53

16.5K 1.1K 56
                                    

Bonus part 2 <3

Noah merasa lelah akibat pergulatan panas mereka beberapa saat yang lalu, ia telah mendapatkan pelepasannya berkali kali dan kini tubuh nya benar benar terasa lemas.

Damian menyadari bahwa Noah membutuhkan istirahat, kehamilan membuat seseorang menjadi mudah lelah dan lebih banyak tidur, "Noah.. aku ingin di peluk.."

Noah menatap Damian yang menatapnya dengan tatapan memelas, rambut nya masih basah, kening Damian juga terasa dingin akibat basah dengan keringat.

"Sejak kapan kau memiliki wajah memelas itu? Lihat, kau seperti anak anjing yang ingin di beri makanan."

Damian terkekeh, ia menurunkan kepala Noah dari atas lengannya, Damian menyusup ke dalam pelukan Noah dan ia membenamkan wajah di dadanya. Noah terkekeh geli melihat kelakuan Damian, ia membelai rambut tebal Damian dan mengecup kening nya.

"Tidur lah, kau juga lelah Damian. Kau terlihat lebih pucat, apa kau jarang tidur sebelumnya?"

Damian mengangguk, "setiap kali aku mengingat mu, aku selalu terjaga hingga pagi." Jelas Damian, pria itu tersenyum lembut dan menyentuh dada Noah yang penuh dengan kissmark dari nya.

Reflek Noah memukul pelan lengan pria itu, "jangan nakal! Cepat lah tidur, selagi ada aku di sini."

"Aku hanya ingin menyentuhnya saja, kenapa kau sangat keberatan, itu tidak akan melukaimu, tenang saja.. dan Noah, aku rasa dada mu semakin berisi, apa karena kau sedang mengandung?"

Mendengar itu, semburat merah di wajah Noah terlihat dan menjalar hingga ke lehernya, Noah berdecak kesal dan merasa malu akibat perkataan itu.

"Tidur saja. Jangan banyak bicara."

"Noah.."

Noah menghela nafas kesal, ia menatap Damian dengan tatapan lelah dan emosi.

"Apa lagi?"

"Aku ingin menghisap nya.." pinta Damian dengan nada sedikit merengek, ia menggesekan hidung nya di dada Noah itu.

Noah membeku melihat kelakuan Damian yang berubah drastis, ia tidak menyangka pria itu menjadi sangat manja dengan nya, Noah menggeleng, untuk apa Damian ingin menghisap itu? Dia bukan bayi. Noah terlalu malu untuk mengizinkan Damian melakukan itu.

"Jangan aneh aneh, Damian, aku menyuruh mu untuk tidur, bukan menyusu-- ah! Damian! Apa yang kau lakukan?!" Noah terkejut ketika melihat pria dewasa itu sudah mengisap putingnya dengan kuat. Noah menggelinjang dan merasa geli sekaligus tidak nyaman. Ia berusaha melepaskan hisapan Damian dari putingnya dengan mendorong dada Damian sekuat tenaga.

"Damian.. lepaskan itu ah...jangan menggigit, astaga kau sangat lancang!"

Noah meringis, setiap kali ia berusaha melepaskan Damian, Damian justru menghisapnya lebih kuat. Noah meringis, pria itu sangat keras kepala.

Damian menatap Noah tanpa melepaskan hisapannya, "aku sudah nyaman.. biarkan seperti ini, sebentar saja.. setelah aku pulang, kau akan sulit untuk melihat ku lagi.."

"......"

Damian kembali mengingatkan Noah mengenai perpisahan mereka, sesaat hati Noah merasa bahagia saat berada di dekat Damian, namun, sedetik kemudian ia kembali menghadapi kenyataan bahwa kebersamaan ini tidak akan bertahan lama.

Wajah Noah yang semula berseri seri, berubah menjadi suram, ia memeluk kepala Damian yang sedang sibuk dengan dada nya.

"Damian..."

Damian melepaskan hisapan nya sejenak, ia tersenyum lembut kepada Noah, "aku selalu mencintaimu.. jangan takut, aku akan selalu melindungimu dan anak kita."

Noah mengangguk, ia merasakan kedua mata nya menjadi panas dan cairan bening kembali membasahi pipi nya.

"Aku percaya kepadamu," kata Noah, "jangan khianati kepercayaan ku.."

Damian mengangguk, "kau akan percaya, bahwa cinta yang aku miliki kepada mu, lebih dalam dari yang kau bayangkan," Damian kembali melakukan kegiatan nya yang semula tertunda, entah mengapa ia benar benar merasa nyaman saat mengusap puting Noah.

