Tatapan Noah berubah menjadi datar, Damian terkekeh geli, rasanya tangannya sangat ingin mengusap kepala Noah, tapi ia berusaha untuk menahannya.
"Cabul!"
"Ppftt.." Damian semakin menahan tawanya.
'bukankah tadi dia yang menatap ku dengan penuh damba? Lalu kenapa aku yang di tuduh cabul?'
Damian memilih untuk tidak mengatakannya, ia hanya mengangguk dan meminta maaf.
"Ayo sini, aku akan membantu mu untuk mandi," Damian mengulurkan tangannya untuk membantu Noah, tapi remaja itu malah menepisnya.
Wajahnya sangat tak acuh, ia membuka selimutnya dan hendak turun.
Tapi..
Gubrak.
"Aahhhh.. sakit.. hiks.."
Noah merintih kesakitan, ia tersungkur di lantai karena kaki nya masih belum bisa berdiri dengan tegak.
Ia bisa merasakan bokongnya sangat sakit, pinggangnya remuk, dan seluruh tulang nya seolah berpindah tempat.
Damian yang melihat itu langsung melompat dan melihat keadaan Noah.
"Noah, kau baik baik saja?"
Noah mengendus kesal, "apa aku terlihat sedang baik baik saja huh?!" Remaja itu meringis kesakitan, ia berusaha untuk bangun tapi sekali lagi ia terjatuh karena tubuh nya yang masih lemas.
Damian menatap tubuh Noah yang berusaha bergerak dari atas ranjang, matanya terlalu fokus kepada perut rata itu, hingga ia lupa untuk menolongnya dan hanya menjadi penonton.
"Heh!! Apa kau hanya akan menatap ku seperti itu?"
Damian sedikit tersentak, ia melamun dengan bibir sedikit terbuka, seolah air liur nya akan menetes melihat objek di depan matanya.
"Berhenti menatap ku seperti itu! Cepat bantu aku!"
"Ah.. iya, maafkan aku."
Damian turun dari ranjang, ia mengangkat Noah ala bridal style.
"Maafkan aku, itu pasti sangat sakit," kata Damian dengan lembut, ia meletakan tubuh ringkih itu di dalam bath up "aku akan membantu mu," lanjut nya.
"Aku akan mandi sendiri!"
Damian menggaruk kepalanya, tiba tiba ia merasa sangat canggung, padahal tadi ia sangat bersemangat untuk 'olahraga' di pagi hari.
"Baiklah."
Damian benar benar meninggalkan Noah di dalam kamar mandi, ia menghela nafas, jantung nya seolah akan meledak, ia tidak tau apakah Noah dapat merasakan setang jantung nya itu.
Damian bahkan tidak pernah seperti ini meskipun sedang bersama istrinya, tentu saja karena ia memang tidak pernah mencintainya.
Ia bahkan merasa sangat jijik dan harus bersandiwara seolah ia merasa sangat nikmat saat tidur dengan wanita itu.
Setiap kali mereka bercinta, Damian hanya membayangkan tubuh Noah, karena jika ia hanya menatap kearah wanita itu, kejantanannya tidak akan berdiri, hanya terkulai lemah seperti tidak bernyawa.
Tapi apalah daya nya, ia harus mengorbankan perasaannya demi mendapatkan seseorang yang sangat ia cintai.
Sementara itu, di kamar mandi, Noah hanya melamun, pikirannya kosong, ia tidak tau harus memikirkan apa.
Ia takut untuk memikirkan ibu nya, ia merasa ia sudah sangat kotor untuk itu. Ia sudah tidak pantas untuk menatap kedua mata wanita itu.
Tapi ia tidak bisa membohongi hati nya, hati nya terasa sakit, tapi ia tidak tau harus menyalahkan siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...