"Dia Amelia calon istri gue."
Mata bulat Cia mengerjap pelan, apa maksud suaminya ini?
"Calon istri? Bukannya udah ada aku yang jadi istri Virgo?" kedua alis Cia mengerut lembut.
Virgo berdehem pelan, lalu melingkarkan lengannya di pinggang Amelia dengan posesif.
"Lo emang istri gue, tapi sebentar lagi Amelia yang akan gantiin posisi lo." Virgo mencengkram pinggang Amelia kuat hingga membuat Amelia meringis sakit. Sadar dengan kelakuannya, Virgo mengendurkan cengkraman tangannya digantikan dengan sebuah elusan lembut.
Iris cokelat Cia membulat, dia akan di ceraikan begitu?
"Virgo ngomong apa sih?" tanya Cia menatap Virgo dengan lekat, meminta penjelasan.
"Gue tahu lo pasti paham dan mulai detik ini lo bukan istri gue lagi Grechia Armadani Putri. Lo sekarang bisa bebas dan lo juga bisa kembali sama keluarga lo." kata Virgo dengan raut seolah tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya, tapi siapa yang tahu dalam hati cowok itu.
Sebuah senyum tipis terbit di bibir ranum Cia, jadi dia akan menjadi janda dan akan dicemooh seperti mamanya di kehidupan lalu? Tangan Cia tanpa sadar mengepal, mengingat kenangan suram pada kehidupan lalunya.
"Nggak bisa. Cia nggak mau cerai sama Virgo."
Tanpa kedua orang itu sadari, Amelia menggigit lidahnya sendiri hingga berdarah dengan sorot matanya yang berkilat akan sesuatu.
"Lo nggak bisa nolak Cia." kata Virgo menekan setiap kalimatnya.
Cia menggeleng, "Nggak bisa!" air mata perlahan menetes dari iris cokelat Cia.
Virgo tertegun melihat air mata Cia yang mengalir dengan deras, tapi cowok itu hanya bisa mengepalkan tangannya dengan raut kaku.
"Amelia hamil anak gue, jadi dia harus jadi istri gue."
Deg!
"H-hamil?" Cia menatap perut Amelia yang memang agak sedikit buncit.
"Iya, sekarang lo paham kan?"
Air mata Cia semakin deras, gadis itu menggeleng kuat. "Nggak! Hiks! Cia nggak mau pisah sama Virgo!" isak tangis Cia tak tertahan.
"Lo harus Cia! Harus!" bentak Virgo dengan keras. "Lo harus terima, gue nggak mau anak gue lahir tanpa seorang ayah dan status yang jelas."
Kali ini Cia menatap Virgo dengan tatapan terluka. "Kalo memang kayak gitu, kenapa Virgo nikahin Cia hah?! Virgo anggap Cia boneka, hmm?"
"Lo harus ngertiin posisi gue Cia! Gue mohon jangan kekanakan!" ujar Virgo dengan nada putus asa.
"Ngertiin Virgo? Virgo aja nggak bisa ngertiin Cia!!" bayang-bayang kehidupan di masa lalu kini berputar bagai kaset rusak, bagaimana sulitnya Dina dalam menghadapi pandangan sebelah mata orang-orang di sekitar mereka. Para manusia yang merasa seolah mereka makhluk paling suci sedunia, membuat spekulasi yang tidak sesuai dengan kebenarannya.
Tidak, Cia tidak bisa mengalami hal yang sama seperti mamanya di kehidupan lalu.
Dengan putus asa Cia menatap Virgo yang seolah tidak merasakan apapun. Kemana tatapan penuh cinta itu? Kemana perlakuan lembut itu? Apa itu kalimat cinta saat itu hanya bualan? Tanpa sadar Cia tertawa kecil. Bukan tawa bahagia, tapi tawa putus asa.
"Sekarang lo pasti udah paham, nanti gue akan kirim surat cerai, yang harus lo tahu, sekarang lo bukan istri gue lagi Grechia Armadani Putri." ucapan Virgo terdengar mutlak dan tak menerima sebuah penolakan.