"DAMIAN?!"
.
.
.Beberapa hari berlalu tanpa kabar ataupun kepastian dari Noah, ia merasa gerah dan tidak tahan dengan semua ini. Selama ini Damian cukup bersabar, namun Noah tidak mengerti.
Tidak peduli dengan apapun yang menjadi tanggapan mereka nantinya, Damian menginginkan keputusan Noah secepatnya.
Ini bukan hanya menyangkut tentang dua orang saja, tapi juga ada janin yang hidup di dalam rahim Noah, bagaimanapun ia harus mendapatkan anak itu, bagaimanapun cara nya.
Damian adalah ayah nya, dia yang membuat nya, jadi Damian juga berhak menentukan hidup atau mati anak itu nanti nya.
Beberapa hari yang lalu, ia sempat berpikir bahwa Noah mungkin sedang dilema dengan membuat keputusan nya sendiri, tapi setelah sekian lama, Damian mulai merasa bahwa dirinya di abaikan.
Jadi, ia tidak akan menunggu lama lagi, Damian mengambil mobil nya dari garasi dan segera menuju rumah Noah. Dalam perjalanan ia sibuk memikirkan tentang Noah, mengapa sangat sulit untuk lelaki itu agar bisa melihat cinta dalam hati Damian. Apa Noah buta?
"Aku merasa seperti orang bodoh, jika saja tidak menyangkut anak, aku akan belajar untuk hidup tanpa remaja itu."
Tapi, bukan hanya Noah atau Damian, bahkan Cate juga merasa gelisah dan khawatir, ia mulai memikirkan semua hal tentang hubungan terlarang antara mantan suami dengan anak nya itu.
Cate duduk di atas sofa dan sesekali berjalan jalan sambil melakukan sesuatu agar pikirannya bisa lebih tenang, namun ia tidak bisa. Cate merasa gelisah.
Setiap kali ia melihat Noah keluar dari kamar nya, wajah anak itu terlihat sangat sayu, lelah, sedih dan semua bercampur menjadi satu. Namun, Noah tetap tersenyum, dan senyuman itu semakin membuat Cate yakin bahwa anak nya sedang tidak baik baik saja.
Kini Noah masih ada di dalam, Cate ingin memanggilnya keluar namun mengurungkan niat, mengingat bahwa keadaannya harus tetap stabil dan banyak istirahat. Mungkin dengan tidur di kamar, ia akan merasa lebih baik.
Wanita itu kembali melanjutkan aktivitas nya, ia memutuskan untuk memasak makanan ala kadarnya saja, namun langkah nya terhenti ketika mendengar suara pintu yang di ketuk.
Cate berjalan mendekati pintu, laku membuka nya.
Ia terkejut saat melihat sosok bertubuh tinggi dan kekar tengah berdiri di depan pintu dengan wajah datar dan kedua tangannya masuk kedalam saku celana
"......"
"Aku mau masuk."
"Apa yang kau inginkan? Pergi lah."
Tatapan Damian menggelap saat ia tidak di terima di rumah itu, namun ia tidak ambil pusing dan menerobos masuk kedalam rumah.
"Damian! Itu tidak sopan! Kau tidak di izinkan untuk masuk kedalam, jadi jangan berani berani-"
"Jika aku berani, apa yang akan kau lakukan?"
Perkataan Cate terpotong dengan kalimat dingin itu, Damian memiliki aura dominan yang mengerikan, lawan bicara nya tidak akan bisa berkutik apalagi saat melakukan kontak mata dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...