Beberapa bulan kemudian..
Semua berjalan sangat cepat, hari demi hari, Minggu demi Minggu telah berlalu, kini mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri setelah menikah beberapa bulan yang lalu. Saat ini, kandungan Noah sudah menginjak usia enam bulan, perut nya juga sudah terlihat membuncit dan Damian sangat suka mengusap perut buncit itu setiap malam.
Tubuh Noah terlihat lebih berisi, pipi nya chubby, dan terlihat seolah ia hanyalah bocah polos yang akan menurut jika di iming imingi es krim.
Hari ini, Damian akan berangkat ke kantor seperti biasa, ia sudah siap dengan jas berwana hitam dan kemeja berwana putih, dasi tersimpul rapi juga aroma nya yang sangat wangi.
Damian keluar dari kamar dan melihat Noah tengah duduk di sofa sambil memangku boneka boba. Ia tersenyum melihat punggung lelaki manis itu dari belakang.
Seolah menyadari bahwa dirinya tengah di perhatikan, Noah membalik tubuh nya dan melihat sang dominan tengah menatap dirinya dengan tatapan lekat, "Damian, kau akan ke kantor?"
Damian mengangguk dan mendekat kearah Noah, ia membelai perut Noah dan mencium nya dengan gemas, "iya sayang, sebelum berangkat apa kau menginginkan sesuatu? Aku akan membawakannya nanti, saat aku pulang dari kantor?"
Noah menggeleng, bibirnya yang basah karena es krim kini merengut lucu, "jangan pergi.. aku masih ingin kau di sini.. aku ingin pergi ke taman, jalan jalan dan membeli jajanan di sana."
"......."
Damian mematung sejenak, kemudian ia menggeleng sambil tersenyum, "sayang, aku sedang ada meeting sangat penting hari ini, aku tidak bisa meninggalkan nya. Nanti saat aku pulang, aku bisa mengajak mu bermain bersama ya?"
Mendengar penolakan dari suami nya, Noah menjadi semakin kesal, ia menepiskan tangan Damian yang tengah menyentuh lengannya, "bekerja, bekerja, dan bekerja! Apa kau lupa? Di rumah ini ada keluarga mu yang harus kau perhatikan! Kau ini bukan kuda yang harus bekerja keras, lihat, anak mu sudah sebesar ini, apa kau mau saat dia besar nanti dia tidak akan tau siapa ayah nya, karena kau hanya sibuk bekerja seharian?" Kata Noah sambil meninggikan suara nya.
Damian meringis, ia menggeleng, tentu saja ia tidak mau itu terjadi, "sayang.. jangan begitu ya.. kau tidak bisa mengatakan bahwa aku tidak peduli kepada kalian. Aku bekerja adalah untuk mu, dan anak kita nanti.."
"Tapi, aku tidak mau di tinggal sendiri.." Noah seolah tidak peduli dengan apa yang Damian katakan, ia memeluk lengan kekar pria itu dan menggoyangkannya, "aku ikut ya?"
Mendengar permintaan Noah, Damian sontak menggeleng, "tidak, tidak, kau akan bosan jika di sana.. tidak ada siapapun yang akan menemanimu di situ."
Damian tersenyum, ia mengusap kepala Noah dan mencium nya, "aku berjanji, aku akan pergi sebentar, setelah itu kita bisa menghabiskan waktu bersama."
"Tapi aku mau ikut!"
"Tidak, kau tetap di rumah, aku akan segera pulang."
"Ikut!"
"Di rumah sayang.."
"IKUT ATAU KAU TIDUR DI LUAR MALAM INI?!"
Damian terkejut saat Noah tiba tiba berteriak dan membentak dirinya, beberapa pelayan yang ada di sana pun ikut terkejut dan tidak ada yang berani bersuara ketika nyonya Morgan tengah mengamuk.
"No..Noah.."
Noah menatap Damian dengan tatapan menghunus, ia menarik dasi pria itu, hingga wajah Damian mendekat kearah wajah Noah, "ajak aku bersama mu, atau kau tidak akan dapat jatah, sebelum anak ini lahir!" Ancam Noah dengan nada penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...