Mereka akhirnya tiba di bandara beberapa jam setelahnya, beberapa pengawalan ketat sudah menunggu Damian dan Noah disana, bahkan seluruh area bandara telah di jaga dengan sangat ketat demi keamanan Damian dan Noah.
Di dalam pesawat, Noah masih tertidur dengan wajah pucat nya, sementara Damian masih sibuk menelfon seseorang.
Setelah itu, ia berjalan dan melihat keadaan Noah yang masih terbaring lemah, ia menempelkan tangannya di kening itu, "suhu tubuh nya sudah membaik, mungkin dia hanya kelelahan."
Damian mengangkat tubuh Noah dan membawanya kedalam mobil yang telah di siapkan.
"Tuan, apakah kita akan menuju kediaman nyonya besar?"
"Tidak, aku ingin ke apartemen ku terlebih dahulu."
"Baik tuan."
.
.Beberapa jam kemudian, mereka tiba di apartemen, dan Damian langsung merebahkan tubuh Noah di atas ranjang agar anak itu bisa beristirahat dengan tenang.
Damian dan Noah sama sekali tidak mengabari Cate mengenai kedatangan mereka, jadi mungkin Cate akan terkejut saat melihat Noah yang tiba tiba datang menemuinya.
Sambil menunggu Noah bangun, Damian memutuskan untuk mandi, ia mengguyur seluruh tubuhnya yang terasa lengket dan gerah di bawah guyuran shower.
(Jadi ikut gerah juga, wkwkw)
Seluruh tubuh Damian bahah akibat guyuran air, suara gemericik air terdengar hingga keluar, meskipun cuaca terbilang sangat dingin, namun tubuh Damian tidak merasakannya, ia justru merasa gerah. Lebih tepatnya rasa gelisah di hatinya membuat ia tidak nyaman. Dan tubuhnya tidak bisa merasakan suhu dengan baik.
Damian telah terobsesi dengan Noah, tubuh nya, tatapannya, suaranya, seolah Damian tidak bisa melepaskan semua itu, ia tidak bisa kehilangan remaja itu begitu saja.
Ia memiliki segalanya, harta, tahta dan cinta, tapi ia tidak memiliki hati Noah, bahkan jika ia bisa memaksa Noah untuk tetap tinggal bersamanya, ia tidak yakin orang itu akan bahagia dengan apa yang ia miliki.
Damian hampir putus asa, segala yang ia bisa sudah ia lakukan, bahkan jika Noah meminta barang mewah, atau perhatian penuh darinya ia akan memberikannya.
Apapun, apapun yang Noah inginkan, ia akan mewujudkan sesuai dengan keinginannya, asal dengan satu syarat, Noah mau hidup bersamanya untuk selamanya.
Ia ingin egois, ia ingin memiliki Noah sepenuhnya, tapi melihat anak itu menangis dan wajah nya yang tampan tertekan setiap kali mereka bertemu, itu membuat hati Damian di hujam oleh ribuan jarum, ia benar benar tidak sanggup melihatnya.
Satu titik ia bisa melihat sisi dimana Noah menginginkannya hanya ketika ia hampir mendapatkan puncak nya saat mereka bercinta. Selebihnya, Noah sama sekali tidak menginginkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...