three

43.1K 2.9K 35
                                    


_____

Noah bangun di pagi harinya, ia mengucek matanya dan menyesuaikan pencahayaan dengan pengelihatan nya.
Semalaman ia menangis hingga lupa makan, dan pagi ini ia terbangun lebih awal karena perutnya terasa lapar.

Sial. Cuaca dingin hari ini, mungkin akan turun salju, Noah merinding karena kedinginan, namun ia tetap memaksakan kakinya untuk melangkah keluar kamar.
Ia berjalan menuju dapur, ia melihat ada makanan yang tertata di atas meja.

Noah mengangkat sebuah mangkuk berisi sup itu, "sial. Ini sudah basi."
Noah menghela nafas, tidak ada makanan lain, dan ia sangat lapar, apa yang harus ia lakukan.

Ia membuka kulkas, hanya dua butir telur, dan beberapa potong daging, dan kalian tau apa bagian tersialnya.
Noah tidak bisa memasak, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan dengan dua butir telur ini.

Ia menghela nafas, "gunakan otak mu Noah, jika tidak kaya, kenapa aku harus terlahir dengan otak yang bodoh. Hanya memenuhi kepalaku namun tidak berguna. Sial."

Noah terus menggerutu, hingga akhirnya ia melihat sebuah panci.

"Telur tidak akan menetas jika di rebus dengan air mendidih. Aku masih bisa bertahan hidup," gumaman dengan sangat berlebihan.

Ia memasukan dua butir telur dengan daging di dalam air yang telah hangat itu.

"Aku merasa di berkati jika telur itu benar benar menetas dan menjadi seekor ayam," lanjutnya sambil menunggu telur itu matang.
"Tidak tunggu, jika itu menetas aku tidak mau memakan anak ayam yang baru menetas. Menjijikan."

Beberapa menit kemudian, telur itu matang, begitu pula dengan dagingnya.

Sarapan yang istimewa, telur rebus dan daging rebus. Meskipun tanpa rasa, Noah menikmati sarapannya tanpa banyak mengeluh.

Katakanlah bahwa lidahnya sudah terbiasa dengan makanan yang tanpa rasa , ibu nya juga jarang memasak makanan yang enak. Mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli bahan makanan.
Kalian tau, dan tidak perlu untuk di jelaskan kembali.

Apakah mom belum pulang? Tanya Noah di dalam hatinya, ia bahkan tidak melihat tanda tanda kalau ibu nya sudah pulang.

Jam menunjukan pukul tujuh pagi, cuaca sangat dingin, dan ini masih terlalu pagi.
Noah enggan untuk keluar rumah, tapi, "aku harus bekerja, aku tidak bisa hidup seperti ini terus."

Lulusan sekolah menengah atas, tapi tidak memiliki bakat apapun. Tapi Noah tidak akan putus asa, ia harus bekerja.

Menjadi beban keluarga bukanlah cita citanya.

Noah menyelesaikan sarapannya dan segera bersiap.

"Tuhan, berikanlah sedikit keberuntungan untuk ku," kata Noah sambil menutup matanya.

.
.

Sudah siang, dan ia belum mendapatkan pekerjaan siapa dia? Noah, siapa lagi?

Ia mulai lelah, berjalan dengan tubuh sedikit menggigil kedinginan, ia belum makan siang, sarapan pun hanya sedikit, perutnya sudah berbunyi meminta untuk di isi.

"Kepala ku pusing? Aku sangat lapar. Oh Tuhan di mana keajaiban mu?"

Ia menghela nafas untuk kesekian kali nya, ia sangat lapar tubuh nya terasa sangat lemas.

Saat itu, ia hendak menyebrang, jalanan sangat ramai, dipenuhi orang orang yang super sibuk.

Lampu meras menyalah, dan ia memutuskan untuk menyebrang.

Tapi..

Tiinn..

"Aaaahh..."

Bruk.

 OH DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang