Selama beberapa menit dua lelaki yang berada dalam sebuah ruangan itu saling memeluk satu sama lain. Laki laki dengan tubuh yang lebih kecil dan lemah lebih mudah untuk didominasi dengan pria yang bertubuh besar, tinggi dan kuat dalam sekejap mata seolah ia hanya seekor tikus yang masuk kedalam kandang singa.
Sentuhan Damian langsung tertuju pada titik titik sensitif di tubuh Noah yang membuat lelaki manis itu menjadi lemah, mata nya yang cerah berubah menjadi sayu dan nafas nya menjadi lebih hangat.
"Damian.."
"Noah, aku tidak tahan.."
Damian mulai sangat mendesak dan membenamkan wajah nya di ceruk leher pemuda yang tersengal sengal di hadapannya, tangan Damian tak tinggal diam, ia berusaha menurunkan celana yang Noah kenakan dengan sedikit kasar.
"Ah.. Damian, pelan pelan.. anak mu.."
Di tengah tengah nafsu, Damian tidak bisa merespon perkataan orang lain dengan baik karena ia hanya fokus pada sensasi yang ingin ia rasakan secara terus menerus, merangsang otak nya untuk mendapatkan kenikmatan di tubuh lawannya.
Tubuh Noah sudah mulai bersisi, jauh di bandingan saat pertama kali mereka bertemu dulu bahkan perbedaan nya sangat jelas terlihat, bagian pinggul dan bokongnya adalah yang paling Damian sukai.
Bagian itu menjadi lebih berisi, hingga Damian selalu menyuruhnya untuk menggunakan celana yang besar dan longgar agar orang lain tidak bisa melihat itu dengan jelas..
"Bisa kah kau hanya fokus kepada ku saja? Aku membutuhkan mu malam ini, jangan merusak suasana hatiku."
Noah tertegun mendengar ucapan Damian yang terlihat bahwa suasana hatinya belum baik sepenuhnya, ia mengusap wajah pria itu dan tersenyum.
"Baiklah, maafkan aku. Aku akan fokus kepadamu.. tapi jangan terlalu kasar ya? Aku tidak sekuat dulu untuk menghadapinya, ayo kita ke kamar.." belum selesai Noah berbicara namun Damian sudah berlutut di hadapan pemuda itu dan wajahnya sudah mendarat tepat di sela sela paha nya.
Noah meremas rambut pria itu dan menekannya, ia sedikit melebarkan kedua kakinya untuk memberikan Damian akses di tubuh nya, "nghh...ahhh... Apa yang kau lakukan?" Ia menunduk, melihat Damian tengah menutup matanya sambil memegang penis nya.
Pria itu menjulurkan lidahnya dan menyentuh penis Noah dengan lidah nya yang basah dan panas, lidah Damian panjang dan lembab bergerak lihai di bagian sensitif itu.
Wajah pemuda itu memerah dengan linangan air mata membasahi pipinya, bibir manis itu tidak berhenti mengeluarkan desahan ketika pria dibawahnya melahap penis miliknya dengan lahap.
Noah nyaris tidak bisa bernafas belum lagi kondisinya yang tengah hamil membuat ia kesulitan mengontrol nafasnya.
Kakinya lemas bagaikan jelly, namun Damian memegang pinggang Noah dengan kedua tangannya sebagai topangan agar istri mungkinnya tidak terjatuh.
"Damian ahh.. pelan pelan ngh...mmhhhm. disana ahh..."
Damian menaikan tatapannya untuk melihat pemuda cantik yang bergetar di dengan wajah yang basah, air mata dan salivanya mengalir hingga ke dagu, dadanya naik dan turun secara tidak beraturan.
Pria itu sangat paham apa yang disukai dengan istri kecilnya jadi meskipun bibirnya mengatakan ingin berhenti, ia tidak akan mempercayainya. "Kau pembohong kecil hm, kau selalu menolak mu sementara lubang mu sudah banjir di bawah sini."
Noah bersemu merah mendengarkan ucapan cabul itu, "kau lah yang membuatku seperti ini, kau datang seperti penjahat yang memperkosaku.." mendengar itu Damian terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...