"Aku membenci mu!"
Damian menutup matanya, merasakan rasa sakit yang tiba tiba menggerogoti hati nya, ia tidak memberikan tanggapan apapun, hanya terdiam dengan tangannya yang sibuk mengelus surai lembut milik Noah.
"Seharusnya kau tau, bagaimana perasaan mommy jika tau kelakuan mu di belakangnya, apakah kau sengaja untuk menyakiti nya?"
"Hiks.. aku merasa jijik pada diriku sendiri, bagaimana bisa aku melakukan ini dengan suami ibu ku? Hiks.. huaa...."
Noah menangis meraung-raung, ia tidak bisa melakukan apapun lagi, ia menyesal menikmati sentuhan itu, ia menyesal melakukannya, dan penyesalan terbesar nya adalah, tentang siapa yang menjadi pasangannya dalam melakukan itu.
Sementara Damian, ia masih setia dengan sikapnya, tetap tenang sambil memangku Noah dan mengelus kepala nya.
Damian paham, ia tidak mengamuk karena ia juga menikmatinya, Noah tidak dapat membohongi dirinya sendiri kalau dia menyukai sentuhan Damian.
Tapi, ia juga tidak dapat memaafkan dirinya sendiri, dan merasa hina di depan ibu nya.
Satu jam lamanya Noah menangi, dan akhirnya ia tertidur di pangkuan Damian, ia juga terlihat sangat kelelahan.
"Maafkan aku, aku tidak pernah berniat untuk menyakiti mu, kau bisa memaki ku, memukulku, atau apapun itu asal jangan membenci ku."
Damian memeluk tubuh itu, hati nya tersayat saat Noah mengungkapkan penyesalannya.
Damian tidak merasa bersalah kepada Cate, tidak menyesal dengan apa yang telah ia perbuat. Hanya saja ungkapan kebencian Noah membuat hati nya sangat sakit. Damian tidak bisa mendengarkannya.
Masih sibuk dengan pemikirannya, tiba tiba ponsel milik nya berdering, Damian berusaha mengambilnya, tanpa melakukan banyak pergerakan agar Noah tidak terbangun.
"Halo, ada apa kau menelfon ku?" Tanya Damian dengan nada sedikit kesal.
"Maaf tuan, bukankah anda harus meeting sepuluh menit lagi?" Tanya sekertaris nya.
Damian menghela nafas, sekilas ia menatap Noah yang tidur dengan lelapnya, "aku tidak bisa, kau handle duku!"
"Maafkan saya tuan, tapi anda harus menghadirinya, saya juga harus keruangan anda untuk membawakan beberapa dokumen yang harus anda periksa."
Wajah Damian semakin kecut, bagaimana bisa ia membiarkan seseorang masuk di ruangannya yang masih berantakan, belum lagi ia dan Noah masih dalam kondisi mengenaskan, dengan rambut berantakan dan baju yang sudah tidak berbentuk.
Tapi, bukan Damian namanya jika ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya, Damian mengangkat Noah, ia menuju sebuah pintu, di balik pintu itu ada sebuah kamar besar dan sangat nyaman.
Itu adalah ruang pribadi milik nya, disana terdapat ranjang yang besar, jadi Damian membaringkan tubuh Noah di atas ranjang itu dengan sangat perlahan.
Disana juga ada kamar mandi, dan beberapa pakaian ganti untuk nya, jadi Damian memutuskan untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian.
Ia melihat kearah Noah, anak lelaki itu masih tertidur pulas, bahkan mungkin ia lupa, apa yang telah terjadi.
Damian keluar dari ruangan itu, dengan cepat ia merapihkan ruangannya.
Dan setelah itu, seorang wanita datang dan membawakan beberapa Dokumen.
Setelah memeriksanya, Damian langsung pergi untuk menghadiri meeting yang penting itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...