34

14.7K 1.1K 50
                                    

Hari ini Cate dan Noah memutuskan untuk pindah mereka memilih untuk menyewa sebuah apartemen kecil yang masih berada di kota itu. Cate menyimpan kopernya ia menatap putra nya yang berjalan dengan tatapan kosong, wajahnya semakin pucat dan tubuhnya terlihat sangat lemas.

Ia mendekati Noah dan mengelus bahunya dengan lembut, "ada apa, apa kau sedang tidak enak badan?" Noah sedikit tersentak saat tiba tiba Cate bertanya kepadanya, ia menggeleng dan tersenyum tipis, "aku hanya sedikit lelah. Mommy, bolehlah aku ke kamar sebentar aku ingin merebahkan tubuhku."

"Tentu saja nak, bawalah koper mu mommy akan membereskan barang barang disini, kau bisa istirahat."

"Baiklah."

Noah berjalan ke kamarnya, tubuh nya terasa sangat lemas ia membuka pintu kamar itu dan masuk kedalam nya, kamar ini terasa sangat asing tidak seperti kamar nya dulu saat tinggal bersama Damian. Dulu ia memiliki kamar yang sangat luas, banyak barang barang berharga yang pastinya sangat mahal, sedangkan di kamar ini hanya ada satu ranjang, lemari, sebuah meja dan sofa.

Ia duduk di sisi ranjang itu dan menyandarkan tubuh nya di kepala ranjang, ia masih belum bisa menghapus Damian dari ingatannya, ia tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini, ada rasa benci didalam hatinya, rasa kecewa, dan juga cinta. Noah sadar ia mencintai Damian, dan kini ia sudah terbiasa dengan hadirnya. Cinta tidak pernah salah, tapi tidak dengan cintanya. Mencintai Damian adalah sebuah kesalahan.

Noah menutup matanya, bayang bayang Damian memenuhi kepalanya, ia mulai membenci dirinya sendiri karena telah mencintai suami dari ibu nya sendiri.

"Jika dulu dia tidak menikah dengan ibu ku akankah kita bisa bersama? Apakah aku dan Damian bisa hidup bahagia? Damian.. aku tidak bisa melupakanmu, kau selalu muncul dalam otak ku, enyahlah Damian. Aku tidak pantas untuk mu."

Tanpa ia sadari air mata mulai menetes dari pelupuk nya mengalir dan membasahi pipinya, ia tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri karena ia merindukan Damian. Ia tidak bisa berada jauh dari pria itu, apakah ia bisa bertahan? Sampai kapan ia bisa menyembunyikan perasaannya? apakah ia bisa melupakan Damian, ataukah cintanya akan bertambah besar seiring berjalannya waktu?

Saat akan berusaha untuk tidur, Noah kembali merasakan sesuatu yang aneh dari perutnya, ia merasa mual dan kepalanya terasa sangat pusing.

Noah berlari dari kamar nya menuju kamar mandi, "ueek.. ueekk.. ukhuk ukhuk.."

"Ueekk..." Ia berusaha memuntahkan isi perutnya, tapi yang keluar hanyalah cairan bening, Noah memijat kepalanya yang terasa pusing, tubuhnya terasa sangat lemas.

Cate yang sedang membersihkan ruangan lain tidak mendengar jika Noah tengah muntah di dalam kamarnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk memeriksa keadaan Noah.

Ia membuka pintu kamarnya dan masuk kedalam, ia tidak menemukan Noah diatas ranjang nya, "Noah..?"

"Ueek.. uuek.. "

Mendengar suara itu, Cate mendadak merasa panik ia langsung berjalan dengan cepat dan masuk kedalam kamar mandi, disana ia melihat Noah yang berusaha mengeluarkan isi perutnya.

"Noah.. Noah, apa yang terjadi?"

Cate memijat tengkuknya sementara Noah masih muntah disana, "Noah.. "

Cate membawa lelaki itu kembali ke kamarnya, ia membantu Noah untuk naik keatas ranjang, Cate kembali keluar untuk mengambil air minum.

"Minumlah.."

Noah menerima gelas itu dan meminumnya, "apa kau sudah merasa baikan? Noah ada apa dengan mu kenapa kau tiba tiba muntah? Apa kau belum makan?"

Noah menggeleng lemas, tubuhnya terasa sangat lemas ia memutuskan untuk berbaring sambil menutup matanya, "aku baik baik saja mom.." lirihnya. Cate melihat anak itu terpejam, ia menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

Wanita itu kembali keluar dengan wajah sedihnya, Noah belum sembuh total dan kini ia kembali sakit mengapa penderitaan selalu menghampirinya?

Cate duduk di salah satu sofa sambil memijat pelipisnya, "aku yang berdosa, aku melakukan perbuatan rendah dengan menjual tubuh ku. Aku tau itu salah, dan aku melakukannya karena terpaksa. Tapi, jika itu memang kesalahanku cukup hukum saja diriku, mengapa harus Noah yang menanggung semua akibatnya?"

Hatinya terasa sakit saat melihat anaknya menderita, ia merasa gagal menjadi seorang ibu untuk Noah, hidup Noah telah hancur dan ia tidak bisa melakukan apapun.

Cate terisak dalam diam, "aku tidak pernah mengeluh meskipun aku harus menjual tubuh ku demi membeli makanan, aku tidak mengeluh saat aku hidup miskin dan suamiku meninggalkanku, lalu kenapa sekarang anak ku harus ikut hidup menderita? Aku hanya wanita biasa, aku seroang ibu yang juga ingin melihat anaknya bahagia. Tidak kah cukup dengan membuat ku menderita? Noah, dia hanyalah remaja yang ingin menempuh pendidikan yang lebih tinggi, ia bahkan tidak pernah macam macam dalam hidupnya, kenapa dia harus dihukum atas kesalahanku? Kenapa Tuhan? Tidak masalah jika aku yang menderita, tapi ibu mana yang sanggup saat melihat anaknya yang menderita? Itu jauh lebih menyakiti hati ku."

Cate menegang dadanya yang terasa sangat sesak, melihat Noah terbaring lemah membuat hatinya tercabik cabik, ia bahkan tidak memiliki uang untuk membayar rumah sakit, ia masih belum memiliki pekerjaan apapun.

"Hiks... Tuhan.. manusia rendah ini tidak memiliki kebaikan apapun didunia, meskipun begitu aku tidak memiliki siapapun untuk memohon selain kepadamu. Berikan semua penderitaan kepadaku, dan jauhkan itu dari putraku. Hanya dia lah satu satunya alasanku untuk tetap hidup, hanya Noah yang aku miliki di dunia ini.. aku mohon.. aku mohon.. jangan membuatnya menderita.."

Tubuhnya bergetar, air matanya mengalir deras ia tak sanggup menahan Isak tangisnya, "mommy..."

Cate berbalik, ia sedikit terkejut saat tiba tiba merasakan seseorang menepuk bahunya, "Noah? A..apa yang kau lakukan disini?"

Cate berusaha menghapus air matanya dan tersenyum kearahnya, tapi Noah tidak begitu bodoh, ia tau ibu nya tengah menangis, itu terlihat sangat jelas matanya masih memerah dan wajahnya masih basah.

Noah duduk di bawah Cate, menyimpan kepalanya di paha wanita itu, "dunia sangat kejam bukan? Beberapa orang memiliki banyak harta, kebahagiaan dan cinta, kita justru sebaliknya. Hidup miskin dan menderita tidak memiliki apapun selain penderitaan. Mommy.. anak mu ini sudah dewasa jangan menyembunyikan apapun dari ku.. mari berbagi penderitaan karena hanya itu yang kita miliki. Aku akan merasakan apapun yang kau rasakan, jangan pernah menanggungnya sendiri. Aku disini.. hanya untuk mu.."

Cate sedikit tersentuh saat mendengar kata kata itu, ia mengelus rambutnya dengan lembut.

Ia menyeka air matanya dan berusaha untuk tersenyum, Cate mengangguk pelan, "itu benar, jika hanya penderitaan yang kita miliki maka itulah yang kita bagi."

Tapi, aku memutuskan untuk tidak akan membaginya untuk mu, Noah. Batinnya.

 OH DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang