S I X

89.9K 7.6K 872
                                    

Selamat membaca🍑


🍏🍏🍏

" Cia mau pesan apa? " Tanya Selvia sembari menatap sahabatnya itu.

" Em—Mie ayam aja deh Via " Ucap Cia sembari menatap seisi kantin yang penuh.

" Minum nya? "

" Sama kayak Via aja— "

" Yaudah—Cia tunggu sini dulu ya, jangan kemana-mana " Ujar Selvia sembari berlalu pergi untuk membeli makanan.

Hari ini Farel dan Bima sedang ada sibuk, jadi mereka berdua tak bisa menemani adik mereka ke kantin.

Kembali pada Cia yang sedang sibuk menatap seisi kantin, Cia tahu jika para murid sesekali mencuri pandangan padanya.

Entah apa yang mereka pikirkan tentangnya, tetapi Cia tak akan peduli jika itu tak menganggu kenyamanan nya.

Saat mata Cia masih berkelana, tiba-tiba saja pandangan nya jatuh pada lima orang siswa, 4 cowok, 1 cewek yang sedang duduk di meja kantin paling pojok.

Dari kelihatannya mereka sepertinya adalah siswa populer, karena Cia melihat para siswi yang sesekali menatap ke arah empat cowok itu.

Tetapi selain itu, Cia juga melihat Alex—yang termasuk salah satu cowok di meja itu yang terlihat duduk sambil membelakangi nya juga sedang merangkul seorang siswi cantik yang populer, Andini Syafathari.

Cia memperhatikan para siswa itu dengan mata penasaran, atau lebih tepatnya pada Alex.

Merasakan seseorang memperhatikan nya, Alex segera menoleh ke arah belakang dan benar saja matanya segera bersinggungan dengan mata bulat itu, yang menatap nya dengan penasaran.

Melihat itu Alex tersenyum miring, menatap balik mantan pacar nya—yang dia putuskan saat cewek—Cia—itu kecelakaan. Brengsek? Ya itu memang seorang Alex.

Saat Alex mengetahui jika cewek itu amnesia, awalnya dia tak peduli dan meng-asumsikan jika itu hanyalah trik cewek itu untuk menarik perhatiannya—tetapi saat dia mengunjungi cewek itu untuk memastikan—dia sadar jika berita amnesia itu benar, apalagi saat melihat sorot polos yang tak di buat-buat itu---Alex merasakan sesuatu dalam dirinya bergejolak.

" Lex! Woi! Ngelamun lo? " Mata Alex mengerjab sesaat sebelum menoleh pada cowok bermata hazel itu—Zidan Begazro Ahmad—sahabat nya sejak sekolah dasar itu.

Alex mengangkat alis nya untuk merespon pertanyaan Zidan, sedangkan Zidan malah berdecak.

" Lo liatin siapa? Mangsa baru lagi? Sampe si Andin lo cuekin—" Ujar Zidan frontal tak peduli jika dia berkata di depan Andini.

" Si jidat! Kalo ngomong gak disaring dulu! " Sahut cowok berambut gondrong—Rafael Allardi—sahabat Axel sejak SMP—juga sahabat Zidan.

" Nama gue Zidan—Ardi! " Desis Zidan tak terima.

" Ck! Lo juga pake manggil gue Ardi! Ga ada keren-keren nya--- " Sungut Rafael tak mau kalah.

" Berisik lo pada! " Seru seorang cowok dengan manik berwarna biru—Virgo Merdovha—Sepupu seorang Alex.

Brak!

Transmigrasi Gadis Polos (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang