Noah membeku mendengar perkataan pria itu. Tanpa berbicara lagi, Damian membawa mobilnya dengan ngebut kesebuah tempat.
"Kau mau membawa ku kemana huh?!"
Damian tidak menghiraukan pertanyaan Noah, ia tetap fokus kepada stir dan jalanan.
Noah menggerutu kesal, "turunkan aku!!"
".."
"Tuan Damian Morgan aku bilang turunkan aku, atau aku akan lompat!!" Ancam Noah dengan menggebu, wajahnya memerah menatap sengit kearah Damian.
Sementara itu Damian malah semakin melajukan kecepatan mobilnya, ia menyeringai lalu berkata, "silahkan!"
Noah membulatkan matanya, yang benar saja, mana mungkin ia akan benar benar melakukannya, melompat dari mobil yang sangat laju.
Noah memasang wajah kusutnya, tangannya mengepal di samping badannya, wajah nya memerah hingga ke telinganya.
Hal itu tidak luput dari perhatian Damian, ia melihat wajah putih Noah memerah dadi kaca spion nya.
"Kenapa? Apa kau tidak akan melompat? Lihatlah, jalanan sangat ramai, mungkin akan ada banyak orang yang akan menolong mu saat otak mu berserakan di jalan raya."
Mendengar itu, Noah bergidik ngeri, ia memalingkan wajahnya, "biadab!"
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sebuah gedung apartemen, Noah menautkan alisnya, "apa ini, kenapa kau membawa ku kesini?"
Damian menatap wajah Noah, "kau tidak turun? Atau mau ku seret lagi?"
"Sialan. Aku tidak mau, aku mau pulang!!"
"Jangan membuat ku kesal Noah!"
"Lepaskan aku Damian Moran, aku akan pulang! Aku tidak Sudi melakukan apapun bersama mu!!"
Mendengar itu, Damian tersenyum tipis, ia bersandar di depan pintu mobil, "kau pikir apa yang akan aku lakukan? Aku tidak akan melakukan apapun, aku hanya akan menebus kesalahan ku waktu itu!"
Noah menatap Damian dengan tatapan tak percaya, "omong kosong!"
"Sudah ku duga kau tidak akan percaya, maka ikutlah kedalam bersama ku, aku akan menebus kesalahan ku!"
Siapa yang percaya jika singa berkata bahwa ia tidak makan daging, jelas beberapa menit yang lalu Damian mengatakan bahwa ia akan memberi hukuman kepada Noah.
Wajahnya bahkan sangat dingin dan tak tersentuh, sangat mengerikan, dan beberapa detik kemudian, ia tersenyum dengan wajah lembut sambil mengatakan bahwa ia akan menebus kesalahannya.
Noah tidak percaya, ia mulai waspada, Damian menyadari kekhawatiran Noah.
"Bawa ini!"
Noah tersentak saat Damian tiba tiba melemparkan pisau kearahnya, "apa apaan ini? Kau mau membunuh ku?"
Damian menggeleng, "jika aku berbuat macam macam, kau bisa langsung menusuk ku!"
Jemari lentik Noah menggenggam pisau itu, tidak terlalu besar, hanya saja sangat tajam dan mengkilap.
"Awas saja, jika kau macam macam, aku akan memotong benda itu!!"
Damian menyeringai, "Of course, young master."
Akhirnya, dengan penuh kewaspadaan Noah keluar dari mobil itu sambil membawa pisau.
"Jangan menyentuhku!" Noah menepis tangan Damian saat pria itu hendak merangkulnya.
"Aku tidak memiliki riwayat penyakit menular, kenapa kau memandangku seperti itu?"
Damian kesal saat Noah menatapnya dengan tatapan yang jijik, seolah dia sangat kotor dan menjijikan.
Lah emang iya kan_-
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...