"Bayi besar ini.." Noah tersenyum dan mengusap-usap kepala Damian yang sibuk menyusu dengannya.

Damian tanpa sadar mengisap puting Noah dengan kuat dan tidak sabaran, membuat Noah meringis. "Damian.. " kata Noah memperingati pria itu.

"Mm?"

"Pelan kan hisapan mu itu, huh! Itu menyakitiku!"

Damian tersenyum, ia melakukan apa yang Noah inginkan.

Selanjutnya, tidak ada lagi percakapan yang terjadi diantara mereka, baik Noah maupun Damian sama sama sibuk dengan pikiran mereka masing masing.

Mereka larut dalam keheningan hingga Damian merasa mengantuk dan perlahan tertidur dengan posisi sama, sedangkan Noah masih menatap Damian yang tidur sangat pulas, seolah ini adalah kali pertama Damian tidur dengan tenang.

Hisapan Damian perlahan mulai terlepas dan namun pelukan Damian masih tetap erat, Noah menyadari bahwa Damian takut kehilangan dirinya, hingga di bawah alam sadarnya sekalipun, ia enggan untuk berjauhan dengannya.

Noah merangkup wajah Damian, ia memberikan kecupan di kening di bibir pria di hadapannya itu, "tidur lah yang nyenyak, jangan terlalu memikirkan kami. Kami selalu sayang kepada mu, Damian."

Noah perlahan melepaskan pelukan Damian, dengan langkah tertatih, Noah kembali berjalan ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Tidak perlu waktu lama, Noah kembali keluar dengan tubuh yang bersih dan wajah yang segar.

Noah menggunakan jubah mandi nya, ia berjalan perlahan dan memungut pakaian Damian dan pakaiannya yang berserakan di lantai.

Saat akan menyimpan pakaian itu, Noah mendengar seseorang mengetuk pintu kamar nya.

"Sebentar.."

Noah berjalan kearah pintu kamar nya, ia membuka pintu itu dan sedikit terkejut saat melihat Cate yang berdiri di hadapan kamar nya.

"Mommy.."

"......"

Cate menatap Noah, remaja itu di penuhi dengan bekas gigitan dan juga kissmark di leher hingga bahu nya, bibir Noah membengkak dan juga sedikit lecet seperti bekas gigitan yang kuat.

Wajah nya terlihat segar, meskipun begitu, sorot mata Noah terlihat lelah dan mata nya membengkak seperti habis menangis dalam waktu yang lama.

Cate tidak perlu penjelasan, dia tidak begitu bodoh dan tau pasti bahwa mereka berdua baru saja menyelesaikan pergulatan panas beberapa saat lalu.

"A..apa yang mommy lakukan di sini?"

"Noah, mommy ingin berbicara dengan mu, bisa kah?" Tanya Cate tanpa basa basi, Noah mengangguk lemah, ia keluar dari kamar nya dan kembali menutup pintu kamarnya.

Sebelum pintu kamar itu tertutup sempurna, Cate melihat kaki pria dewasa di atas ranjang anak nya. Cate tau bahwa itu adalah milik Damian.

Cate menghela nafas, ia berjalan ke ruang tamu dan duduk di sana dengan wajah yang sulit untuk di jelaskan. Noah duduk di sofa lain, ia menunduk sambil memainkan jemari lentik nya itu.

Suasana menjadi sangat canggung, Noah merasa malu dan sesak ketika Cate terus menatap nya dengan tatapan itu.

"Aku telah mendengar semua, Noah, mengapa kau melakukan semua ini? Mengapa kau tidak ingin jujur kepada ku? Noah...selama ini kau tersiksa bukan? Selama ini kau tidak bahagia hidup dengan ku bukan?" Tanya Cate bertubi-tubi.

Noah menggeleng, ia berjalan mendekat dan duduk di sebelah wanita itu, Noah memeluk Cate dengan erat, "omong kosong.. mommy, aku tidak pernah mengatakan itu.. aku tidak pernah menyesal hidup bersama mu.. jangan berkata seolah aku tidak ingin hidup dengan mu."

Cate menggeleng, ia menangis di pelukan Noah, "tidak Noah, kau telah menderita, baik fisik maupun batin mu. Mommy telah begitu egois kepada mu.."

"Tidak mommy...jangan katakan itu.. aku sangat menyayangimu. Mommy.. mommy, kau ingin aku hidup dengan mu kan? Aku telah memutuskan--"

"Kau hanya akan tinggal bersama Damian, Noah!"

_____

 OH DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang