjadi sesuatu pada anak itu.
Damian tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri, sedari tadi ia terus mencoba untuk menghubungi Noah, tapi Noah tidak menghiraukan nya sedikit pun.
"Oh Tuhan, di mana anak itu.."
Damian tak tau harus kemana, ia memutuskan untuk pulang dan berharap lelaki manis itu ada di rumah.
Tidak peduli Noah akan bersikap tak acuh kepadanya, atau memarahinya, yang terpenting saat ini adalah ia bisa melihat anak itu baik baik saja.
Beberapa menit kemudian, Damian tiba di mansion nya, setelah memarkir mobil nya ia berjalan dengan cepat menuju kedalam rumah besar itu.
Para pelayan membungkuk memberi hormat melihat tuan mereka yang datang, "dimana Noah?" Itulah yang pertama kali ia katakan saat baru memasuki mansion itu.
"Tuan muda sedang tidak di rumah tuan."
Damian mengkerutkan dahinya, "dan istri ku?"
"Nyonya besar juga tidak di rumah, beliau sudah pergi sejak jam lima sore tadi," jawab maid itu, Damian mendesah kesal.
Ia duduk di atas sofa mengangkat sebelah kaki nya dan menyandarkan tubuh nya.
Ia merasa terlalu bersalah untuk kembali menemui Noah, ia terlalu takut untuk menemui anak itu, ia takut Noah akan semakin membenci nya dan menjauhinya.
Ia memijit pangkal hidung nya, tak lama kemudian ponsel Damian bergetar dari saku nya.
"Hm?"
"Tuan, aku sedang berada di klub yang biasa anda datangi, aku tidak bisa memastikan dengan jelas, semoga saja pengelihatan ku salah. Tuan tadi aku seperti melihat tuan muda berada disini."
"Apa?!"
Damian tiba tiba berdiri sambil membeo, "oh shit, aku akan kesana."
Ia merasa kepalanya akan terbelah menjadi dua, tidak di kantor, tidak di rumah, ia hanya bisa menemukan masalah saja.
Dan sekarang apa lagi? Noah berada di klub malam?
Damian merasa sangat frustasi, tanpa menunggu lama lagi ia langsung membawa mobil nya dan mencari keberadaan Noah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...