54 End

22.4K 1.1K 39
                                    

"Kau hanya akan tinggal bersama Damian, Noah!"

Noah membeku mendengar kalimat yang baru saja di katakan oleh ibu nya itu, sorot mata Cate penuh emosi, Noah tidak bisa membaca apa yang tengah wanita itu rasakan. Kedua bola matanya memerah, seolah tengah membendung air mata agar tidak segera menetes kebawah. Noah masih belum bisa percaya, sebelumnya Cate adalah orang yang paling menolak hubungannya dengan Damian, namun, sekarang ia bahkan menawarkan agar dirinya tinggal bersama pria itu.

Kondisi ini membuat Noah menjadi khawatir dengan Cate, apa yang membuat Cate berubah pikiran? Apa ia mengira bahwa Noah tidak lagi mencintainya? Mengapa begitu? Noah sama sekali tidak keberatan jika harus menanggung derita demi melihat ibu nya bahagia.

"Apa yang menguat mommy berubah pikiran? Jika ada masalah, katakan lah dengan baik, mari selesaikan dengan ku. Jangan memutuskan semua dengan gegabah," kata Noah dengan wajah nya yang khawatir.

Cate menggeleng, ia paham, Noah tidak akan percaya dengan apa yang ia putuskan barusan, namun, ia juga tidak tahan melihat cinta anak tunggal nya harus berkahir akibat dirinya ini. Cate tidak boleh egois, ia sudah dewasa, di usianya kini ia bisa memahami perasaan seseorang dari tindakan dan tatapan matanya.

Cate melihat ketulusan di mata Damian, cinta yang tidak dapat di ukur dengan kata kata, Cate bisa melihat pria itu terluka setiap kali ia harus menahan dirinya untuk tidak bertemu dengan Noah. Hal yang sama dapat di lihat dari mata Noah, Noah tidak pernah membenci Damian, remaja itu memiliki hati yang tulus dan tidak bisa berbohong pada perasaan yang ia miliki.

Di saat Cate membangun dinding diantara mereka, menghalangi cinta mereka, sama artinya ia menghalangi kebahagiaan Noah dan janin yang ada di dalam perut anak nya itu. Ia bahkan belum terbentuk sempurna, tidak melakukan kesalahan apapun, namun Cate justru berniat untuk membunuhnya.

Ia juga seorang ibu, bagaimana bisa ia begitu kejam seolah tidak pernah merasakan saat saat dirinya tengah mengandung dulu. Tidak ada ibu yang rela melihat anak nya di bunuh.

"Mommy..." Panggil Noah dengan nada rendah dan lembut, anak itu menatap mata ibu nya sambil menggenggam kedua tangan wanita di hadapannya dengan erat.

"Katakan, apa yang terjadi, apa aku menyakiti hati mu? Maafkan aku, aku tidak berniat melakukan semua itu, tapi entah mengapa aku.. aku kehilangan kendali ku, seolah tubuh ku tidak mau menuruti akal sehat ku."

Noah melanjutkan, "aku bersalah, tapi.. jangan jadikan itu untuk membuat mu merasa bahwa aku tidak ingin lagi tinggal dengan mu, mommy. Aku sangat menyayangimu. Bukan aku yang menyuruh Damian datang kemari."

Cate mengangguk, ia mengusap wajah anak nya, ia paham kekhawatiran dan rasa bersalah yang Noah rasakan, pada dasarnya, Noah juga merindukan Damian, namun dengan pandai nya ia menyembunyikan perasaan itu di hadapan ibu nya.

"Noah..."

"Iya mommy."

"Kau mencintainya bukan?"

"........"

Noah menatap bingung, ia tidak tau harus menjawab bagaimana lagi, tapi itu seolah bukan sebuah pertanyaan, melainkan pernyataan.

"Tidak perlu menjawab nya, kau masih mencintai pria itu kan? Mommy tau, hingga saat ini kau belum pernah bisa melupakan Damian dalam hidup mu, jika tidak kau tidak mungkin mau bercinta dengannya."

Noah terdiam.

"Aku mengenal mu, lebih baik dari siapapun. Aku tau persis apa yang kau rasakan setiap kali aku memisahkan mu dengan pria itu. Hati mu terasa sakit kan? Setiap malam kau selalu memikirkannya, jika kau benar benar tidak mencintai Damian, kecil kemungkinan kau akan mempertahankan bayi ini," Cate menyentuh perut Noah yang sedikit berisi, "aku yang salah Noah, aku lah yang terlalu bodoh untuk memahami mu."

 OH DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang