43

14.3K 1K 41
                                    

Damian mengangguk, ia menghela nafas panjang, "baik... Aku akan menerima apapun keputusan Noah.."

Memberikan kesempatan kepada Noah untuk memilih jalan hidupnya sendiri adalah pilihan yang terbaik. Dengan begitu ia tidak akan lagi mengeluh jika harus hidup dengan Damian atau ibu nya.

Noah harus bertanggung jawab kepada pilihan yang ia buat, tidak ada lagi alasan untuk menyesal.

Saat ini Damian memutuskan untuk kembali pulang karena tidak akan ada gunanya ia mengekang keinginan Noah, meskipun demikian ia sangat ingin bila janin itu bisa dipertahankan.

Nathan yang ada disana terkejut melihat tuannya yang keluar dari ruangan Noah dengan wajah muram.

"Tuan, ada apa? Anda mau kemana?"

"Bar."

Hanya mengatakan itu, Damian pun melangkah pergi dari hadapan Nathan, yang masih mematung disana. Damian memutuskan untuk pergi. Jika Noah tidak ingin lantas apa yang bisa ia lakukan? Damian baja saja memaksa lelaki itu untuk patuh dan tunduk kepadanya, setelah bertahun tahun penantian, seharusnya ia memiliki keberanian untuk melakukan hal itu.

Tapi, kembali lagi dengan hati nya. Damian sangat lemah, melihat Noah meneteskan air mata, ia merasa seolah dunia nya akan runtuh.

Tidak ada yang bisa ia lakukan, bahkan ia lelah hanya untuk sekedar berharap saja. Ia memutuskan mengunjungi sebuah bar yang ada didekat rumah sakit, tempat dimana Noah di rawat.

Dengan wajah muram, dan suasana hati yang tidak mendukung, ia masuk sambil menatap kearah ruangan yang lumayan ramai dengan pengunjung.

Duduk dan memesan minuman, sesekali Damian melirik bartender yang meracik minuman untuk nya. Dia adalah seorang pria dengan mata coklat dan rambut hitam.

"Tuan, sepertinya anda memperhatikan saya sejak tadi, apakah ada sesuatu yang menarik perhatian anda?" Mendengar itu, Damian terkekeh dan mengambil minuman yang telah tersaji dalam gelas. Ia berkata, "tidak ada yang menarik, aku hanya ingin memandang mu saja, apa tidak boleh?"

Bartender itu tersenyum dan berdiri sambil meletakan kedua tangannya di meja, ia tersenyum, "tentu saja boleh, namun sangat jarang ada yang memperhatikan ku ketika sedang melayani seseorang, itu terasa aneh.."

Damian meminum minuman itu, "kalau begitu, apakah aku menjadi yang pertama memandang mu saat sedang bekerja, tuan?"

Jika dilihat, pria itu sangat manis, tubuhnya sedikit lebih tinggi dari Noah dan memiliki dua lesung pipi. Ketika ia tersenyum, lesung pipi itu akan terlihat jelas dan semakin memperindah rupanya.

Damian memutar-mutar kan gelas yang ada di tangannya itu sebelum akhirnya cairan alkohol itu mengalir ke tenggorokan nya, entah mengapa ia merasa tertarik untuk menggoda pria itu.

Namun, sang bartender tampak menanggapinya dengan biasa saja, seolah ia juga tidak begitu tertarik dengan Damian, mungkin ia sudah biasa melihat pria tampan.

Jangan lupa, bartender itu pria. Tidak semua pria akan tertarik melihat pria tampan, "panggil aku Joe, jika Anda memandangku terus menerus, aku akan curiga bahwa anda seorang penguntit atau penjahat yang sedang memata-matai ku."

"Apakah aku terlihat seperti itu, tuan Joe, aku hanya lelah melihat sesuatu yang buruk sepanjang hari. Lalu, biarkan aku menikmati sesuatu yang indah disini."

 OH DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang