Damian mengendarai mobil itu dengan kecepatan rata rata, ia tidak ingin Noah yang tengah tidur di pangkuannya terbangun.
Tiba tiba sebuah panggilan masuk, Damian menjawabnya dengan suara pelan.
"Aku masih di jalan, jangan mengganggu ku!"
"Tapi tuan, ini hampir setengah jam, klien sudah menunggu anda dari tadi tuan."
Damian menghela nafas kasar, "katakan saja untuk menunggu ku!"
"Tapi tuan.."
"Aku bilang aku masih di jalan, ya di jalan!! Apa kau tidak paham huh?!"
"Maafkan saya tuan, tapi kita bisa saja--"
"Baiklah baiklah, aku akan segera kesana!"
Mood nya turun drastis, untung saja Noah ada di dekatnya, jika tidak, emosinya bisa saja meledak lebih parah.
Damian tidak memiliki pilihan lain, sekilas ia melirik kearah Noah yang tengah tertidur pulas, bahkan ada aliran air yang mengalir dari bibir tipis itu.
Pria itu terkekeh geli, setelah menangis anak ini bisa tidur dengan lelap nya.
"Aku sudah mandi, kau tidak perlu menyiram ku dengan air liur mu lagi," gumam nya sambil sedikit tertawa.
Dengan telaten Damian membersihkan jejak basah di pipi Noah, lalu kembali mengendarai mobilnya.
Damian tiba di kantornya dua puluh menit setelah itu.
Para klien mendesah kesal, mereka jelas ingin marah tapi apa daya, siapa yang berani menuntut kepada Damian Morgan.
Mendengar marga nya saja orang sudah bergidik ngeri.
Damian membawa Noah kedalam ruangannya, ia sudah mengabari Nathan terlebih dahulu untuk menjaga Noah karena ia akan mengikuti meeting.
Damian membaringkan tubuh mungil itu di ruangan pribadi nya.
"Jaga dia baik baik!"
"Baik tuan!"
Setelah itu Damian melangkah dengan cepat keruangan meeting.
Satu jam kemudian..
Noah menggeliat di tidurnya, "enghh.. mommy.." lenguh nya sambil berusaha mengumpulkan kesadaran.
Yang saat ini ia pikirkan adalah, ia tengah berbaring di kamar nya, dan memanggil ibu nya untuk di buatkan makanan.
Noah duduk dengan mata yang sembab, rambut yang berantakan, dan menggaruk pipi nya.
"Mommy??"
Ia mengerjap beberapa kali hingga akhirnya sadar bahwa ruangan ini bukan kamar nya.
Terakhir kali yang ia ingat bahwa Damian akan mengantarnya pulang ke rumah, dan saat di mobil ia menangis lalu..
"SIAL, APA AKU TERTIDUR DI PANGKUANNYA?!"
Noah melompat dari tempat tidur nya, "aku harus pulang!!"
Ia membuka pintu itu, benar saja seperti apa yang ia duga, ini adalah ruang pribadi milik Damian yang ada di kantornya.
Ia keluar dari ruangan itu dan berjalan mendekati pintu.
Saat pintu terbuka, ia akan langsung melarikan diri, begitulah yang Noah pikirkan.
Dan tepat saat ia akan lari.
Bruk.
"Oh bitch, sial ini sakit," umpatnya sambil meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH DADDY
Random🔞PERINGATAN!!🔞 Ini cerita dewasa bernuansa LGBT, tidak masuk akal, banyak typo dan untuk pembaca yang terbiasa membaca cerita yang beralur berat dengan penulisan yang rapi, alur yang teratur dan masuk akal, mungkin akan kurang nyaman dengan cerita...